14. Boyfriend

3.6K 272 4
                                    

Nanon menghela napasnya, sembari melangkahkan kaki perlahan menuju ke ruangan yang telah dijanjikan.

Ia membuka pintu kayu yang besar di depannya, mendapati kepala sekolah yang tengah tersenyum hangat padanya.

"Sial, apa dia tidak tau kalau yang semalam itu aku?" batin Nanon sembari bertanya-tanya.

"Silakan kamu isi formulirnya," ujar pria yang disebut kepala sekolah itu.

Nanon duduk di kursi, tepat di hadapan kepala sekolah, mengambil pulpen di samping kanannya dan mulai menuliskan data dirinya disana.

"Sudah, pak."

"Baiklah, terima kasih atas kerja samanya. Kamu bisa kirim uangnya melalui rekening ini," ucap kepala sekolah itu sembari menyodorkan sebuah kertas bertuliskan angka.

"Siap, pak. Saya akan kirimkan," jawab Nanon, kemudian keluar dari ruangan itu.

"Ohm, Sekarang lu," ucap Nanon ketika melihat Ohm tengah duduk di luar ruangan itu.

"Lu yakin?" tanya Ohm.

"Ah, tenang saja. Sepertinya kita tidak akan terpilih. Soalnya masih ada sesi seleksi."

Ohm kemudian menghela napasnya, kemudian masuk ke dalam ruang itu.

Tak butuh waktu lama bagi Ohm untuk menyelesaikan pendaftarannya, ia kembali menemui Nanon, dan memilih untuk beranjak menuju kantin.

"Gua lapar banget," ucap Nanon merengek.

"Iya, gua traktir," ucap Ohm sembari memberikan senyuman terbaiknya pada Nanon.

"Lu pasti ada maunya, kan?"

"Apaan, dih. Gua cuma pengen traktir elu, ga ada yang lain."

Nanon menatapnya curiga.
"Yakin ga ada yang lain?"

"Yakin, dih. Lu mikir aneh-aneh," ucap Ohm dengan suara yang bergetar samar.

"Bohong. Lu mau ajak gua nge-date, kan?" tanya Nanon.

"Iya ... eh, ENGGAK!"

"Ya udah, gua mau," ucap Nanon tanpa beban

"Lu serius?"

"Lah iya. Gua serius."

Ohm menatapnya bingung. Tak biasanya pria ini mudah peka. Bahkan kali ini, Ohm belum memberikan kode apa-apa, tapi Nanon sudah bisa menebak dengan sempurna.

"Oke, jam 18.00 gua tunggu di Siam," ujar Ohm.

Nanon mengangguk sebagai jawaban, kemudian mengambil duduk di atas kursi, memesan makanan dan minuman dengan harga paling mahal.

"Lu meras gua?" tanya Ohm dengan nada tinggi.

Nanon terkekeh. Ia merasa begitu puas untuk mengganggu pria itu.

"Lu kan ga ngasih batasan," jawab Nanon yang masih sedikit tertawa.

Ohm menggaruk tengkuknya.
"Gua bodoh banget," ucapnya.

"Baru sadar?"

"Sialan!"

🍂🍂🍂

Kini waktu sudah menunjuk pukul 17.24, dan ia masih saja bingung dengan pakaian yang akan ia kenakan.

Apakah ia harus bergaya casual, atau harus terbalut dengan blazer di luar kaos? Atau mungkin ia harus mengenakan kaos polos dengan pasangan jeans?

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang