1. Nayla Aisyah Putri

89 15 28
                                    

"Cerdas sama otak bangsat itu beda tipis. Jadi lo gak bisa pastiin itu orang cerdas atau otaknya yang bangsat."
****

Pagi hari yang begitu indah, dimana semua orang mulai melakukan berbagai macam aktivitas. Begitu pula dengan seorang gadis yang tampak berjalan terburu buru di lorong sekolahnya. Tak melihat sekitarnya, dia terus berjalan sambil terus mengecek buku bukunya.

Duak..

"Anjing, kenapa lo harus ada di sini sih? Kan gue jadi nabrak, sakit tau gak?" Gadis itu mengerutu sambil membereskan buku buku yang berserakan dilantai. Dengan tergesa dia berdiri dan memelototinya.

"Gue gak mau tau, lo harus pindah dari sini. Gue gak mau nabrak lo lagi. Paham?" Gadis itu masih memelototi sambil menunjuk nunjuk tiang yang tadi ditabraknya. Okey, saya rasa saya mulai sedikit takut dengan gadis ini.

"Awas aja kalo besok besok lo masih ada disini! Lo, gue, end!!" Gadis itu kembali mengancam tiang yang tidak bersalah itu menggerakkan tangannya membentuk garis lurus dileher.  Dengan kekuatan super, gadis itu melesat pergi meninggalkan tkp.

"Dia itu.... " gumam seseorang yang tak sengaja melihat kejadian aneh gadis itu.

****

Brak...

Dengan kerasnya gadis itu membanting pintu kelasnya sendiri. Dengan wajah tanpa dosanya itu, dia melengos pergi ketempat duduknya. Tanpa memperhatikan orang orang yang memandangnya.

"Woi Cucunguk, bisa gak kalo masuk itu biasa aja, gak usah pake banting banting pintu segala kampret!!" Ucap seorang gadis memandang sebal orang yang baru masuk itu, dan aku kasih tau kalo itu ga guna.

"Lo ngedengerin gue gak sih!!" Gerutu gadis itu, melihat ucapannya diabaikan.

"Berisik babi." Jengah sang gadis yang baru masuk kelas itu.

"NAYLA AISYAH PUTRI, LO SAMAAIN GUE SAMA BABI!!!" Pekik gadis itu heboh. Sementara gadis yang disebut namanya itu menulikan pendengarnya.

"RIRIN AMELIA asal lo tau, lo juga nyamain gue sama cucunguk, bangsat!!" Nayla menekankan setiap kata yang diucapkannya membuat Ririn cengengesan sendiri.

"Lagian masih pagi udah heboh aja, La." Balas Ririn dengan cepat.

"Dah, lo gak usah ganggu gue. Gue lagi gak ada mood." Nayla mendorong Ririn agar menjauh dari tempat duduknya.

"Dasar Moody!!"
"BoMat!!"

Tak lama pembelajaran pun dimulai seperti biasanya

****

"Nay, ke kantin yuk!!" Ajak Ririn yang dari tadi sudah ada didepan meja Nayla.
"Gak. Gue males. Gak ada mood buat gerak." Balasan datar itu membuat Ririn kesal sendiri.

"Emang apa sih yang buat lo gak ada mood hari ini?" Ririn duduk disamping Nayla, berharap Nayla akan menceritakannya.

"Hah, tadi pagi gue berangkat buru buru. Tadinya sih mau jadi yang pertama masuk kelas. Eh, di lorong ke 3 itu gue malah nabrak tiang. Otomatis gue jatoh lah, sakit banget lagi." Cerita Nayla.

"Terus gimana?"

"Ya gue marahin aja tu tiang. Sapa suruh ada disana. Gue juga suruh tiang tu buat pergi dari situ." Lanjutnya.

"Gue yakin lo marahinnya sambil melototin tiang nya, ya kan?" Tebak Ririn.
"Iya, emang napa?" Tanya Nayla sementara Ririn terdiam.

'Otaknya jadi geser gitu ya? tiang kan benda mati, buat apa dia marahin. Dipelototin pula. Lagian tu tiang kan emang udah dari dulu disitu. Yang salah tiangnya atau Si Nayla? Disuruh pindah pula, emang kontrakan!! Ini gue yang bego atau Nayla yang idiot ya? Mungkin zaman sekarang tiang bisa gerak sendiri ya, kan udah modern. Haha:)' Pikir Ririn semakin ngawur.

"Lo baik baik aja kan?" Tanya Ririn sambil memegang bahu sahabatnya itu.
"Apa si lo! Pake pegang pegang segala. Dasar mesum!!" Sentak Nayla yang langsung pergi meninggalkan Ririn sendiri.

Sementara Ririn melongo mendengar perkataan sahabatnya itu.
"M..me..mesum? Emang gue mesum?" Gumam Ririn linglung.

****

Ririn menyusul Nayla yang sudah ada dikantin, duduk ditempat yang biasa mereka tempati.

"Katanya gak ada mood. Tapi duluan kesini, banyak banget lagi pesenannya." Ririn mengejek Nayla yang sedang memakan cireng. Dan ya, Ririn benar. Saat ini Nayla memesan banyak sekali makanan. Ada Cireng, Cilok, bakwan, Karoket, Siomay, basreng, seblak, batagor, dll. Minumnya aja 4 botol air mineral.

"Dah, jangan berisik. Laper nih. Kalo lo mau pesen aja." Nayla masih terus memakan cirengnya.

"Gak ah, gue nebeng aja sama lo." Ririn mengambil bakwan yang ada dihadapannya.

Tak lama kemudian, semuanya habis tak tersisa. Gila ni cewek makannya banyak banget, kayak .... eh, gak jadi Akh, takut diamuk sama Setan KuNayla.

"Bi berapa semuanya?" Nayla menghampiri penjualnya.
"50 ribu aja neng." Ucap sang penjual.
"Nih Bi, 20 ribu. Sisanya sama dia, tagih aja." Nayla memberikan uang itu lalu melesat pergi meninggalkan kantin. Sementara Ririn...

"Neng, bayar dulu. Tinggal 30 ribu lagi." Sang penjual menghadang Ririn yang hendak pergi dari kantin.

"30 ribu apa Bi? kan udah sama Nayla."
"Si Neng tadi cuma bayar 20 ribu. Katanya sisanya sama neng." Jelas si Bibi penjual gorengan.
"APA?!!" Pekik Ririn terkejut. Dia berhasil dibohongi oleh Nayla.
"Nih, bi. Uangnya pas kok." Ririn membayar sisanya dengan terpaksa. Ya, dia gak boleh marah marah di sini. Jaga image itu perlu, itulah prinsip Ririn.
Emang ya, si Nayla itu minta dipotekin tu kepalanya.

Ririn langsung meninggalkan  kantin dan melesat mencari si Setan KuNayla.

***

Nayla terus aja cekikikan membayangkan wajah Ririn yang berhasil ia kerjai. Dia tak memperhatikan sekitarnya, masih terus aja cekikikan. Takutnya ...

Duak...

"Anjing!!"
Kayak tadi pagi, nabrak tiang.

"Udah gue bilang, lo pindah dari sini goblok! Kan gue jadi nabrak lagi, situ punya otak gak sih? Bisa bisa gue geger otak kalo nabrak lo terus, tau gak?" Gerutu Nayla sambil memegang kepalanya yang berdenyut.

"Lo gak papa?"
"Eh!!"

To Be Continued...

Segitu dulu ya, takutnya yang kemarin kurang menarik perhatian kalian karena bingung bingung ria, jadi aku tambahin. Biar ada kesannya dulu, hehe!!

Vote sama comment ya, aku tunggu loh. Jangan lupa!!

Salamku....

Annisa FY

Nayla, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang