"Malam tadi lo beneran gak kehujanan? Gak pilek kan? Gak demam kan?"
"Hm?"
Bintang yang baru melepas helmnya terlihat kebingungan. Dia pasti bingung kenapa gue nyerocos sendiri.
Malam tadi habis Dirga pulang, gue langsung booking Bintang buat ngantar gue pagi ini. Gue gak mau bareng Bang Onu si ngaret, dan gak mau bareng Bang Han si bucin. Mending sama Bintang, keamanan dan keselamatan terjamin plus plus.
Buktinya, cuman butuh 10 menit dari rumah gue ke sekolah berkat Bintang dan motor scoopy-nya yang sekarang terparkir rapi di parkiran.
Gue mengisyaratkan dengan gerakan mulut 'bukan-lo, gue-lagi-nelpon'. Bintang langsung ber-oh ria, lalu tersenyum masam.
"Iyaaa, gue sehat wal afiat, Reishanaaa."
Gue menghela napas lega.
"Sekarang lo dimana?"
"Udah di aula, udah diriasin, udah pakai kostum juga."
"Ih kok duluan?! Curang," gerutu gue lewat telepon.
Sebenarnya lebih enak ngomelin Dirga langsung sih, tapi gue lagi nunggu Bintang yang lagi ngerapiin seragamnya. Dia hari ini pake seragam batik—berhubung sekolah nyuruh semua muridnya pakai seragam di hari kamis yang manis ini—, sedangkan gue pake kaos bebas dan celana jeans biasa karena kostumnya udah disiapin di aula.
"Hehe. Udah lo buruan kesini. Masa duluan pangeran daripada putrinya sih?"
"Ish, iya. Otw kesana," balas gue. "Assalamualaikum."
Gue segera menutup telepon setelah Dirga membalas salam. Gue masukin dah tuh hp ke tas ransel yang isinya cuman botol air minum, kamera polaroid, sama peniti buat jaga-jaga.
"Udah telponan sama pangerannya?"
Gue mendelik. "Suka banget lo ngegodain gue kek Kak Sean sama Kak Hari. Iri bilang bos."
"Ih ngapain iri?" balas Bintang yang akhir-akhir ini suka nyebelin. "Lo gapapa kan gak usah gue antarin ke aula?"
Gue menggeleng sambil tersenyum tipis. "Selow."
"Kalo gitu gue nyamperin guru pembimbing dulu di ruang guru. Nanti gue nontonin lo di aula sekalian sama Seth. Semangat, Shan! Pokoknya lo harus tampil sebaik mungkin. Oke?"
"Oke bos!"
Gue belagak hormat ke Bintang, terus dadah-dadah.
Alhasil gue sendirian di parkiran, tepatnya di depan sekretariat. Gak sepi-sepi amat sih. Masih keliatan beberapa panitia classmeeting yang lagi nyiapin aula sama anak-anak yang bakal main drama musikal.
Kita emang disuruh ke sekolah dari jam 5, biar penata riasnya gak kerepotan harus ngedandanin orang sebanyak ini. Untung Bintang mau-mau aja, ya walaupun tadi dia ngejemput gue hampir jam setengah 6. Gapapa lah ya.
Gue naik ke teras sekretariat, biar sekalian aja gitu ke aula lewat tangga samping berhubung dua bangunan ini deketan jaraknya.
Eh, di depan ruang sekretariat, gue malah ketemu Kak Josh yang kebetulan baru keluar dari situ. Habis rapat kecil kali ya.
"Ha-halo, kak," sapa gue yang masih kaget. Soalnya pas banget sih gue baru naik, eh dianya udah nongol aja tepat di hadapan gue.
"Selamat pagi, Shana," balas Kak Josh sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya. "Mau ke aula kan? Yuk bareng."
"Ah, iya, kak."
Masih syok gue, ditambah diucapin selamat pagi lagi. Huhu makin kegirangan aja hati gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga ; [LDK] ✔️
Fanfiction"bang dirga jadi beda kalo sama lo doang, shan." ↪️[non baku ; lokal] ▶️dec 2019 ©rfashua