5

88 16 0
                                    

"Eri-yaa!"pekik Jaehyun di koridor jurusan Sastra Jerman dan menemukan Eri tengah berbincang dengan Haechan.

"Kenapa,sih? Harus banget teriak."balas Eri saat Jaehyun berada di hadapan Eri dan Haechan yang menyadari kehadiran Jaehyun pun pamit, tidak ingin mencampuri urusan orang dewasa,katanya.

"Kamu mau aku move on ,'kan? Bantu aku!"ujar Jaehyun dengan penuh semangat, mendapat wajah bodoh yang dipasang oleh gadis itu.

"Hah, lagi gak demam,'kan? Bagus deh, Kamu sejak awal seharusnya udah sadar. Kamu sayang aku sebagai kakak."balas Eri sambil berkacak pinggang.

"Oke, bantu apa?"tanya Eri lagi, Jaehyun pun tersenyum misterius.

"Eh, nanti pulang bareng si Doyoung,'kan?"tanya Jaehyun sambil menarik Eri ke kantin untuk mengisi bahan bakarnya.

"Iya."balas Eri  sambil mengikuti langkah Jaehyun.

"Aku udah kabarin dia, aku minjem kamu bentaran buat bantu aku, hehe."ujar Jaehyun sambil menyengir lebar.

"Bagus,deh. Kalian gak ribut lagi, kasian si Johnny sama Yuta ga tau mau gimana ngadepin kalian berdua."balas Eri sambil mencubit pipi Jaehyun.

"Sorry banget, aku sempat jauhin kamu dan bikin Doyoung marah besar."gumam Jaehyun sambil menundukkan kepalanya.

"Hey, don't be sorry. Kamu gak salah kok, anggap aja gak pernah kejadian."balas Eri sambil menampilkan senyuma lebarnya.

"Ayo! Pesan apa?"tanya Eri sesampai mereka di kantin fakultas Teknik.

Remarques

How was day?

-Ra

Jaehyun tersenyum sambil melangkahkan kakinya ke coffee shop dekat gedung apartmentnya dengan sticky notes dari kotak suratnya dan menemukan gadis yang telah memenuhi pikiran Jaehyun beberapa hari ini.

"Hello, Rara. Nice to meet you."Jaera mendengar suara berat itu tersentak kaget dari kegiatannya membuat foam capuccinonya.

"Ah, Hai. Pesan ke Seungkwan ya, kak." ujar Jaera lalu memfokuskan dirinya ke pekerjaannya.

"Boo, Espresso ya."pesan Jaehyun pada Seungkwan dan dihadiahi anggukan dari Seungkwan.

"Ini, kak." Suara Jaera menginterupsi kegiatan Jaehyun yang tengah menopang dagunya dengan tangan kanannya, memperhatikan Jaera.

"Oh, iya. Terima kasih."balas Jaehyun yang terduduk di counter pengambilan minuman. Jaera hanya balas gumaman yang tidak terlalu jelas didengar oleh Jaehyun.

Jaehyun sebenarnya tidak terlalu yakin dengan dugaan yang dibuat oleh Eri di kantin tadi. Bahwa pengirim sticky notes dan barista coffee shop yang bernama Rara adalah orang yang sama.

"Jantung kamu gak mungkin bisa berdegup kencang pada orang yang berbeda dengan situasi yang sama." perkataan Falleri masih tersimpan dengan baik di dalam memori milik Jung Jaehyun. Terbukti dengan buku Psikologi yang Eri curi dari tunangannya, Delvin.

"Kayaknya, iya, deh."gumam Jaehyun sambil mengeluarkan ponselnya dan memotret Jaera diam-diam. Jaera yang tidak sadar dengan lingkungan sekitar hanya sibuk menghitung stock bahan dan mengecek masa expire dari bahan di coffee shop itu.

 (III) RemarquesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang