Jaehwan berjalan masuk ke dalam kelas dengan langkah kaki yang diseret. Sejujurnya, Jaehwan sangat ingin membolos saja untuk hari ini, sebab Jaehwan sangat lelah setelah menjadi panitia ospek sampai pukul 6 sore, dan baru bisa sampai rumah untuk beristirahat pukul setengah tujuh malam. Jaehwan merasa masih memerlukan istirahat lebih.
"Kenapa kampus ini tidak memberikan libur special untuk panitia ospek sehari saja, sih? Ah, kejam sekali!"
Jaehwan mengomel sambil meletakkan tas nya dengan kasar diatas meja, membuat seorang yang sedang menidurkan kepalanya diatas meja terkejut karena perbuatan Jaehwan yang tiba-tiba.
"Hey, kamu mengganggu saja! Tidak lihat apa aku sedang tidur?"
Jaehwan menolehkan kepalanya pada sumber suara setelah, dan baru saja menyadari bahwa disebelahnya sudah ada seorang yang duduk disana lebih dahulu. Seorang yang sangat Jaehwan ingat.
"Park Woojin?"
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ#2
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤJaehwan terkejut melihat Woojin yang berada disatu kelas dengannya. Memang, Jaehwan harus mengulang mata kuliah ini. Salah satu mata kuliah umum yang sangat tidak ingin Jaehwan mengerti, Politik Korea. Mendapatkan nilai E dalam mata kuliah ini membuat Jaehwan harus mengulang kembali, wajar saja jika Jaehwan akan satu kelas dengan mahasiswa baru. Tapi Jaehwan tidak pernah membayangkan kalau akan satu kelas dengan Woojin.
"Maㅡmaafkan aku!"
Jaehwan membungkuk pada Woojin, tapi tampaknya Woojin tidak memperdulikannya dan langsung kembali membenamkan wajahnya pada meja. Sepertinya Woojin akan melanjutkan tidurnya. Jaehwan menghela nafas lega lalu dengan cueknya duduk di bangku yang berada disebelah Woojin. Tanpa disangka-sangka, Woojin mengangkat kepalanya secara tiba-tiba dan itu membuat Jaehwan terkejut.
"Siapa bilang kamu boleh duduk disitu?"
"Aku membayar uang kuliah juga loh, jadi aku bisa duduk dimanapun aku mau 'kan?"
"Terserahlah."
Kali ini Woojin tidak kembali melanjutkan tidurnya, Woojin hanya mengalihkan pandangannya dari Jaehwan. Tidak perlu menunggu lama, dosen mereka sudah masuk ke dalam kelas mereka. Kelas dimulai dengan perkenalan terlebih dahulu. Karena Jaehwan sudah mengenal dosen ini sebelumnya, Jaehwan memanfaatkan waktu perkenalan ini untuk berkirim pesan dengan Jihoon selama satu jam pertama yang digunakan dosennya untuk perkenalan.
ㅤ
Jaehwan Kim
Jihoon! Aku satu kelas dengan Park Woojin.ㅤ
Jihoon Park
Apa? Enak sekali!
Aku mengulang mata kuliah yang sama tapi kenapa aku harus satu kelas dengan si jahil Lai Guanlin ini.
Baru hari pertama masuk dia sudah mengusili aku dengan menaruh susu kotakku diatas proyektor kelas.
ㅤJaehwan berusaha menahan tawanya setelah membaca balasan chat dari Jihoon, namun juga terkejut membaca cerita Jihoon. Jaehwan tahu kalau Guanlin itu tinggi, sangat tinggi, tapi Jaehwan tidak pernah membayangkan kalau Guanlin bisa mencapai proyektor kelas yang diletakkan cukup tinggi, di langit-langit kelas.
ㅤ
Jaehwan Kim
Aku cemburu sekali ... T_T
Aku ingin satu kelas dengan Guanlin!ㅤ
Jihoon Park
Hari ini dia terlihat sangat tampan loh!
Kamu pasti menyesal tidak melihat ketampanannya
Sayang sekali~ㅤ
Terlihat dari balasannya, sepertinya Jihoon ingin membuat Jaehwan semakin iri. Dan itu sukses membuat Jaehwan benar-benar iri. Jaehwan memajukan bibirnya karena sebal, Jaehwan ingin melihat Guanlin juga."Kamu suka pada Guanlin?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Woojin itu membuat Jaehwan terkejut, hampir saja melompat dari tempat duduknya kalau saja Jaehwan tidak ingat kalau saat ini sedang jam perkuliahan sudah berlangsung.
"Kamu mengintip isi chat aku dengan temanku?"
Woojin memasang smirk di wajahnya yang mebuat jantung Jaehwan berdegup kencang, bukan karena Jaehwan sedang jatuh cinta, tapi Jaehwan takut kalau Woojin membaca bagian Jaehwan membicarakan soal Guanlin dengan Jihoon. Masalahnya, Woojin ini teman Guanlin.
"Aku hanya membaca bagian saat kamu dan temanmu membicarakan soal Guanlin. Sebuah berita bagus. Apa sebaiknya aku beri tahu Guanlin soal ini?"
Benar, dia membacanya.
"Jangan!"
Jaehwan berusaha mati-matian untuk tidak berteriak karena sekarang masih jam perkuliahan, tapi Woojin nampaknya benar-benar ingin membuat Jaehwan takut. Kalau Woojin benar-benar memberitahu soal ini pada Guanlin dan membuat Guanlin menjauh darinya, itu buruk. Jaehwan tidak mau itu terjadi.
"Baiklah, aku akan tutup mulut. Tapi, kamu tahu kalau tutup mulut itu harus ada bayarannya 'kan?"
"Kamu ingin berapa?"
Sungguh, Jaehwan benar-benar tidak bisa berfikir jernih saat ini. Berapapun yang Woojin minta akan Jaehwan berikan asalkan Guanlin tetap tidak tahu soal ini. Woojin tidak membalas pertanyaan Jaehwan, Woojin melirik dosennya yang sudah mulai masuk dalam materi lalu kembali menoleh pada Jaehwan sambil menyerahkan selembar kertas pada Jaehwan.
"Rangkum semua penjelasan mata kuliah hari ini untukku, aku ingin tidur. Ingat, harus rapih dan dapat dibaca. Kalau kamu tidak mau aku akan benar-benar memberitahukan ini pada Guanlin."
Woojin membenamkan wajahnya pada meja, tidak memperdulikan Jaehwan yang hanya bisa diam, speechless. Jujur, tulisan Jaehwan itu jelek, loh?
ㅤ
Diam-diam, tanpa Jaehwan sadari, Woojin memperhatikan Jaehwan sambil tersenyum melihat Jaehwan yang sedang serius memperhatikan penjelasan dosen sambil mencatat beberapa hal penting pada kertas yang diberikan Woojin tadi.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤTO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
[ PANHWAN ] STAY WITH ME
FanficJaehwan, mahasiswa Jurusan Seni Musik semester tiga yang masih setia menyandang status jomblo sampai saat ini. Sejauh ini, Jaehwan mengaku belum pernah merasakan namanya jatuh cinta. Namun, semua berubah ketika temannya memaksa Jaehwan untuk menjad...