Anna menutup wajahnya yang sembab dengan Make Up tipis.Semalaman, dia tidak bisa tidur karena ter bayangi oleh perkataan Selena yang mengatakan jika saat dirinya bertaruh nyawa, justru Luke sedang berada dalam pelukan wanita jadi-jadian itu.
Marah, kesal, kecewa. Entahlah, Anna tak bisa menentukan perasaannya. Hanya saja, dia tidak bisa menghentikan aliran air mata yang dia sesali tak mau berhenti.
Jika saja Anna bisa, dengan senang hati Anna akan melempar Selena keluar dari rumahnya dan menutup pintu gerbang rapat-rapat agar wanita tak tahu malu itu tak akan pernah bisa kembali lagi ke rumahnya. Tapi, setelahnya, Luke pasti akan melakukan hal yang sama pada dirinya, melihat betapa berharganya Selena di mata suaminya.
Lalu, apa yang bisa di lakukannya sekarang? Apa dia bisa melakukan sesuatu? Jawabannya adalah tidak ada. Anna hanya bisa diam dan berpura-pura tuli dengan sekelilingnya. Toh, untuk komen pun hanya akan membuang tenaga, waktu dan kesabarannya mengingat posisinya di rumah ini tak lebih dari seorang pembantu. Tentu saja, sampai suaranya habis pun, Luke tidak akan mendengarkannya.
Klik!
Pintu kamarnya terbuka. Anna menoleh dan mendapati suami kurang ajarnya berdiri di sana dengan tampang sangarnya seperti biasa. Kelihatannya, Luke tidak ke kantor pagi ini, melihat Luke tidak memakai setelan formalnya. Luke memakai baju santai biasa. Dan terlihat—Manly.
Anna kembali menatap cermin. Melihat tampang Luke yang sangar-sangar menggemaskan sangat berbahaya untuknya. Anna tak bisa mengelak, jika dia terpesona sekaligus muak. Tentu saja bajingan seperti suaminya akan mudah mendapatkan wanita mana pun dengan ketampanan juga uangnya. Tak heran, jika jalang seperti Selena, rela berbuat apa pun demi menjadi jalang suaminya.
Anna mengambil tali rambut yang berada di kotak make up nya. Rambutnya yang panjang bergelombang dan sedikit pirang dia ikat dengan asal. Sebentar, Anna melihat kembali wajahnya yang sembab. Malu juga ‘kan, jika Luke atau pun Selena harus melihat ke mellow annya di hari se pagi ini?
Setelahnya, Anna mengambil tongkat untuk membantunya berjalan. Dia tidak mau pakai kursi roda. Dia masih sanggup berjalan dengan sebelah kakinya. Tidak mungkin juga, dia harus meminta bantuan Luke, yang akhirnya Luke akan mencibirnya atau melakukan hal lain yang akan membuat emosinya terpancing dan berakhir, perdebatan panjang dan runyam.
“Sok kuat banget ya kamu?”
Celetukan Luke yang tiba-tiba terdengar, membuat Anna menghela nafasnya pelan. Memang, tiada hari-hari tanpa berdebat dengan suami sangar menyebalkannya yang bernama, Luxander.
“Emang situ ada masalah ya? Bukannya bagus, jika saya tidak membuat kamu kerepotan,” balas Anna dengan sengit sambil terus berjalan melewati Luke walaupun sedikit tertatih. Kakinya sudah tidak begitu nyeri. Obat yang Peter berikan, sangat mujarab ternyata. Dia harus teratur meminumnya agar tak terlihat menyedihkan di mata suami beserta pasangan jalangnya.
“Nanti kamu jatuh, Anna!” geram Luke, melihat betapa keras kepalanya Anna. Pagi-pagi dia mendatangi kamar Anna karena berniat baik.
Walaupun sedikit, dia ingin menebus kesalahannya dengan membantu Anna beraktivitas. Mau tak mau, kecelakaan yang menimpa Anna dia lah penyebabnya.
Anna melirik Luke kilas. “Biarin! Nanti juga bisa bangun lagi,” jawab Anna sinis membuat emosi terpantik di antara mereka berdua.
“Dasar Keras kepala!”
“Dasar sok perhatian!”
Grep!
“Aww, apa yang kamu lakukan Luke? Turunkan aku!” teriak Anna begitu Luke menggendongnya seperti kemarin tanpa persetujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERK HUSBAND (Sudah Terbit)
Romansa⛔TERSEDIA VERSI CETAK DAN VERSI LENGKAP DI KARYA KARSA⛔ Apa yang kamu rasakan, saat pria yang menikahimu hanya ingin balas dendam? Kisah ini, tentang Annastasia yang harus rela menikahi Luxander, agar bisa terbebas dari hukuman penjara. Tapi, dia t...