#15

57 3 1
                                    

"Kelompok 3 ini benar-benar mempersiapkan materi dengan matang. Penjelasan materi juga sangat dalam. Kelompok terbaik dari seluruh kelas."

Woojin dan seluruh anggota kelompok lain tersenyum bangga mendengar pujian dari sang dosen, kecuali Guanlin yang hanya menundukkan kepalanya sejak mengakhiri presentasi kelompoknya.

"Terima kasih sudah membantu aku mendapat nilai baguㅡ"

Tepat setelah Woojin menepuk pundak Guanlin, tubuh Guanlin terjatuh dengan keadaan tidak sadarkan diri. Terlihat tetesan darah di kertas bahan presentasinya. Tidak hanya Woojin, teman satu kelompok mereka dan seluruh mahasiswa disana panik setelah melihat Guanlin jatuh pingsan.

"Cepat telepon ambulance!"















#16















Jihoon berlari mendekati Woojin yang masih mondar-mandir di depan ruang UGD, menunggu Guanlin yang masih dalam pemeriksaan dokter. Meskipun sebetulnya Jihoon masih marah para Woojin, tapi mendengar sepupunya masuk rumah sakit membuat Jihoon mau tidak mau menemui Woojin juga setelah Woojin meneleponnya.

"Ada apa ini?"

"Guanlin pingsan setelah menyelesaikan presentasi tadi. Sejak tadi dia sakit tidak?"

"Pagi sebelum berangkat dia bilang dia demam lagi sih. Aku tidak tau kenapa Guanlin sering sekali pusing dan demam akhir-akhir ini."

"Dia sering demam dan kamu tidak menyuruh dia untuk pergi ke rumah sakit? Kamu bahkan membiarkan dia pergi ke kampus pagi tadi?"

"Mㅡmaaf..."

Woojin mengacak-acak rambutnya. Baru saja Jihoon ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Guanlin, dokter sudah keluar dari ruang UGD.

"Ada keluarga dari pasien disini?"

Woojin menyikut lengan Jihoon, lalu memberi kode seakan memerintahkan Jihoon agar mengaku sebagai keluarga Guanlin, karena saat ini memang hanya Jihoon yang memiliki hubungan darah dengan Guanlin, Woojin sudah menghubungi orang tua Guanlin namun masih dalam perjalanan. Seakan Jihoon mengerti dengan kode Woojin, Jihoon mengangkat tangannya pada dokter dihadapan mereka.

"Sㅡsaya..."

"Bisa ikut saya sebentar? Saya akan menjelaskan keadaan pasien didalam."

"Saya sudah bisa menjenguk pasien, dok?"

Itu Woojin yang bertanya. Woojin khawatir sahabatnya itu pasti sudah siuman. Guanlin pasti akan bingung saat menyadari kalau dia sudah berada di rumah sakit.

"Bisa. Pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat di lantai 7 nomor 101."

"Baik, terima kasih."

Woojin membungkuk sopan pada dokter tersebut lalu pergi menuju lift rumah sakit, meninggalkan Jihoon dan dokter yang masuk ke dalam UGD.

Dugaan Woojin benar, Guanlin memang sudah sadar. Woojin menghampiri Guanlin yang masih tampak kebingungan saat menyadari dia sudah tidak berada di kampus.

"Aku dimana?"

"Rumah sakit. Kamu pingsan setelah presentasi."

Ingatan Guanlin kembali saat Guanlin sudah mengatakan kata penutup diakhir presentasinya, tiba-tiba saja darah menetes dari hidungnya, dan setelah itu kesadarannya hilang.

[ PANHWAN ] STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang