11. Give Me More Time

6.5K 347 6
                                    

Sinar mentari pagi menyeruak masuk melalui celah jendela kamar Ohm, menerpa tepat di wajah Nanon, dan menjadi alat pengganti alarm untuk terbangun dari tidur.

Nanon mengubah posisinya dari telungkup menjadi duduk dan sedikit membungkukkan tubuhnya karena merasa begitu lelah.

Ia mengusap wajahnya beberapa kali, sebelum akhirnya bola matanya berpindah menuju ke tubuhnya yang tidak ditutupi oleh sehelai pakaian pun.

Ia kemudian menarik selimut dan mendapati dirinya tengah telanjang bulat. Ia melirik ke sebelah kanan, kemudian mendapati Ohm juga dalam keadaan yang sama.

"Sial! OHM!" teriak Nanon yang membuat Ohm terbangun dari tidurnya yang lelap.

Ohm mengusap matanya, kemudian tersenyum manis pada pria yang ada di hadapannya saat itu.

"Kenapa?" tanya Ohm dengan nada suara manis.

Wajah Nanon berubah menjadi masam, melihat Ohm yang tampaknya begitu baik-baik saja dengan keadaan ini.

"Ki–ta semalam ngapain?" tanya Nanon dengan ucapan yang terpatah-patah.

Ohm membuka lebar bola matanya, kemudian meletakkan kedua telapak tangannya untuk menopang wajahnya.

"Lu ga ingat?" tanya Ohm sembari memainkan rambut Nanon yang sehitam arang.

"Ingat apa? Kita ga ada ngelakuin apa-apa, kan?"

"Eh, lu beneran ga ingat?"

Nanon menggeleng sebagai ucapan.

"Padahal ... semalam lu menikmati banget,"

"Apa?! Itu cuma mimpi! Jangan mengada-ada," bentak Nanon.

"Ta–tapi itu ... nyata," ucap Ohm yang melihat wajah Nanon begitu serius dan dicampur masam.

"Ngga! Itu ngga benar. Cukup lupakan saja, dan anggap tidak pernah terjadi!"

"Tapi gua ga bisa."

"Pokoknya ku harus lupain!"

"Gimana caranya?! Gua sekarang bahkan ga bisa jauh dari lu!" ucap Ohm dengan nada suara yang meninggi.

"Oke, lu mau lupain dan anggap itu ga pernah terjadi, atau lu ga usah ngobrol sama gua lagi, anggap bahwa kita tidak pernah saling kenal!"

Ohm terdiam, wajahnya menatap dalam pria di depannya dengan penuh kekecewaan. Tubuhnya begitu lemas, rasanya tidak memiliki energi pendorong hidup dari dirinya.

Nanon kemudian mengenakan pakaiannya, kemudian langsung pergi keluar dari kamar Ohm.

Ohm diam terpaku di tempat, melihat Nanon yang sudah lenyap dari pandangnya.

Mulutnya sedikit ternganga, bola matanya telah basah, dan rasanya air matanya sudah sangat siap untuk beranjak keluar dari sana.

Matanya bergetar, di ikuti tubuhnya yang juga perlahan mulai bergetar. Tarikan napasnya begitu dalam dan mendominasi suara yang tercipta.

Tangannya memeras kasar bantal, pandangan matanya masih tetap ada di arah tujuan yang sama.

Bagaimana ia bisa melupakan itu begitu saja, bahwa ia kini benar-benar hanyut dalam cinta kepada sosok yang ia anggap teman itu.

Air matanya kini berhasil jatuh, perlahan membasahi pipinya.

"Sialan! Gua ga pernah hidup seperti ini," batin Ohm, kemudian beranjak dari tempat tidurnya.

Ia menyalakan shower, membasuh tubuhnya segera dan mengenakan seragam sekolahnya.

Ia memutuskan untuk menemui Nanon di sekolah, ia rasa mungkin ini bisa menjadi cara yang lebih efektif daripada harus hidup dalam diam.

The End of The Secret | OhmNanon 🔞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang