13

72 10 0
                                    

"Jae!" Mingyu yang baru saja menapakkan kaki kanannya di dalam coffee shop sudah menemukan keberadaan Jaehyun tengah terduduk di kursi bar.

"Eh, Ming. Kena angin beliung mana lo? Tumben bener dateng."sapa Minghao sambil mengejek Mingyu.

"Si kampret. Gue dateng seabad sekali, sekali dateng dibully . Heran gue."balas Mingyu sambil memeluk Minghao, sohib semasa SMAnya yang dipercayakan Kai sebagai Supervisor coffee shop miliknya.

"Jadi, gimana? Ada data punya Jaera nggak?"tanya Jaehyun langsung pada topik. Mingyu yag mencolek paha Minghao yang berada disampingnya dan lelaki itu seakan mengerti kode Mingyu pun meneguk kopinya.

"Gini, gue tau lo kenal sama si Johnny sama Mingyu. Tapi, data karyawan di sini masih tanggung jawab gue. Gue gak bisa ngasih data pribadi karyawan gue secara cuma-cuma buat lo." jelas Minghao dengan raut seriusnya.

"Dia, tinggal dimana?"tanya Jaehyun lagi.

"Loh, kemarin gue liat lo ketemu si Jeno, sohibnya Rara. Gue rasa lo seharusnya uda tau nama lengkap sama tempat tinggalnya, kan?"tanya Minghao dengan sorot matanya yang tajam.

"Sebenarnya, lo ngorek informasi Rara untuk apa?" tanya Minghao dengan nada datarnya.

"Gue mau ngegebet dia."balas Jaehyun dengan mantap. Minghao yang mendegar jawaban Jaehyun pun terbelalak terkejut.

"Lah, mau ngegebet, ngapain nyari informasi sampe ke gue?! Cari noh sahabatnya."sindir Minghao sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kayu.

"Sahabatnya gak mau buka mulut, dia aja sendiri naksir si Rara."balas Jaehyun sambil mengetuk jarinya di meja kayu tersebut.

"Ya udah, sekarang lo ngandelin usaha lo sendiri aja. Berani ngegebet, hrus berusaha sendiri dong."balas Mingyu yang sedari tadi menyimak pembicaraan Minghao dan Jaehyun sambil menunggu pria berhidung perosotan datang sesuai janjinya.

"Eh, Ming. Maap gue telat." sapa lelaki bermarga Lee itu sambil mengambil tempat duduk samping Mingyu.

"Halo,Hao! Lama gak ketemu, ye! Halo, Jae." sapa Dokyeom pada kedua lelaki itu dan dibalas hanya senyuman tipis.

"Jadi...gue harus gimana?"tanya Jaehyun dengan lesu. Mingyu yang sejak awal tidak menyetujui Jaera harus berhubungan dengan Jaehyun pun hanya mengangkat bahunya cuek. Sedangkan Dokyeom dan Minghao yang tidak tahu masalah ini hanya menutup mulut mereka rapat.

"Usahalah. Deketin sodara terdekat si Jaera, kalo sahabatnya gak bisa dideketin."ujar Dokyeom tiba-tiba yang mendapat cubitan pedas dari Mingyu yang duduk di sebelah Dokyeom membuat lelaki itu meringis, menahan sakit dari cubitan Mingyu.

"Emang lo kenal? Sama sodaranya si Jaera?"tanya Jaehyun pada Dokyeom dengan wajah berbinarnya.

"Ya...nggak,sih. Gue denger nih, ya. Kalo pamannya Jaera kuliah satu universitas sama kita."balas Dokyeom dengan nada seriusnya.


"Siapa?"tanya Minghao sambil mengerutkan dahinya, bingung.


"Gak tau gue. Cari tau aja sendiri. Ming! Ayo! Kita kan ada janji sama bang Coups. Gue duluan, ya!" ajak Dokyeom sambil berpamitan pada kedua lelaki itu, dibalas anggukan dari Minghao dan Jaehyun.



 Gue duluan, ya!" ajak Dokyeom sambil berpamitan pada kedua lelaki itu, dibalas anggukan dari Minghao dan Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 (III) RemarquesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang