13. DiMaafin?

36 8 42
                                    

"Memaafkan orang itu tidak sulit, yang sulit itu ikhlasnya memaafkan orang lain."
****

"Kalian tunggu disini, gue mau ngobrol dulu ama dia. Jangan susul gue ke atap!!" Ucap Nayla sambil berdiri, dan berjalan keluar dari kantin. Diikuti oleh Novita dibelakangnya.

"Ngapain sih Dia? Mau cari gara gara lagi gitu!!" Kesal Siska.

"Tau tuh, emang Bangsat tu orang!!" Geram Ririn.

Jika Ririn dan Siska terus menyumpah serapahi Novita, berbeda dengan Zahra dan Wulan yang terdiam. Entah apa yang ada dipikiran mereka berdua.

****

"Jadi.."
Nayla menggantung kalimatnya, berharap Novita sadar akan kode darinya untuk menjelaskannya duluan.

"Gue minta maaf sama lo!!"

"Gimana tangan lo?!" Tanya Nayla mengabaikan ucapan Novita padanya.

"Ah, baik baik aja kok. Kemaren langsung ke dokter, jadi ngga terlalu parah." Jawab Novita, sebenarnya Novita ini care banget kalo diajak ngobrol. Cuma pertemuan mereka saja, yang kurang tepat.

"Syukurlah!!" Lega Nayla.

"Jadi lo mau maafin gue? Buat kesalahan gue kemaren." Tanya Novita lagi, membuat suasana disekitar kembali tegang.

Nayla terdiam, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun dari mulutnya.

"Hey!!" Novita mengibas ngibaskan tangannya didepan wajah Nayla membuat Nayla tersentak.

"Ah, gimana?" Tanya Nayla.

"Gue minta maaf sama lo, buat kejadian kemaren. Sumpah!! Gue kagak enak banget kemaren, apalagi saat gue tau yang ngbantah ucapan gue bukan hanya ada satu orang aja. Dan gue sadar, lo itu baik, karena buktinya banyak yang dukung lo waktu lo dijelek jelekin. Gak kayak gue?!" Ungkap Novita, tatapan matanya kian meredup.

"Hahaha... Santai aja kali, sama gue ini. Gue dah maafin lo kok. Gue juga sadar, dengan adanya lo kemaren. Gue jadi tau, apa yang dirasain ama semua siswa disini. Gue seneng banget ama lo, yang ngomong jujur ama gue, langsung lagi didepan gue. Ngga munafik kayak orang lain." Ucap Nayla sambil memegang lengan atasnya. Tatapan matanya terilhat redup, tidak ada binar kebahagiaan. Membuat Novita semakin merasa bersalah. Tapi detik kemudian, mereka berdua tersenyum.

"Makasih banget. Lo udah mau maafin gue, padahal gue udah jahat banget sama lo kemaren." Ucap Novita dengan wajah berseri.
"Lo ..."

"Hm.." Gumam Nayla, mendengar Novita mengucapkan sesuatu. Tapi sepertinya ragu untuk mengucapkannya.

"Lo mau jadi temen gue?" Cicit Novita, malu sebenarnya mengucapkan itu. Yah, tapi mau bagaimana lagi.

"Hah!!" Tanya Nayla, suara Novita terlalu kecil jadi dia ngga denger apa yang diucapin ama Novita.

"GueMauJadiTemenLo!! GuePengenTauLoLebihDeketLagi!! JadiBiarinGueJadiTemenLo!!" Novita mengucapkannya dengan cepat, dengan nada yang sedikit berteriak.

"Hihihihi.." Nayla terkekeh ringan mendengar itu. Novita sempat terpesona melihat Nayla terkekeh.

"Udah gue bilang, santai aja. Boleh kok, lo mau jadi temen gue kan?!! Pasti boleh dong, masa ada yang mau temenan sama gue, gue tolak sih." Ucap Nayla sambil sesekali terkekeh ringan.

"Beneran?!!" Tanya Novita tak percaya.
"Huuh!!" Nayla mengangguk anggukan kepalanya.

"YEAY!!! Makasih!" Ucap Novita kegirangan sambil memeluk Nayla.

Novita melepas pelukannya, dan menatap kedua bola mata Nayla, serius. Sementara Nayla kebingungan, ada apa lagi dengan ni Bocah.

"Nama gue Novita Andini. Lo bisa panggil gue Vita!!" Raut wajah Novita masih saja serius. Membuat Nayla kembali bertanya tanya.

Nayla, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang