Pemberitahuan dulu ya!!
Di part ini dan beberapa part berikutnya, kondisi ceritanya sedikit seriusan, kayaknya ngga ada humornya, tapi tak tau lah. Gimana kamu aja deh aku mah!! Udah saatnya permasalahan mulai muncul kepermukaan. Hehe...Happy reading!!
Enjoy aja! Jangan tegang!!
****
"Mohon maaf atas kejadian barusan ya!! Anggap aja angin lalu. Jangan ada yang ngomongin apapun tentang kejadian hari ini. Dan yang foto sama yang merekam kejadian barusan, saya minta untuk dihapus. Jika tidak..."
Nayla menggantung kalimatnya, lalu mengarahkan tangannya kearah leher dan membuat garis lurus seakan akan sedang memotong lehernya sendiri. Lalu kembali menatap mereka "So, you know that. Right?"
Sepontan mereka semua mengangguk patuh, seperti seekor peliharaan yang menuruti semua kata majikannya. Dan ya, itu membuat Nayla senang, karena tak ada masalah yang harus merepotkannya. Lagi.
Nayla berbalik dan memasuki kelasnya bersama Zahra Dan Wulan. Pintunya tertutup dengan sedikit bantingan. Menutup rapat seolah memperingatkan kepada mereka. Entah memperingatkan apa? Hanya mereka yang tau.
"Cepet hapus!!"
"Buruan. Jangan cari masalah dah sama dia!!"
"Iya nih, lagi dihapusin. Sabar napa!!"
"Tuh, ada fotonya yang ketinggalan. Cepet hapus!!"
Bisik bisik mulai terdengar sepeninggalan Nayla, mereka terburu buru menghapus semua hal yang berkaitan dengan kejadian barusan. Mereka tak ingin menjadi sasaran kemarahan Nayla yang berikutnya.
Novita Andini, siswi pindahan yang baru masuk hanya terdiam dan bertanya tanya dalam hati. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semua orang takut akan sosok wanita bernama Nayla itu? Apa karena dia anak seorang miliarder? Atau ada alasan lain?
Novita memilih menanyakan hal itu pada siswa siswi lainnya. "Ada apa sih? Siapa dia itu?"
"Lo gak tau? Pasti siswi baru ya?!" Beberapa siswa siswi itu mulai memperhatikan keberadaan Novita disana.
"Namanya Nayla Aisyah Putri. Dia biasa dipanggil Nayla. Yah, dia siswi biasa sama kayak kita. Dia bukan anak orang kaya, apalagi miliarder. Tapi kabarnya dia itu orang kejam, berdarah dingin, dan berhati batu. Jika satu orang dalam satu kelas yang berani membuatnya marah, maka satu kelas itu jadi sasaran kemarahannya, ya bisa dibilang imbasnya. Dia bagaikan monster kala marah, tak peduli apa yang ada disekitarnya akan kena imbasnya. Saat dia marah, pintu dapat dirusaknya dengan sekali tendangan. Meja dapat dia jungkir balikan dengan satu tangan. Bahkan dulu ada anak lelaki yang dia angkat kerah bajunya dengan satu tangan. Kekuatannya itu besar saat sedang marah. Tapi jika tidak marah, ya biasa biasa aja. Mukanya yang terkesan judes itu mendukung keadaannya, membuat semua yang melihatnya takut." Siswi bernama Lina itu menjelaskan apa yang ia dengar dan ketahui tentang Nayla.
"Tatapan matanya bak silet yang begitu tajam yang siap memotong siapapun. Suaranya cenderung sarkastik dan lantang, serta omongan menusuknya itu membuat semuanya mati kutu. Perubahan mood seorang Nayla itu sangat cepat, dalam hitungan detik mood nya dapat berubah. Walaupun dia bukan anggota OSIS, tapi dia sering diundang untuk menguji mental calon anggota OSIS. Kehidupannya begitu tertutup, tak ada siapapun yang tau apa yang ada dipikirannya, apa yang terjadi dikehidupannya." Lanjutnya.
"Ditambah ada Anastasia Wulandari si anak donatur terbesar kedua di sini. Ada Dwi Azzahra si ketua karate yang paling disegani disini, dan Siska Utami si Cucu kepala Sekolah. Posisinya semakin membuat semuanya enggan mencari masalah dengannya." Tambah seseorang yang ada di dekat Lina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayla, I Love You
Teen Fiction"Izinin gue. Izinin gue egois demi lo. Biarin gue yang nyakitin lo, kemudian gue juga yang bakal nyembuhin rasa sakit yang gue bawa buat lo." *** "Gue ngerti kok, tapi gue udah terlanjur kecewa sama lo." ...