4.JADIAN?

10 2 0
                                        

"SELAMAT PAGI KEWAN-KEWAN KU!!" Teriak bulan dengan suara cempreng khasnya ketika sampai di dalam kelas XI IPA 1, bahkan suaranya bisa menembus dinding kelas sebelah.

"BULAN LO NGAPAIN SIH MASIH PAGI JUGA UDAH TERIAK TERIAK, MAU JADI TARZAN LO?!"

"TUH PITA SUARA GAK PUTUS APA KALO LO TIAP HARI TERIAK TERIAK KAYAK GITU?!"

"BUSET, DIEM BISA GAK SUARA LO TUH UDAH KAYAK TOA MASJID RUSAK!"

"MASUK TUH SALAM GOBLOK, LO KAN TAU KELAS KITA SETAN SEMUA!"

"GAK ADA AKHLAK EMANG LO BUL, GUE SOBEK JUGA TUH MULUT."

"BANGKE! GUE LAGI NGITUNG JUGA LO MALAH TERIAK, KAN HILANG OTAKNYA!"

Ya seperti itulah kondisi kelas pagi ini, memang penghuni kelas XI IPA 1 ini mulutnya tidak bisa terkontrol, apa lagi kalau ada ulangan dadakan, semua hewan di kebun binatang bahkan hewan di hutan Amazon bisa lolos begitu saja.

Mungkin dulu para guru salah karena menyatukan mereka, karena itu adalah musibah bagi guru guru sendiri, kelas susah diatur, ditinggal sebentar aja rusuh nya udah kayak rebutan sembako, tapi mereka tetap unggul di bidang akademik, sebuah keanehan tapi nyata.

"Ye maap maap, ngegas semua lo pada, PMS apa gimana?!" Sarkas Bulan tak terima karena suara indahnya diejek.

"PMS mata lo! Lagian masih pagi nyari gara gara." Ucap Wulan, dalam hati masih ingin memaki maki Bulan.

"Bodo ih, suara suara gue, ngapain pada sewot." Jawab Bulan tak mau kalah.

"Kalau mau ga disewotin ya sana ke hutan, palingan juga disamperin tarzan." Sela Pita, sahabat Bulan.

"Lo kok ikut nyalahin gue sih, sahabat macam apa lo?!" Sewot Bulan tak terima karena sahabatnya tidak dalam pihaknya.

"Lo siapa? Gue siapa?" Ucap Pita sambil menunjukkan jari telunjuk ke arah Bulan dan kearah-nya.

"Bajingan lo!" Umpat Bulan.

"Astaghfirullah, masih pagi neng, udah bikin dosa aja, sana tobat!" Sela Dean, Dean adalah salah satu anak laki-laki di kelas XI IPA 1 yang sering terbully dan membully.

"Mulut lo nyuruh gue tobat, kemarin gue lihat ada orang masuk ke club deh siapa ya lupa diriku." Sindir Bulan terhadap Dean, iya karena kemarin malam saat Bulan ingin ke supermarket dekat club dia melihat Dean masuk kesana bersama cewek sexy.

"Diemin tuh mulut, baku hantam sini!" Tantang Dean.

"Lah nantang lo? Sini maju sini!" Tantang Bulan balik, untuk masalah baku hantam bagi Bulan adalah masalah kecil, karena dia sudah mengikuti karate sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak, sampai sekarang pun dia masih mengikutinya, bahkan piagam dan medali-nya tak sedikit.

"Ampun bos ampun."

"Kalian ini, pagi pagi udah ribut, bikin pusing aja, sana duduk bentar lagi bel." Ucap Firnan, Ketua kelas XI IPA 1, jangan pernah berfikir kalau Firnan ini orangnya kalem, dan tegas seperti ketua kelas pada umumnya, semuanya bertolak belakang, bahkan dia menjadi ketua kelas-pun karena terpaksa.

"Bacot lo ah, sok alim!" Sinis Bulan, dan langsung melemparkan tasnya pada tempat duduk yang sudah ditempati hampir satu tahun ini.

....

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 20 menit yang lalu, dan Bulan masih menunggu jemputan di halte depan sekolah, salahkan saja Raga, dia yang membuat ban motor kesayangan Bulan menjadi bocor, alhasil dia harus menunggu jemputan dari Raga dengan hati yang dongkol, parahnya lagi dia tidak mau naik angkutan umum atau taksi, karena apa? Dia ingin membalas Raga dengan menyuruh membelanjakan apa yang dia mau di mall.

Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang