2. Different

6.5K 525 10
                                    

Sinar mentari pagi menyeruak masuk melalui celah jendela kamar Nanon,  membuat Nanon terpaksa terbangun dari alam mimpinya yang begitu indah.

Tangannya mengusap pelan wajahnya, berusaha untuk benar-benar sadar. Ia melirik ke arah jam yang tergantung di dinding ruangan itu, dan menunjukkan pukul 9:30.

"Sial! Gua telat lagi," Nanon bergumam sendiri.

Cuaca sedang dingin sekali, membuat Nanon menjadi malas untuk bangkit dari ranjangnya.

Tangannya meraih ponsel pintar di dekat ranjangnya, melihat panggilan tak terjawab dari Ohm yang sudah 3 kali.

"Ohm? Udah dimana?"

"Udah di bioskop, lu dimana?"

Nanon diam sebentar, matanya melirik ke seluruh ruangan.

"Ah ini lagi di jalan, kok. Macet banget," jawab Nanon.

Ohm percaya saja, kemudian akhirnya menutup telepon itu.

Nanon bergegas beranjak dari ranjangnya, menyalakan air hangat dari showernya dan mulai mandi.

Sudah sering kali, mereka berdua pergi bersama seperti ini. Sejak SMP, pertemanan mereka begitu akrab, bahkan kadang banyak yang sering menganggap mereka sedang dalam hubungan kasmaran, padahal memang iya.

Tak butuh waktu lama, Nanon telah tiba di tempat itu. Ohm tampak tengah memegangi 2 cup iced coffee di tangannya.

"Maaf, lama banget, ya?"

Ohm diam sejenak, melihat Nanon yang dibaluti dengan kemeja rapi berwarna gelap itu, ditambah celana yang berwarna lebih gelap. Rambutnya yang tertata rapi dengan minyak rambut, menambah kesan elegan dari pria itu.

"Oi... Oi... Formal banget. Lu mau kencan, apa?" Ledek Ohm.

Nanon membuang wajahnya sepele, dan mengabaikan ucapan pria di depannya itu.

Nanon mengambil salah satu cup dari tangan Ohm, dan langsung menyeruput kopi itu.

"Udah mau mulai. Ayo buruan masuk," Ohm kemudian menarik tangan Nanon.

Film itu telah dimulai, namun Nanon hanya berfokus pada ponselnya. Ohm sesekali melirik pada Nanon yang sepertinya tidak tertarik dengan yang ditampilkan di layar lebar itu.

"Filmnya ga seru?" Ohm berbisik.

Nanon menggelengkan kepalanya, kemudian menunjukkan yang tertampil di layar ponselnya itu.

Ohm sedikit menyimak, dan ikut terfokus kedalamnya.

"semua pelajar yang pulang dari pertukaran pelajar itu, sama sekali ngga ingat sama yang mereka lakukan disana," Nanon berucap serius.

"Lah, kok bisa? Bukannya seharusnya itu jadi pengalaman berharga?"

Nanon menaikkan kedua bahunya.
"Gua juga bingung. Sebagian siswa bahkan kadang bertingkah berbeda dari biasanya."

Ohm mengusap dagunya, berusaha mencerna ucapan Nanon yang begitu menarik baginya.

Keduanya hanya terfokus pada pembahasan mereka, mengabaikan film yang tengah berkomat-kamit disana.

Mereka berdua segera keluar dari sana setelah film itu selesai. Mereka mengambil tempat di salah sebuah restoran, dan memesan beberapa makanan untuk dinikmati sembari membahas pembahasan mereka.

"Gua tadi sempet denger ada yang ngomong, kakaknya ikut pertukaran pelajar itu tahun lalu," ucap Nanon sembari meminum segelas jus.

"Siapa?"

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang