20. Still Alive

2.2K 221 7
                                    

Puimek kini telah sadar. Ingatannya tentang segala hal yang terjadi di New York, lenyap begitu saja.

"Kakak ga bisa ingat sama sekali?" tanya Nanon.

Puimek menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, serta kebingungan masih saja menyelimuti wajahnya.

"Kita bahkan belum memiliki sedikitpun bukti, tapi ingatannya sudah lenyap," gumam Ohm.

"Sepertinya, kita harus kembali ke Thailand," ujar Nanon dengan wajah yang dipenuhi oleh kekecewaan.

Ohm kemudian menepuk pelan pundak Nanon,
"Jangan menyalahkan diri sendiri."

"Tunggu, sepertinya kita tidak bisa kembali begitu saja," potong Prim tiba-tiba.

Nanon beralih pandang pada orang di hadapannya,
"M–maksudnya?"

"Fakta bahwa kita sudah membunuh kepala sekolah. Jika kita balik ke sekolah, otomatis kita akan langsung di tangkap," ucap Prim.

Nanon mengeluarkan ponselnya, kemudian menunjukkannya pada Prim.

"Kita kan sudah punya bukti bahwa kepala sekolah ingin membunuh kita terlebih dahulu. Ini dinamakan pembelaan diri. Kita tidak akan bisa menjadi bersalah," ucap Nanon.

"Oke, kita sepertinya harus kembali. Dalang di balik ini semua sudah terungkap. Kita tinggal hanya membongkar sedikit lagi di sekolah, dan kita menang," lanjut Ohm.

Yang lainnya setuju, kemudian pergi meninggalkan ruangan, dan segera berangkat menuju ke bandara.

Mereka mengambil kursi di bagian sebelah kiri pesawat, agar bisa menikmati pemandangan yang indah.

Ohm menyenderkan kepalanya ke bahu Nanon, sembari memainkan jari-jarinya Nanon.

"Ohm, makasih banyak," bisik Nanon.

Ohm menatap wajah pria yang ada di sebelah kirinya, kemudian berucap dengan nada yang begitu manis,
"Makasih untuk?"

"Umm... Makasih untuk semuanya. Lu udah ngebantu gua selama di sini."

Ohm kemudian mengelus rambut Nanon, kemudian beranjak dan beralih ke pipi Nanon yang begitu menggemaskan baginya.

"I'm your boyfriend. Jadi, itu sudah menjadi tanggung jawab gua," ucap Ohm yang membuat wajah Nanon berubah menjadi merah, dan di ikuti telinganya yang memanas.

"Gombal!"

Ohm tertawa kecil, kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Nanon. Kontak mata keduanya berhubungan dan terpaku.

Ohm perlahan mendekatkan bibirnya, dan hampir bertemu dengan bibir kekasihnya itu.

"Ohm, banyak orang di sini," ucap Nanon sembari menahan tubuh Ohm dengan kedua tangannya.

Ohm kemudian melirik ke sekelilingnya.

"Mereka semua sudah tidur."

"Tapi sama aja, Ohm!"

Ohm kemudian menarik selimut yang telah di sediakan di sana, kemudian menutupi wajah mereka.

Ohm kemudian mengecup bibir Nanon, dan melumatnya. Nanon tampak menikmati kecupan hangat dari Ohm, dan kemudian melingkarkan lengannya di leher Ohm.

🍂🍂🍂

Hari berlalu cepat, kini Nanon harus bersiap untuk kembali ke sekolah. Ia meratapi dirinya di dalam cermin, berusaha untuk meningkatkan kepercayaan diri agar bisa melalui semua pertanyaan-pertanyaan yang terlontar padanya nanti.

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang