dua belas

603 64 1
                                    

"SHANA!" Elaine nyundulin kepalanya di pintu kelas gue. Mana teriakannya nyaring lagi.

"IYEEE! TUNGGU BENTAR!" bales gue sambil ngembaliin buku yang di atas meja ke dalam tas.

"Gak ngantin, Shan?" tanya Bintang yang baru aja berdiri dari duduknya.

Gue menggeleng. "Gue ada rapat ekskul, Bi. Nanti deh, kalo sempet gue nyusul lo ke kantin."

"Oke." Bintang keluar kelas lalu belok ke kanan, kayaknya sih mau nyamperin Seth biar dianya ada temen ngantin.

Gue nyamperin Elaine yang mesem-mesem habis nyapa si Bintang. Heran gue, semua cogan di sekolah disikat sama dia.

"Napa lo? Sawan ya?"

El noyor kepala gue sambil bilang, "Enak aja lo?! Udah deh mending kita buruan ke sekretariat!"

Pasrah aja gue ditarik-tarik sama Elaine yang bacotnya kebangetan.

•••

Gue, El, dan seluruh anak ekskul drama kelas sepuluh dan sebelas lagi duduk bersila sekaligus nunggu Kak Erlangga buka suara tentang rapat hari ini. Gak lama Kak Erlangga masuk ruang sekretariat dengan catatan kecil di tangannya.

"Perhatian semuanya!" kata Kak Erlangga tegas di depan kita semua yang lagi duduk. "Hari ini kakak bakal bahas tentang pentas seni yang udah jadi tradisi sekolah setiap habis ulangan semesteran. Nah, kayak biasa, pensinya akan diadakan waktu penutupan classmeeting setelah semua mata lomba selesai dilaksanain."

"Untuk ekskul drama, kakak udah daftarin buat ikut pensi. Tema kita kali ini tentang dongeng klasik, dimana seorang pangeran menyelamatkan sang putri. Osis minta kita buat nampilin drama musikal. Jadi mau gak mau kita harus ngajak beberapa anak padus untuk meranin beberapa peran. Kakak juga udah nentuin anak drama yang kiranya cocok sebagai pemeran utama. Tenang aja, seluruh anggota drama bakal ikut semua. Kakak harap kalian bisa bekerja sama dengan baik nantinya," lanjut Kak Erlangga panjang lebar. Dia lalu nempelin catatan kecil yang dibawanya ke mading sekretariat.

Elaine goyang-goyangin tangan gue heboh. "Ih siapa ya pemeran utamanya, Shan? Kepo gue!"

"Paling kakel kelas sebelas atau dua belas. Mana mungkin kita dipilih buat meranin putri dongeng," jawab gue datar dan ngebuat El cemberut.

"Hmm, iya juga. Padahal gue pengen banget jadi peran utama bareng Kak Erlangga. Ini kan kesempatan terakhir gue buat bikin kenangan sama Kak Erlangga."

Iya juga, jadi kasian sama El. Dia udah lama naksir Kak Erlangga tapi belum berani buat ngungkapin perasaannya. Padahal Kak Erlangga udah kelas dua belas dan bentar lagi mau lulus. Katanya dia gamau maksa Kak Erlangga suka terus pacaran sama dia.

Gue cuman bisa nepuk pelan punggungnya Elaine.

"Bisa kalian lihat daftar nama beserta perannya di kertas yang udah kakak tempel di mading. Karena dua minggu lagi kita udah ulangan akhir semester 1, jadi latihan dimulai hari ini dan bakal terus latihan setiap pulang sekolah pada hari selasa dan kamis di aula. Waktu ulangan nanti, kami beri kalian kelonggaran untuk gak latihan selama ulangan. Tapi nantinya bakal diganti ke hari sabtu dan minggu," jelas Kak Erlangga. "Semua wajib ikut latihan pulang sekolah hari ini. Paham?"

"PAHAM, KAK!"

"Oke. Kalau gitu kakak duluan ya. Selamat pagi," ucap Kak Erlangga dengan eye smile khasnya dan berlalu keluar dari ruang sekretariat.

Dirga ; [LDK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang