#9

37 5 0
                                    

Jaehwan melihat sebuah kotak bewarna biru ditangannya yang sudah dibungkus dengan rapih. Pada akhirnya, Jaehwan tetap mengikuti usul Jihoon untuk memberikan Guanlin coklat di tanggal 20 Mei ini.

Jaehwan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya setelah memantapkan hati untuk melangkah menuju gedung Fakultas Arsitektur. Namun, tiba-tiba saja seorang membuat Jaehwan harus batal mengambil langkah pertamanya.

"Jaehwan!"

Jaehwan menghela nafas kesal, lalu menoleh pada Jihoon yang sedang berlari mendekatinya sambil membawa sebuah kotak berwarna pink yang sudah dia bungkus dengan rapih, beserta sebuah USB dengan bentuk kelinci ditangannya.

"Kamu mau pergi ke gedung Fakultas Arsitektur?"

"Iya."

"Kebetulan sekali! Kamu pasti akan melewati gedung Fakultas Teknik 'kan? Kalau kamu bertemu Woojin, aku titip ini ya?"

Jihoon menyerahkan kotak bewarna pink ditangannya dan USB kelinci itu pada Jaehwan yang bahkan belum menyetujui permintaan Jihoon.

"Kamu mau menyerahkan coklat pada Woojin juga? Dia 'kan tidak merayakan Chinese Valentine's Day?"

"Aku hanya ikut-ikutan kamu saja sih, sekalian untuk pendekatan dengan Woojin boleh juga 'kan?"

Jaehwan berusaha bertahan untuk tidak menjitak kepala sahabatnya yang sedang tersenyum manis tanpa dosa padanya.















#9















Jaehwan berdiri di depan pintu masuk gedung Fakultas Teknik. Jaehwan memutuskan untuk memberikan barang titipan Jihoon terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Guanlin. Jaehwan tidak ingin Guanlin curiga kalau melihat Jaehwan membawa dua kotak coklat.

Tidak perlu menunggu waktu yang lama, Jaehwan melihat Woojin sedang berjalan menuju gedung Fakultas Teknik. Dengan cepat, Jaehwan langsung mencegah Woojin untuk masuk membuat Woojin menatap Jaehwan dengan tatapan heran.

"Ada apa?"

"Ini coklat untuk kamu. Jihoon menitipkan coklat ini padaku untuk diserahkan padamu. Jihoon juga menitipkan USB ini padaku, sepertinya USB itu berisi tugas video yang kamu minta kemarin."

Jaehwan menyerahkan kotak bewarna pink dan USB kelinci yang dititipkan Jihoon pada Woojin, yang diterima oleh Woojin sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan. Setelah itu, Woojin sedikit menengok ke belakang, melihat Guanlin yang secara kebetulan sedang berjalan melewati gedung Fakultas Teknik. Senyum smirk terukir diwajah Woojin melihat waktu yang tepat ini.

"Wah, terima kasih sudah memberikan coklat ini padaku. Bahkan kamu sudah mengerjakan tugasku semalaman ya? Aku tau kamu memang sangat menyukaiku sampai seperti ini."

Guanlin menghentikan langkahnya. Guanlin dapat mendengar itu, tentu saja, Woojin dengan sengaja berbicara dengan suara keras. Bahkan Woojin juga sengaja merangkul Jaehwan membuat posisi Jaehwan sekarang membelakangi Guanlin sehingga Jaehwan tidak bisa menyadari kehadiran Guanlin disana. Woojin dengan sengaja mencium pipi Jaehwan.

Guanlin mengepalkan tangannya melihat apa yang Woojin lakukan pada Jaehwan, sementara Woojin tersenyum penuh kemenangan pada Guanlin. Guanlin memutuskan untuk berbalik badan dan memilih jalan lain untuk pergi ke gedung kampusnya melewati jalan yang sedikit lebih jauh, karena harus memutar gedung utama kampus terlebih dahulu.

Setelah beberapa kali mencona melepaskan diri dari rangkulan Woojin, akhirnya Jaehwan bisa melepaskan diri dari rangkulan Woojin setelah Guanlin pergi karena Woojin memang sengaja melepasnya.

"Kamu bicara apa sih? Itu bukan dari aku, tapi dari Jihoon! Jangan buat orang lain salah paham dong."

Jaehwan mengusap pipinya dengan kasar seakan berusaha menghapus bekas ciuman dari Woojin sebelumnya, lalu Jaehwan segera mengambil langkah untuk menghindari Woojin.

"Setelah ini kamu mau pergi ke gedung Fakultas Arsitektur?"

"Bukan urusanmu!"

"Kamu ingin memberikan coklat untuk Guanlin juga?"

Jaehwan menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Woojin yang sekarang sudah berjarak lumayan jauh darinya. Jaehwan diam dan memberikan tatapan kesal pada Woojin, tidak memberikan Woojin jawaban sama sekali.

"Seakan Guanlin akan menerimanya saja."

Woojin tertawa remeh sebelum berjalan masuk ke dalam gedung Fakultas Teknik, meninggalkan Jaehwan yang ekspresinya sudah berubah. Jaehwan mulai khawatir Guanlin akan menolak coklatnya setelah mendengar kalimat Woojin barusan.








+++









Jaehwan hanya diam didepan pintu masuk studio Fakultas Arsitektur sambil menimbang-nimbang dengan ragu untuk memegang gagang pintu studio Fakultas Arsitektur. Sebelum Jaehwan mayakinkan hatinya untuk membuka pintu tersebut, pintu itu sudah terbuka lebih dulu oleh orang dari dalam. Orang itu adalah Guanlin, yang sedang membawa sebuah maket di tangan kirinya.

"Oㅡoh, Guanlin."

Guanlin hanya diam dengan ekspresi datarnya, tidak membalas sapaan dari Jaehwan. Namun, Jaehwan tampaknya masih belum peka dengan suasana hati Guanlin saat ini.

"Kamu tampaknya kesulitan membawa maket itu? Apa perlu aku bantu?"

"Tidak."

"Aku bisa membantumu!"

Jaehwan mengambil maket tersebut dari tangan Guanlin, namun dengan cerobohnya Jaehwan menjatuhkan maket tersebut hingga hancur berantakan di atas lantai. Jaehwan membulatkan matanya, terkejut sekaligus takut ketika menyadari apa yang sudah dilakukannya.

"Guanlin... mㅡmaaf..."

Tentu saja, dalam hati Guanlin sangat marah melihat maket yang sudah susah payah dikerjakannya sekarang sudah hancur dan berngakan. Namun, entah mengapa Guanlin tidak bisa meluap emosinya saat melihat ekspresi ketakutan dari Jaehwan.

"Tidak apa-apa."

Hanya kalimat itu yang dapat Guanlin berikan pada Jaehwan sebelum kembali masuk ke dalam studio. Jaehwan memunguti serpihan maket milik Guanlin itu sambil memajukan bibirnya.

"Kenapa tiba-tiba dia jadi dingin padaku?"















TO BE CONTINUED

[ PANHWAN ] STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang