"Menurut gue, yang menatang adrenalin itu bukan naik rollercoster ataupun terjun payung. Tapi ngungkapin perasaan sama orang yang lo suka." -Satya A.L
*_______________________________________________
"Nayla, Nayla ikhh.." Rengek Ririn sambil mengguncang guncang bahu Nayla."Apa sih Babi?!!" Tanya kesal Nayla. Ni anak satu, suka banget bikin Nayla naik darah ya.
"Nanti malem gue nginep ditempat lo ya!!" Mohon Ririn. Entah apa yang telah diperbuatnya.
"Gak boleh." Saut Nayla cuek.
"Iikhh.. Nayla nyebelin deh. Gue nginepnya cuma satu malem aja." Tawar Ririn berharap Nayla mengizinkannya.
"Ngga."
"NAYLA!!" Nadanya mulai meninggi. Menandakan bahwa Ririn saat ini sedang kesal.
"Apa?!"
Nayla tidak mau memperpanjang urusan dengan Ririn. Dia tau bahwa Ririn itu sedang kabur dari rumahnya. Entah apa yang membuatnya kabur. Pokoknya dia ngga mau terlibat.
"Lo cuek banget sih jadi cewek. Jangan kayak Zahra deh, nanti jomblo seumur hidup baru tau." Omel Ririn.
Nayla tidak menghiraukan ucapan Ririn. Dia kembali termenung di atas mejanya. Memikirkan apa yang menjadi motivasinya untuk hidup.
"Nayla!!" Rengek Ririn. Yang kembali mengguncang bahu Nayla.
"Apa Babi?!!!" Intonasi Nayla mulai meninggi.
"Gue mau nginep di rumah lo!!" Intonasi Ririn juga mulai meninggi.
"Gak boleh Babi!!" Tekan Nayla. Berharap Ririn berhenti memaksanya.
"Tapikan gue mau nginep Nay!!!"
"Gue bilang gak boleh ya gak boleh. Maksa amat sih lu babi!!" Kesal Nayla.
"Kenapa gak boleh sih?!" Akhirnya Ririn mengalah dulu. Dia harus tau apa yang menjadi alasan Nayla tidak memperbolehkannya.
"Sempit."
Satu kata itu mampu membuat Ririn menutup mulutnya.
Nayla berdiri, berjalan meninggalkan kelas. Tujuannya satu. Cari tempat sepi, dimana tidak ada yang mengganggunya.
"Nayla!! Mau kemana?!!"
"Oyy!! Cucunguk!!!"
"NAYLA!!"
Nayla mengabaikan semua penggilan aneh dari Ririn. Pusing lama lama, kalo terus terusan ngeladenin Ririn.
**
Sepanjang perjalanan Nayla mencoba untuk tersenyum, setiap kali melihat siswa siswi berlalu lalang. Walaupun tidak ada yang membalasnya.
Sampailah dia di depan pintu besar menjulang tinggi. Dengan bagian atas bertuliskan 'Perpustakaan'.
Tanpa basa basi, Nayla langsung masuk. Memberikan kartu izin perpustakaannya ke panjaga perpustakaan.
"Mau cari novel, tidur, atau ngelamun?" Goda Penjaga perpustakaan, bernama Bu Vina. Ya, Bu Vina memang tau apa tabiat Nayla ketika masuk perpustakaan. Tak pernah sekalipun Nayla menginjakan kakinya di perpustakaan untuk belajar.
"Mungkin ketiganya." Sahut Nayla sambil tersenyum.
"Sekarang jam pelajaran lagi free ya?" Tanya Bu Vina, sambil mencatat tanggal kunjungan Nayla hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayla, I Love You
Novela Juvenil"Izinin gue. Izinin gue egois demi lo. Biarin gue yang nyakitin lo, kemudian gue juga yang bakal nyembuhin rasa sakit yang gue bawa buat lo." *** "Gue ngerti kok, tapi gue udah terlanjur kecewa sama lo." ...