12. Ulah?

42 7 31
                                    

****

"Pstt.. Nay!! Nayla!!" Panggil Ririn dengan suara yang sangat pelan. Berbisik lebih tepatnya.
"Apa?!" Dengan malas Nayla menoleh, menatap Ririn yang tadi memanggilnya.

"Kantin yuk!!" Ajak Ririn membuat Nayla melotot tak percaya.
"Apa kata lo?!" Tanya Nayla memastikan dia tidak salah dengar. Karena biasanya Ririn yang paling energik saat pembelajaran sedang berlangsung, tak peduli apapun pelajarannya. Yah, walaupun tetap tidak pintar pintar.

"Ke kantin Nay!!" Ulang Ririn dengan malas.
"Salah obat ya lo!!" Ucap Nayla yang masih belum percaya.

"Bacot lo bangsat!!" Desis Ririn.
"Tapi Rin, Why?!!" Bisik Nayla menanyakan alasan dari ajakan Ririn tadi.

"Gue dah bosen liat tu Buntelan Kentut yang terus aja ngebacot. Padahal ya, dari tadi gue kagak ngerti ngerti apa yang dibacotin ama dia." Ujar Ririn dengan setengah menguap.
"Tapi Rin d.."

"NAYLA AISYAH PUTRI!!!" Teriak guru yang sedang menjelaskan didepan kelasnya. Sebut aja dia bu Miranda. Namanya sih bagus, tapi penampilannya.. ehem, gak kuat buat ngomongnya deh.

"RIRIN AMELIA!!" Teriaknya lagi membuat Nayla dan Ririn menoleh kearah Bu Miranda.
"LAGI APA KALIAN?!!" Tanya Bu Miranda dengan garang.

"Ngobrol." Jawab Nayla dengan enteng membuat seluruh teman dikelasnya melotot begitu pun Bu Miranda. Tak percaya akan respon yang diberikan Nayla.

"Apa kalian tau kesalahan kalian hari ini? Dikelas saya." Tanya Bu Miranda dengan geram.
"Hmmm.. ngga tuh." Jawab Nayla lagi, membuat perempatan di kening Bu Miranda semakin terlihat. Sedangkan Ririn menutup mata dan telinga nya saja. Urusannya pasti akan selesai oleh Nayla, dan pasti sesuai harapannya.

"TIDAK TAU MALU YA KAMU NAYLA!!" Murka Bu Miranda.
"Taulah Bu. Kalo saya gak tau malu, saya gak bakalan pake baju tuh ke sekolah." Jawab Nayla acuh, membuat Bu Miranda semakin naik pitam.

"SAYA NGGA MAU TAU..!!"
"Apalagi saya." Potong Nayla membuat rahang Bu Miranda seakan ingin jatuh dari tempatnya. Benar benar, dia harus menyiapkan segunung kesabaran untuk masuk mengajar dikelas ini.

"KAMU KELUAR DARI KELAS SAYA!!" Teriak Bu Miranda, kesabarannya untuk Nayla sudah habis. Harus segera mengeluarkan bocah itu, sebelum darah kembali mendidih.

"KAMU JUGA RIRIN!!" Teriaknya lagi melihat Ririn yang santai santai saja dikursinya.

Nayla dan Ririn berjalan kearah pintu, keluar dari kelas yang membosankan itu.

"Dasar tidak tau malu. Disuruh keluar, malah keluar. Bukannya mikir." Maki Bu Miranda.
"Lah, bukannya itu salah ibu sendiri ya? Kan ibu nyuruhnya keluar bukan mikir." Celetuk seseorang bernama Aldi, membuat seluruh murid dikelas mengangguk angguk. Setuju akan pendapat dari Aldi.

"Diem kamu!!" Desis Bu Miranda. Membuat seluruh siswa mengelan ludahnya dengan kasar.

"Ehm.. ehem.. Bu ijin toilet ya!!" Ucap Siska sambil mengangkat tangannya.

"Sendiri." Jawab Bu Miranda acuh.

"Alah Bu. Berdua ya ama Wulan." Bujuk Siska membuat Bu Miranda menatapnya.

"Sendiri." Ulang Bu Miranda.

"Bu nanti kalo ada yang jailin gimana? Kalo ada yang ngunciin saya ditoilet gimana? Secarakan banyak yang sirik sama saya.  Nanti kalo saya kehabisan oksigen gimana? Nanti kalo saya pingsan atau mati gimana Bu? Ibu mau tanggung jawab kalo ada apa apa sama saya." Jelas Siska panjang lebar, pusing aku, banyak bener tu gimananya. Paranoid lo Sis, mana narsis lagi. Ckckck..

Nayla, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang