#12

36 5 3
                                    

"Selamat datang untuk mahasiswa baru. Kebetulan sekali, saat ini Universitas kita sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-70! Untuk merayakan ulang tahun Universitas ini sekaligus menyambut datangnya mahasiswa baru angakatan 2020, Universitas kita memberikan beberapa penampilan menarik untuk menghibur kalian semua. Tidak hanya itu, kami juga akan mengadakan beberapa games dan hadiah give away untuk kalian. Seluruh mahasiswa diundang untuk datang ke aula gedung Fakultas Seni sekarang, GRATIS! Ayo bersenang-senang bersama!"

Jaehwan tersenyum melihat Jihoon yang tampak semangat menyiarkan pengumuman mengenai acara ulang tahun Universitas melalui studio radio kampus. Namun, ekspresi Jihoon setelah membaca pengumuman itu tampak membuat Jaehwan khawatir, pasalnya Jihoon tampak sedikit kebingungan melihat tombol-tombol yang berada di studio.

"Jihoon, kenapa?"

Jaehwan tertanya pada Jihoon tanpa suara, Jaehwan tahu kalau mic studio belum dimatikan. Jihoon memutuskan untuk keluar dari studio rekaman lalu menutup pintunya dengan rapat agar suara mereka tidak terekam oleh mic yang masih menyala.

"Aku tidak tahu cara mematikannya, biasanya Woojin yang dipercaya untuk mematikan semua alat di studio. Hanya Woojin yang paham."

"Woojin 'kan sedang persiapan drama."

Jihoon menghela nafas lalu mengacak-acak rambutnya. Sepertinya dengan terpaksa mereka harus mengganggu Woojin.















#12















Jihoon dan Jaehwan berlari bersama ke belakang panggung yang berada di aula Fakultas Seni. Disana, Woojin sedang siap-siap untuk drama, dengan raut wajah terpaksa. Tentu saja, Woojin harus menggunakan wig rambut panjang karena perannya sebagai pendamping Guanlin. Namun Chungha tetap memaksanya, bahkan berhasil memaksa Woojin untuk memakai kostumnya.

"Woojin!"

Perhatian Woojin teralihkan pada Jaehwan dan Jihoon yang hanya berdiri dinambang pintu, tanpa ada niatan untuk masuk.

"Kalian sedang apa?"

"Woojin, bisa bantu aku sebentar?"

"Apa?"

"Matikan alat-alat di studio radio dong."

Woojin membulatkan matanya, sementara Jihoon yang meminta bantuan hanya tersenyum disertai ekspresi tanpa dosa tampak tidak mengerti dengan keadaan sekarang.

"Yang benar saja?! Waktu pentasnya 30 menit lagi! Gedung Fakultas Seni jauh dari studio!"

"Aku sudah mencuri kunci sepeda Guanlin kok."

Jihoon menunjukkan kunci sepeda Guanlin ditangannya. Woojin melihat jam dinding sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepala, setuju untuk membantu Jihoon. Woojin langsung bangkit berdiri dan mengambil kunci itu dari tangan Jihoon tanpa bicara. Jihoon pun langsung mengikuti Woojin dari belakang.

"Jihoon, tunggu!"

"Woojin mau kemana? Waktu pentasnya kan tinggal 30 menit lagi?"

Itu Shuhua yang berbicara. Sebagai salah satu panitia pentas, Shuhua harus memastikan kalau seluruh pemeran drama sudah berada di belakang panggung. Tentu saja, melihat Woojin pergi keluar tanpa izin membuat Shuhua takut kalau Woojin kabur. Shuhua sangat malas kalau terpaksa harus didesak Chungha untuk mencari pengganti Woojin.

"Ah, tidak lama kok. Woojin bilang hanya ingin ke toilet ㅡ oh iya, Shuhua."

"Iya?"

Jaehwan menyerahkan satu buket bunga bewarna biru dengan sebuah notes bertuliskan "semangat aktor baru kita! Dari seniormu yang paling manis, Jjaeni." pada Shuhua.

"Tolong letakkan ini dimejanya ya?"

Shuhua tersenyum lalu menganggukkan kepalanya sambil menerima buket bunga bewarna biru yang diberikan Jaehwan. Shuhua tahu siapa yang Jaehwan maksud, Guanlin. Tentu saja, Jihoon sudah mengatakan itu soal itu pada Shuhua sebelumnya. Setelah Shuhua masuk kembali ke backstage, Jaehwan sempat melihat poster yang terpajang disebelah pintu masuk backstage. Merasa bangga karena desainnya terpilih untuk menjadi poster di acara ulang tahun Universitas ini.









+++









Beruntung Woojin dapat kembali ke backstage tepat waktu. Namun saat masuk ke backstage, hati Woojin terasa panas saat melihat sebuah buket bunga terletak diatas meja rias dengan nama Guanlin. Woojin mengambil notes yang terselip dalam buket bunga itu lalu membaca isi notes nya. Emosinya semakin memuncak saat melihat nama yang tertulis disana.

"Kim Jaehwan..."

Woojin mengembalikan notes itu pada buket bunganya, lalu melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang disana. Diam-diam, Woojin memindahkan buket bunga itu pada meja rias dengan namanya, sebelum tiba-tiba saja Shuhua membuka pintu backstage.

"Woojin, lima menit lagi drama akan dimulai. Ayo berkumpul dengan yang lain!"

"Okay!"

Woojin mengikuti Shuhua untuk keluar dari backstage untuk berkumpul dengan para tokoh lain diatas panggung.









+++









"Terima kasih kerja samanya, Tuan Lai."

Guanlin tertawa pelan sambil menerima buket bunga bewarna putih yang diserahkan Shuhua. Semua pemeran drama mendapat buket itu, sebagai tanda terima kasih karena sudah mau berpartisipasi dalam drama walau tidak sedikit yang terpaksa.

"Terima kasih juga sudah bekerja sangat keras untuk memaksaku menjadi pemeran utama drama ini, Shuhua sunbae."

Shuhua tertawa menanggapi balasan Guanlin. Setelah itu Guanlin duduk bersebelahan dengan Woojin yang sedang duduk dimeja tata rias sambil mengusap bibirnya dengan kasar karena Woojin diharuskan mencium pipi Guanlin saat pentas drama tadi, hanya pipi. Aktifitas Guanlin terhenti saat pandangannya tertuju pada sebuah buket bunga diatas meja rias Woojin. Bunga dengan warna biru. Warna itu mengingatkan Guanlin pada kotak coklat yang Jaehwan berikan beberapa hari yang lalu.

"Woojin, itu dari siapa?"

Arah mata Woojin mengikuti arah jari Guanlin yang menunjuk pada buket bunga bewarna biru diatas mejanya. Woojin berpura-pura terkejut melihat bunga itu dan membaca notes yang terselip diantara bunga-bunga itu.

"Semangat, aktor baru kita! Dari seniormu yang paling manis, Jjaeni. Oh, Jaehwan sunbae baik sekali memberikan bunga ini padaku."

Guanlin terdiam. Meskipun hati kecilnya yakin kalau mungkin saja Jaehwan salah meletakkan bunga itu, namun Guanlin tidak bisa berbohong kalau hatinya sangat sakit saat melihat bunga itu justru terletak di meja Woojin, bukan dia.









+++









"Jihoon, kenapa aku merasa ada sesuatu yang janggal ya?"

"Aku juga."















TO BE CONTINUED

[ PANHWAN ] STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang