4. XXI Secret

4.8K 396 1
                                    

Chimon menyeka keringatnya, sembari memegangi ponsel pintar di tangannya, menunggu balasan pesan dari orang yang sedari tadi ia sudah spam chat, namun belum ada balasan apapun, bahkan hanya untuk read saja belum ada.

"Non, ngga di balas," ucap Chimon sembari menunjukkan layar ponselnya pada pria di sampingnya.

"Coba telpon,"

Chimon mengangguk, ia kemudian mengetuk tombol telpon di sana.

"Tuutt... Tuttt... Tuttt..." suara dengungan khas telpon itu berbunyi.
"Nomor yang anda tuju..."

"Ngga diangkat juga."

"Sial! Biasanya dia sekarang dimana?" tanya Nanon.

"Entah lah, kayanya lagi di ruang tugasnya,"

Nanon menaikkan salah satu alisnya, kemudian merogoh saku celananya. Jarinya kemudian bermain pada benda kecil yang ia keluarkan dari sana.

"Gua punya ide."

🍂🍂🍂

Chimon berjalan menuju gedung tersendiri tepat di sebelah timur sekolah itu. satu-persatu anak tangga ia lalui. Gedung itu sangat sepi, hanya siswa tertentu yang bisa masuk kesana.

Ia mengendap-endap melalui pintu bagian belakang, kemudian naik ke lantai tiga gedung itu.

Ia perlahan membuka daun pintu di depannya, berusaha menyamarkan seluruh suara yang dihasilkan dari sama.

"Kak Purim?" bisiknya pelan.

Pria yang dipanggil langsung mengeluarkan data yang sedang ia buka, dan menampilkan desktop wallpaper PC di depannya.

"Eh... Chimon? Ke-kenapa kesini? Kenapa ngga bilang dulu?" tanya Purim terbata-bata.

Chimon berusaha bersikap seperti biasanya. Ia mendekati pria itu, kemudian duduk di pangkuannya. Hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu.

Chimon melingkarkan kedua lengannya pada leher Purim, dan wajahnya ia tempelkan ke dada Pria yang lebih tua.

"Aku kangen. Kenapa kakak ngga balas chatku?" kalimat manja itu keluar dari bibir Chimon.

"Ummm... K-kakak l-lagi ada t-ugas," Purim tampak gugup dengan jawabannya.

Chimon memanyunkan bibirnya, menatap bola mata pria manis yang ada dihadapannya saat itu.

"Aku maklum, kok. Kakak lagi ngerjain apa? Aku mau liat," ujar Chimon merayu.

"Aahh... Bukan kakak ngga mau ngasih, tapi... ini cuma kakak aja yang bisa tau,"

"Tapi, kenapa? Aku kan pacar kakak. Lagian cuma aku doang, kok. Ngga bakal ada perubahan apa-apa,"

"Mendingan ngga usah, ya. Kamu balik ke kelas, udah bel masuk,"

Chimon menggelengkan kepalanya.
"Ngga mau."

Wajahnya terlihat begitu imut di mata Purim. Ia mencubit pelan kedua pipi Chimon. Purim mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup bibir Chimon perlahan, dan merasakan lidahnya membasahi hampir seluruh bagian bibir Chimon.

"Kakak mau ke kamar mandi dulu," ucap purim setelah melepas kecupan itu.

Chimon tersenyum padanya, kemudian meratapi punggung pria yang perlahan mulai menjauh, dan lenyap setelah pintu tertutup.

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang