17. Run Away

2.4K 208 4
                                    

"Gua rasa ini awal mula permasalahannya."

Ucapan Ohm yang menggema di telinga Nanon. Ia menyetujui kalimat dari pria di depannya.

Tentu saja, disinilah seharusnya mereka akan mengerahkan seluruh energi dan pikiran.

"Tapi, bukankah ini tampak seperti sebuah film?" ucap Ohm lagi.

Nanon terkekeh kecil,
"sepertinya iya. Mungkin, kita sedang di tonton di layar lebar."

Keduanya berjalan ke arah belakang sekolah itu, mencari tempat untuk sekedar mengintip, mencari tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana.

"Rriiiinngggggg...." Dengungan bel sekolah itu terdengar jelas.

"Eh ... mereka keluar," ucap Nanon setelah melihat beberapa siswa tengah berjalan berbaris menuju keluar dari sana.

"Ikutin," ujar Ohm kemudian menarik tangan Nanon dari sana.

"Mereka bukan orang asli di sini, sepertinya mereka adalah orang-orang yang ikut pertukaran pelajar," bisik Nanon.

Melihat orang-orang berambut hitam, dengan warna kulit eksotis khas Asia, membuat Nanon menangkap itu.

"Shit! Itu Prim, bukan?" Ohm berucap dengan nada yang lumayan tinggi.

"Sialan! Iya, itu Prim. Sepertinya dia adalah target kita sekarang," ucap Nanon.

Ohm mengangguk sebagai jawaban.

"Mereka bubar. Ayo ikuti Prim."

Keduanya berjalan perlahan, kemudian menumpangi mobil untuk mengikuti mobil yang membawa Prim pergi.

Mobil itu berhenti tepat di salah sebuah gedung bertingkat. Sepertinya sebuah rumah pribadi, berwarna putih dan megah.

"Prim tinggal di sini?" tanya Ohm.

"Jikalau jawabannya 'iya' berarti itu hal yang bagus, bukan?"

"Semoga saja iya," ucap Ohm sembari menganggukkan kepalanya.

"Sekarang, kita harus apa?"

"Gua masih kepikiran soal XXI Secret. Kenapa kita tidak mencari tahu informasi tentang itu?" tanya Ohm.

Nanon mengerutkan keningnya.

"Menurut gua, itu adalah sekolah tempat pertukaran pelajar itu. Dari tempatnya yang seperti rahasia, kayanya itu XXI Secret."

"Kita harus ngapain supaya bisa masuk ke sana?"

"Menyamar," jawab Nanon.
"Kalau kita tertangkap, hal pertama yang kita dapatkan, kita dipulangkan."

"Oke."

🍂🍂🍂

Pagi hari tiba. Keduanya kini telah memakai seluruh pakaian untuk penyamaran mereka.

"Apa menurut lo nyamar kaya gini ga bakal ketauan?" Tanya Ohm.

Nanon terkekeh melihat Ohm yang kini dalam balutan pakaian seragam wanita dengan rambut palsunya.

"Lu cantik banget, Ohm," ledek Nanon melihat pria di depannya.

"Lu ngga usah ngejek, dah. Lu lebih cantik dari gua," lanjut Ohm.

"Ayo berangkat,"

Ohm mengangguk, kemudian mengambil langkah kaki perlahan.

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang