7

88 7 0
                                    

Ray membawa Erly ke belakang sekolah.
Dan mendudukkannya di kursi yang sudah tersedia disana.
Ray berdiri di hadapan Erly dengan melipat tangannya di depan dada.
Erly mendongak menatap Ray dengan bingung.

"Ray, kamu kok natap aku gitu sih" takutnya.

"Senang pegang-pegangan tangan sama cowok tadi" ucapnya dengan datar.

"Maksud kamu?" Tanya gue bingung.

"Tadi di kantin maksudnya apa? Kan udah aku bilang jangan pernah dekat-dekat sama cowok lain selain aku" ujarnya dengan tegas.

Erly pun langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Ray.
Ray pasti salah paham, batin gue.

"Ray, tadi dia cuman minta kenalan kok Ray, namanya Bagas." Jelasnya.

"Gak usah sebut-sebut namanya" ucapnya datar.

Gue pun cuman menghela nafas menghadapi sikap ray yg sangat cemburuan itu.

"Ray dengarin dulu. Bagas itu..."

"Jangan sebut namanya ERLY" potongnya lagi dengan dingin.

"Huhh, Ok ok. Jadi dia itu murid baru dikelas aku, dan waktu di kantin dia minta gabung duduk karna ditempat lain semua kursi udah penuh" ujarnya.

Terdengar Ray menghela nafasnya dengan kasar. Ray ikut mendudukkan dirinya di samping Erly.
"Jadi dia satu kelas sama kamu?" Ucapnya lagi .

Erly mengangguk.

"jangan terlalu dekat sama dia. "

"Emangnya kenapa? Dia gak jahat kok sama aku" tidak terima karna menurutnya itu terlalu berlebihan.

"Kamu ga usah banyak membantah Erly, Kalo aku bilang jangan ya jangan. Kamu ngerti!" Ucap nya dengan sedikit membentak.

Mendengar suara Ray yang sedikit meninggi, Erly menundukkan kepalanya dengan perasaan takut.
Erly tidak suka di bentak, ia meremas ujung rok nya dengan kuat.

"Kita sudah pacaran Ly, kalo kamu terlalu dekat dengan pria lain bisa saja pria itu menyimpan perasaan buat kamu meskipun bukan itu yang kamu harapkan."

"Maaf" lirihnya pelan

Ray sedikit lebih tenang, ia bersyukur gadisnya bisa menerima omongannya.
Ia tersenyum, dan mengusap kepala nya dengan lembut

Gue lakuin ini karna gue ga mau kehilangan lo Erly. Gue sayang bangat sama lo, gue takut Lo nantinya berpaling dari gue karna Lo merasa lebih aman dengan cowok lain daripada gue. Dan gue janji itu tidak akan pernah terjadi, gue ga akan biarin cowok manapun yang akan mengambil lo dari sisi gue, batin Ray mengepalkan tangan nya dengan kuat.

"Jangan takut" ujarnya ketika melihat Erly merasa takut dengannya.

Erly hanya mengangguk tidak berani menjawab.

Ray terkekeh dan menggenggam tangan Erly untuk kembali ke ruangan kelas mereka. Biarlah gadisnya merasa takut sekarang, supaya ia tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

Dan tanpa mereka sadari dari jauh seseorang mengepalkan tangannya dan pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan marah.

Ray pov

"Ray, dari mana aja Lo?" Ucap Alex ketika melihat gue memasuki kelas.

Gue berjalan melewati nya dan duduk di kursi gue. melipat tangan dan menutup kedua mata gue tanpa menghiraukan Alex.

"Yeee ditanyain malah diem, sakit tau kalo dikacangin"

"Haahah emang enak" ucap Robby dengan menjulurkan lidahnya mengejek Alex.

RAYMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang