Faray dan Vierna saling bergandengan tangan di tengah ramainya Mall. Tawa di antara mereka merekah layaknya tak ada hari menyebalkan setelah ini. Rasa asmara yang begitu kuat membuat mereka merasa hanya berdua di dunia ini, yang lainnya ngontrak.
"Faray, Vierna." Teriak seseorang dari balik keramaian. Mereka berdua tak sadar jika ada seseorang yang melihat kedekatan mereka. Faray memperhatikan seseorang itu tengah memegang lolipot besar bercorak pelangi.
"Tiya." Vierna terkejut melihat Tiya dan Ayu tengah berdiri memperhatikan mereka berdua tak percaya.
"Lo berdua, ngapain di sini? Nah, nah tu ngapain tangan lengket kayak prangko?" Tiya penasaran dan menyelidiki Vierna. Vierna gugup tak bisa menjawab, ia mencoba melepaskan genggaman tangan Faray, namun Faray tahan.
"Faray." Bisik Vierna memohon. Faray hanya memperhatikannya dengan senyuman termanisnya.
"Mereka perlu tahu Vier, cepat atau lambat mereka juga bakalan tahu kan?" Jelas Faray.
"Apa? Tahu apa? Apa yang tidak kita tahu?" Tiya kembali heboh. Sementara Ayu hanya bisa diam membiarkan Tiya yang mengintrogasi mereka berdua.
"Kita berdua udah jadian." Jelas Faray berhasil membuat Tiya dan Ayu bengong tak percaya.
"Serius?" Tanya Tiya menyakinkan.
"Hemm" jawab Faray, dan kali ini ia tak segan merangkul pundak Vierna.
"Bukannya kalian lagi berantem ya, bukannya Vierna udah nolak lo ya?" Tiya kembali meyakinkan kenyataan yang ia lihat.
"Ya buktinya gua sama dia sekarang kan? Makanya lo jangan kelamaan ngejomblo nggak baik. Mau sampai kapan ngejomblo? Nunggu Dora jadian dulu sama bapaknya Khong Ghuan, baru lo punya pacar." Ejek Faray berhasil membuat pipi Tiya merah padam. Penuh kejengkelan.
"Apaan sih lo Ray, gua jomblo-jomblo gini happy kok nggak nyusahin orang juga. Dan kalau nunggu Dora jadian sama bapaknya Khong Ghuan juga nggak bakalan jadi. Bapaknya Khong Ghuan lagi ternak mickey mouse. Biar nggak pacaran sama Donal Duck." Mendengar itu Ayu tersenyum tak kuat menahan tawa.
"Dasar gila lo." Ejek Faray
"Eh Ayu, Tiya. Kalian cuman berdua di sini?" Tanya Vierna mengalihkan topik pembicaraa.
"Iya Vier, Winia masih belum boleh keluar jauh-jauh dari rumah." Jawab Ayu.
"Lagian dia juga pasti betah di rumah, beb. Si Kembar kan udah boleh pulang." Kali ini Faray menambahkan jawaban Ayu.
"Hah Beb?" Teriak Tiya membelalakan matanya ke arah Faray.
"Apaan sih." Faray tak terima dengan sikap Tiya.
"Lo tu ya, zaman udah modern masih manggil Beb, yang kerenan dikit kek. Ayah Bunda gitu, atau Abi Umi kan lebih keren. Biar kayak anak SD jaman sekarang bisa ngucapin Happy Anniversery di Facebook. Selamat dua bulan jadian bunda. Jangan lupa mimpiin ayah ya." Cerocoh Tiya tak henti-hentinya.
"Dasar cewek aneh lo." Faray mulai enggan berlama-lama dengan Tiya. Untung temennya Vierna, kalau bukan udah di buang di rawa-rawa dah tu anak.
"Ya udah mending gua bawa Tiya pergi aja ya. Kalian mau kemana?" Tanya Ayu sebelum menyeret Tiya beranjak dari tempat itu.
"Gua sama Faray mau nonton dulu. Oh ya nanti ketemu di rumah Winia ya. Sekalian kita jenguk Kenzo dan Kenneth." Ajak Vierna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars & Pluto (Sudah Terbit)
Teen FictionPernahkah kalian merasa bahwa dunia ini tidak begitu adil, kebohongan bertebaran dimana-mana, kenyataan pahit yang diterima. Kisah ini mungkin tak akan habis, tak akan musnah. satu persatu mereka datang silih berganti. Kenyataan yang tak pernah ku t...