18. Killing

2.3K 230 9
                                    

"PRIM!" teriakan Nanon menggema di seluruh isi ruangan itu, ketika Prim tiba-tiba saja terbujur kaku, dan tubuhnya menjadi kejang.

"Bawa ke rumah sakit buruan," ucap Ohm kemudian melingkarkan lengan Prim di lehernya dan membawanya pergi dari sana.

Prima dibawa masuk ke dalam ruangan. Ohm dan Nanon terpaksa menunggu di lobby.

"Ohm, situasinya sama kaya Purim dan Patrick," ucap Nanon.

"Gua ngerti. Sepertinya orang yang sudah masuk ke dalam lingkaran ini, tidak bisa bebas begitu saja," ucap Ohm.

"Sialan! I mean, kenapa kepala sekolah bisa tega ngelakuin ini hanya demi uang?"

"Yang bisa mengontrol segalanya, Non."

Nanon mengangguk, sebelum kembali terucap,
"Terus, kenapa kita ngga bernasib sama? Padahal kita ada di lingkaran yang sama, dan kita sudah kabur sejak awal."

Ohm menggelengkan kepalanya.
"Gua juga bingung. Tapi, yang gua bisa tangkap, kita emang sengaja di jebak di sini."

"Apa kita harus mencari tahu lebih tentang XXI Secret?"

"Up to you."

Nanon kemudian beranjak, lalu memutuskan untuk kembali ke sekolah itu.

Langkah kakinya terhenti, ketika melihat beberapa orang sedang berkerumun di sana.

"Ohm, ngga asing, kan?" ucap Nanon sembari mengintip dari balik tembok.

"Itu orang-orang yang sama kaya yang menyebar obat-obat itu," jawab Ohm.

"XXI Secret!" ucap Nanon tiba-tiba setelah mendapat sedikit clue.

"Apa kita harus membuntuti mereka?"

"Iya. Kita harus ikuti."

Keduanya membuntuti mereka diam-diam, dikala hari perlahan mulai gelap.

"Ohm, mereka masuk ke gedung itu," ucap Nanon sembari menunjuk gedung yang sepi dan gelap layaknya tidak ditempati.

"Tempatnya sama seperti di film-film yang pernah gua tonton. Biasanya di sana pasti ada kejahatan."

"Tapi di balik perjuangan, pasti ada jawaban," lanjut Nanon.

Keduanya memutuskan untuk mengendap-endap masuk ke dalam gedung itu.

"Seenggaknya kita harus ngalahin dua orang supaya kita punya kostum," ucap Ohm.

"Oke, nanti gua bakal kunci tangannya, lu yang pukul."

Nanon kemudian bersembunyi di balik sebuah tembok, dengan sebuah kain yang ada di tangannya.

"Satu... Dua... Tiga..." batin Nanon kemudian sontak langsung menutup mulut orang yang melintas di depannya, dan mengunci tangannya.

Ohm melayangkan pukulannya tepat di bawah dagu kiri pria itu, membuatnya seketika langsung pingsan di tempat.

"Lu duluan yang pake kostum, Non."

"Oke."

"Jangan lupa cek seluruh isi yang ia bawa, tanda pengenal, atau apapun itu."

Ohm kemudian mengintip, sembari Nanon mengganti pakaiannya.

"Ada orang lagi,"

"Brukk!"

Ohm kembali memukul pada bagian yang sama. Awalnya Ohm tak percaya dengan teknik mematikan itu. Tapi, sekarang ia sadar bahwa itu adalah titik terlemah.

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang