7. Teacher

3.5K 368 1
                                    

Bel kini berbunyi. Nanon merenggangkan tubuhnya setelah seharian merasakan penatnya belajar pelajaran MIPA yang dipenuhi rumus-rumus yang mengakar di otaknya.

"Sialan! Gua makin yakin kalo gua salah jurusan!" ujar Nanon tiba-tiba.

"Kenapa ga minta pindah aja lu?" Tanya Chimon.

"Ya dia ga bakal mau, lah. Dia mana bisa jauh dari gua," putus Ohm menggoda Nanon.

"Kepedean lu! Gua mendingan pindah kelas aja."

"Eh, jangan. Gua becanda."

"Terus, gimana nih? Yang lain udah pada pulang. Kayanya sekarang waktunya," ucap Nanon, kemudian berjalan keluar dari pintu.

Ohm dan Chimon mengikuti dari belakang. Kini mereka sudah memakai jaket untuk menyamar agar tidak terlihat di kamera pengintai.

"Mon, lu awasi bagian tangga. Ohm, lu awasi bagian sekitar ruangan dan pintu masuk. Gua bakal bobol pintunya."

Mereka sepakat. Nanon kini mulai berjalan menuju ke ruangan yang dituju, dan mulai mengeluarkan sebuah penjepit rambut dari saku celananya.

Ia menusukkan itu pada lubang kunci, kemudian menggerakkan tangannya. Meski sempat merasa kesulitan, namun akhirnya itu terbuka.

"Sini!" Bisik Nanon pada keduanya.

Ohm dan Chimon berjalan mendekati Nanon, kemudian melirik kedalam ruangan itu.

"Drrttt... Pintu itu perlahan mereka dorong."

"Bruakk!!!" Sebuah tendangan dari arah belakang membuat mereka terjatuh dan tersungkur ke dalam ruangan itu.

"Duarr!" Pintu itu seketika tertutup, dan seketika di kunci dari arah luar dengan gembok yang terpasang.

"Sialan! Kita terjebak!" Ucap Nanon.

Nanon kemudian berjalan mendekati saklar lampu, dan menyalakan pencahayaan yang ada di atas ruangan itu.

"Ngga nyala. Coba lu pake senter hp lu, Ohm."

Ruangan itu gelap gulita, tak ada sedikitpun cahaya masuk kedalam ruang itu.

"Non, itu apa?" Chimon berucap setelah mengarahkan senter hpnya pada sebuah benda berbentuk kotak.

Nanon mendekati benda itu, kemudian menggeser beberapa kain dan kertas yang ada di atasnya.

Benda itu berdebu, Nanon meniup benda dan menampilkan sebuah tulisan disana.

"XXI Secret. Lagi-lagi gua ketemu tulisan ini. Kayanya ini suatu hal yang paling berpengaruh."

Nanon kemudian mengangkat sebuah bungkusan yang ada disana.

"Ini pil yang kemaren itu."

"Cuma itu yang tersisa?" Tanya Ohm. Ohm kemudian beralih mendekati Nanon setelah sedari tadi sibuk mengais seluruh isi ruangan itu.

"Iya, Ini doang," jawab Nanon.

"Non, ini mesin apa?" Tanya Chimon dari sudut tenggara ruangan itu.

Yang lainnya mendekat.

"Sial, ini juga dari XXI Secret."

Benda berbentuk kotak besar berbentuk seperti mesin kendaraan dalam ukuran yang lebih besar.

"Jangan bilang itu mesin kloning yang kita bicarakan, Non?" ucap Ohm.

Nanon menatap wajah Ohm.
"Sepemikiran. Gua juga ngerasa kaya gitu. Tapi ini hanya mesinnya saja," ucap Nanon.

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang