Chapter 13 || Makan Bersama.

55 12 2
                                    

•~~~•

.

.

.

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Alhamdulillaah ... atas izin Allah, Pasha bisa melanjutkan cerita ini.

“Ini Tentang Aku, Fathia”

Semoga kalian suka, ya, sama ceritanya. Semoga ada hikmah yang bisa kita ambil dalam cerita ini. Semoga bermanfaat, ya! Aamiin. Btw, cerita ini diikutsertakan dalam event Nulis Novel Bebas (NuNoBe) Noia aiepublisher Pasha minta do’a sekaligus dukungannya, ya, dari kalian.

Jangan lupa tetap jadikan Al-Qur’an sebagai bacaan utama dan favorit kita.

Happy Reading!!!

Syukran wa jazaakumullaahu khairan katsiiran, orang baik. 🤍

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

.

.

.

࿐⃨⃔⃕✰••••✯✯••••࿐⃨⃔⃕✰

Hidayah bisa datang kapan saja, melalui perantara apapun. Bisa jadi, selama ini kita sudah banyak melewatkan kesempatan itu. Mari, renungkan! Tuhan yang tidak peduli? Atau kita yang buta dan tuli?”

࿐⃨⃔⃕✰••••✯✯••••࿐⃨⃔⃕✰

   Ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan, saat itulah kita lupa bahwa Allah sedang mengatur segala sesuatu yang terbaik untuk kita.

   Dalam hidup, ada saatnya kenyataan tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun, hal itu tidaklah menjadi alasan untuk kita tidak bersyukur atas segala kehendak-Nya. Segala kepahitan dalam hidup harus kita hadapi agar cepat berlalu, tentunya kita bisa memetik pelajaran dari semua itu. Kita harus melupakan apa dan siapa yang menyakiti kita, agar luka di hati kita tidak terasa selamanya. Daripada mengkhawatirkan apa yang belum terjadi, lebih baik mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Perbaiki apa yang salah dan teruslah melangkah. Jangan pernah ragu untuk percaya pada Allah. Ingatlah selalu, bahwa Allah sebaik-baiknya perencana. Allah Sang Penulis Skenario terbaik.

   Saat ini, Thia dan teman-temannya berada di belakang aula pesantren. Aula pesantren ini biasa digunakan untuk bandongan setiap sehabis Shubuh, sekitar pukul enam sampai setengah delapan pagi. Letaknya berseberangan dengan asrama santriwan. Bandongan adalah istilah populer di kalangan santri dalam model pengajian klasik dan searah. Baik Kyai maupun guru lainnya menyampaikan materi pelajaran secara lisan, yakni dengan membacakan kitab tertentu. Sementara para santri duduk mengelilingi Kyai dan menyimak sambil menuliskan maknanya di kitab masing-masing. Para santri baik putra maupun putri mengikuti kegiatan di aula tersebut. Meskipun demikian, mereka tetap diberi batasan, dipisah antara santriwan dengan santriwati. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan meskipun hanya sekedar saling beradu pandang dengan lawan jenis.

Ini Tentang Aku, Fathia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang