3

122 11 5
                                    

"Erly, Lo pulang sama siapa? Sama ayang bebeb yahh?" Elsa tertawa jail melihat ekspresi Erly.

"Iihhh, apaan sih. Alay bangat sih bilang ayang bebeb segala."

"Hahahaha sekarang ajah lu malu-malu bilang gituan. Ntar kalo dah biasa pasti kalian langsung panggilnya ayah bunda iya kann? Hahaah"

"Elsaaa udahh deh jangan ngaco. Ga lucu tauu. Udahh ah malas gue disini, mending gue pigi"

"Ohh gitu ye Lo sekarang. Mentang-mentang Lo udah punya pacar Lo lupa sama sahabat sendiri" kata Elsa pura-pura sedih.

"Sa, engga kok gue ga gitu.
Gue ga pernah lupa kok sama Lo. Yaudah deh kita sama ajah pulang nya. Lo jangan sedih gitu. Maafin gue yahh sa." Ucap Erly dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ehh ehh kok Lo jadi melow gini sihh. Yaelaahh lyy gue cuma becanda. Lo jangan baperan ah. Lihat gue lyy, selama lo bahagia gue juga bahagia ly. Gue ga bakal larang- larang Lo. Karna gue tau cowok yg suka sama Lo sekarang ini pasti tulus dan sayang bangat sama Lo" seru Elsa dengan memeluk Erly.

"Makasih ya Sa. Lo selalu dukung gue" balas Erly dengan memeluk sahabatnya itu lebih erat.

"Yaudah jangan sedih lagi. Oiya btw Lo udah suka juga tu sama ka Raymond?"

"Gue juga bingung sa, kan gue juga baru kenal sama dia. Tapi ga tau kenapa, perlakuan dia sama gue itu tulus bangat. Gue ngerasa kalo gue itu benar-benar disayangi trus dijagai sama dia."

"Baguslah kalo gitu. Gue yakin kok lyy seiring berjalannya waktu Lo pasti bisa kok membalas perasaan kak Ray"

"Iya sa, yaudah gue duluan yah sa. Soalnya ka Ray pasti dah nungguin gue di parkiran. Eh kalo engga kita samaan aja yuk"

"Engga usahh. Gue bisa pulang sendiri kok, nanti gue pulang nya naik taksi aja. Emang gue mau gitu lihat Lo berduaan nanti, berasa jadi obat nyamuk gue. Yaudah sana pigi"

"Okk sa gue duluan yahh ummachh"

Erly pun segera berlari menuju parkiran, karna terburu-buru Erly pun terjatuh waktu turun dari tangga.

"Aarrkhh"
Loh kok ga sakit sihh? Batin Erly
Erly pun membuka pejaman matanya dan dia sangat terkejut bahwa sekarang  tangan seorang laki-laki melingkar di pinggangnya.

"Lo gapapa"? Tanya cowok itu.

"Gue ga papa kok,makasihh yah"

Cowok itu tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.
"Gue Panji"

Erly menatap tangan Panji dan dia pun menerima uluran tangan Panji dengan kikuk.

"Gue Erly venisia"

"Nama Lo cantik sama dengan orangnya" ucap Panji dengan tersenyum manis.

"Ekhemmm"
Suara deheman seseorang membuat mereka pun melepaskan jabatan tangannya.
Erly sangat terkejut dan sekaligus takut Kao Ray akan salah paham.

"Kak Ray" ucap Erly dengan suara kecil.
"Pulang" kata Ray dengan menarik tangan Erly dengan sedikit kasar.

Panji yang ditinggalkan pun merasa bingung, dan dia mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan perjalanan nya.

Ray membukakan pintu mobil untuk Erly.
Erly pun segera masuk dengan perasaan tidak enak.
Setelah Ray masuk kedalam mobil, Ray menjalan kan mobilnya tanpa menatap Erly.
Hening, begitulah suasana sekarang di dalam mobil.

"Kak" ucap Erly memberanikan diri untuk membuka suara.
Tapi tidak ada sahutan dari yang dia panggil.
Ia menatap Ray dari samping.
Erly memerhatikan bahwa wajah Ray sekarang sangat datar dan rahangnya mengeras.
"Kak Ray" panggil Erly kembali.

"Siapa" kata Ray dengan datar

"Ma..maksudnya kak?" Tanya Erly dengan bingung.

Ray pun meminggirkan mobilnya dan menatap Erly dengan datar. Hal itu pun membuat Erly merasa gugup. Erly meremas ujung rok nya untuk mengurangi sedikit rasa gugupnya.

"Cowok tadi siapa" ulang Ray kembali.

"Panji maksud kakak?"

Ray diam tidak menanggapi ucapan Erly, dia masih menunggu Erly untuk menceritakan semuanya.

"Kakak jangan salah paham kak, aku tadi mau nyusul kakak di parkiran. Karna takutnya aku buat kakak kelamaan di parkiran, aku lari ajah buat cepat nyampenya.
Trus waktu turun dari tangga aku ga sengaja tersandung gitu, aku kirain tadi aku bakal jatuh kelantai. Tapi nyatanya enggak kak soalnya Panji bantuin aku kak" jawab Erly dengan sejujurnya tentang kejadian tadi.
Erly menceritakan dengan cepat sehingga wajah nya yg putih memerah karna ngomong nya dengan cepat.

Ray yang melihat itu pun tersenyum kecil, sangat kecil karna gadis nya ini menurut nya sangat menggemaskan.

"Sini"

"Kenapa ka?"
Ray pun dengan segera mendekap Erly kepelukannya.

Erly terdiam, dia bengong melihat perlakuan Ray sekarang.
Tadi kak Ray marah kok sekarang jadi manis gini sih, batin Erly .

Ray pun mencium puncak kepala Erly dan menghirup wangi shampoo stroberi di rambutnya yang begitu halus.

"Jangan gitu lagi"

"Apa ka?"

"Jangan dekat-dekat sama cowok lain lagi"

"Emang nya kenapa kak" tanya Erly dengan polos.

Ray melepas pelukannya dan menatap mata Erly dengan intens.

"Kamu milik aku. Dan selamanya bakal begitu." Jawab Ray dengan menoel hidung Erly dengan pelan.

"Ngerti" kata Ray masih menatap Erly dengan wajah terkejut ya.

Erly pun hanya mengangguk kan kepalanya saja, karna bingung harus menjawab apa.

"Good girl" ucap Ray dan mengecup kening Erly dengan sangat tulus.

Dan kesekian kalinya Erly sangat terkejut dan jantungnya semakin gila sekarang.

Ray melepas kan kecupannya dan melihat wajah kekasihnya itu yang tampak memerah.
Ray pun tersenyum melihat itu, dan dia sangat menyukai kalo pipi gadisnya itu merah karna bulshing oleh Karnanya.

Ray pun kembali menjalankan mobilnya.

"Kak. Kak Ray" ucap Erly kembali.

"Hhmm"

"Kakak kenapa jadiin Erly jadi pacar kakak?
Padahal Erly kan belom pernah lihat kakak trus Erly juga engga kenal kakak Ray loh"
Tanya Erly dengan suara yang sangat menggemaskan di telinga Ray .

Ray pun menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Erly. Hal itu membuat Erly tambah semakin bingung.

"Loh kak. Kok kak Ray tau sih rumah Erly?
Padahal kan dari tadi Erly belom ngasih tau alamat rumah Erly."

"Udah. Yang penting ini rumah kamu kan"

Erly mengangguk.
Ray pun kembali tersenyum. Hari ini Ray seringkali tersenyum karna kelakuan gadis nya ini.

"Kakak ga mampir dulu kerumah?"

"Kapan-kapan ajah ya"

"Yaudah deh kalo gitu. Kakak hati-hati yahh. Makasih udah antarin Erly." Ucap Erly dengan melambaikan tangannya tidak lupa dengan senyum manis nya yang terlihat indah di bibirnya.

Ray punn kembali menjalankan mobilnya untuk pulang.

"Aku gak akan pernah lepasin kamu Erly venisia. Karna aku sangat mencintaimu"
Ucap Ray dalam batin.

.
.
.
.
.
.
.
.

.

.
.
.
.
.
.
.
.

Wuuu author pengen jadi Erly deh😆
Heheheh

See you guys.
Jangan lupa vote nya yahh😊

RAYMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang