#8

42 5 0
                                    

Woojin mengatur nafasnya sambil bersandar pada tembok, merasa lelah setelah menghindar dari Jihoon. Entah mengapa Woojin merasa sangat risih jika Jihoon berada disisinya.

Tanpa sengaja, pandangan Woojin tertuju pada Jaehwan dan Guanlin yang sedang bertatapan. Woojin tidak suka melihat itu. Tanpa pikir panjang, tanpa motifasi apapun, Woojin segera berjalan mendekati mereka.

"Kim Jaehwan!"

Baik Jaehwan dan Guanlin, keduanya sama-sama terkejut melihat Woojin tiba-tiba saja mendekati Jaehwan sambil meneriaki nama Jaehwan dengan keras.

"Woojin? Ada apa?"

Guanlin bertanya. Dalam hatinya juga bingung setelah mendengar Woojin memanggil Jaehwan tanpa embel-embel sunbae/hyung. Guanlin mulai mempertanyakan sejauh apa kedekatan Woojin dan Jaehwan karena Woojin bisa memanggilnya seperti itu.

"Bukan urusanmu. Aku pinjam dia dulu ya."

"Ehㅡapa?!"

Tanpa menunggu jawaban Jaehwan, Woojin langsung menarik lengan Jaehwan, bahkan Woojin juga tidak menyadari kalau Guanlin yang ditinggalkan disana sudah memasang ekspresi yang seram.















#8















Woojin berhenti tepat di kantin gedung Fakultas Arsitektur. Sebetulnya, Woojin tidak tahu apa yang harus dilakukannya dengan Jaehwan sekarang. Beruntung Woojin teringat kalau buku Ilmu Politik Korea masih tersimpan rapih didalam tasnya. Woojin membanting tas ranselnya diatas meja untuk mengambil buku itu lalu meletakkannya tepat dihadapan Jaehwan.

"Kenapa dengan buku itu?"

"Aku menulis tugas yang kemarin diberikan oleh dosen pada halaman 25. Buatkan tugasnya untukku."

"Membuat video tentang politik itu 'kan? Aku tidak pintar mengedit video."

"Aku tidak tanya kamu bisa mengedit video atau tidak. Kerjakan tugasku, atau aku akan memberitahu Guanlin kalau kamu suka padanya?"

Jaehwan membulatkan matanya mendengar ancaman andalan Woojin. Jaehwan segera menggelengkan kepalanya.

"Aku juga akan minta bantuan Jihoon untuk mengeditkan video untukku. Jihoon itu pintar mengedit video loh? Bagaimana kalau kamu minta bantuan Jihoon saja?"

"Tidak mau. Aku minta dikerjakan oleh kamu. Aku tidak peduli itu dikerjakan oleh siapa nantinya. Yang jelas tugasnya harus sudah diserahkan padaku sebelumㅡ"

"Woojin, cukup."

Woojin terdam. Woojin dan Jaehwan menoleh pada sumber suara yang menyebut nama Woojin itu. Itu suara Guanlin. Jaehwan sedikit merinding melihat ekspresi Guanlin saat ini, terlihat sekali kalau Guanlin sedang marah.

"Sudah aku bilang ini bukan urusanmu! Kenapa kamu menyusul?"

"Aku dan Jaehwan sunbae sedang mengerjakan tugas. Aku ingin membawa Jaehwan sunbae kembali untuk mengerjakan tugas bersama."

"Bisa dikerjakan untuk nanㅡ"

"Ini tugas kelompok."

Dengan terpaksa Guanlin berbohong pada Woojin. Namun, karena ekspresi seriusnya, berhasil membuat Woojin diam membisu dan terpaksa menuruti apa yang dimau Guanlin.

"Ingat apa yang aku perintahkan tadi."

Woojin menggendong tas ranselnya kembali sebelum pergi meninggalkan Jaehwan bersama dengan Guanlin yang masih menatap tajam pada Woojin. Setelah Woojin pergi, Guanlin merangkul Jaehwan untuk menenangkan Jaehwan.

[ PANHWAN ] STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang