15

54 8 0
                                    

"So, what's wrong?" Hera membuka suaranya, karena Si Ambis, Hwang Jaera mengajaknya untuk ngopi di coffeeshop milik omnya, tepatnya di ruang kerja omnya. Katanya takut diciduk sama Jaehyun.

"Gue..."gumam Jaera sambil mengetuk kukunya yang diwarnai dengan warna hitam ke meja mahal milik Kai.

"Apa sih? Bertele-tele banget lo?!"pekik Hera kesal, lantaran Jaera yang mengajaknya bertemu dan berakhir Jaera juga yang ragu untuk menceritakan masalahnya.

"Gue kemaren iseng ngirim sticky note ke kak Jaehyun dan dia sekarang baper sama gue."ucap Jaera dalam satu tarikan napaasnya. Sedangkan Hera yang mendengar jawaban itu pun hanya bisa menganga lebar, merasa ajaib dengan tingkah aneh sahabatnya.

"Lo kesambet jin mana?! Ga pernah suka cowo, sekali ngode langsung baper tuh cowo. MANA KAK JAEHYUN PRINCE OF LITTERATURE?! Gila emang ponakan kak Mingyu ini."balas Hera sambil setengah berteriak, menyebabkan Jaera menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya.

"Y-ya, gue ga tau juga. Ga tau dapet motivasi dari mana sampe ngirim gituan ke kak Jaehyun."balas Jaera sambil menggaruk pipinya.

"Ngaku deh, Lo naksir kak Jaehyun, ngga? Jahat banget, kak Jaehyun udah baper dan lo seandainya ngga suka dia.

"Ya, salah gue? atau kak Jaehyun yanng baper?"gumam Jaera cemberut sambil mengigiti sedotan stainlessnya.

"Ya, lo kira gue cenayang?! Jangan aneh-aneh lo."sinis Hera sambil menyesap Frappucinonya.

"Gue sekarang harus gimana sama kak Jaehyun? Mana Om Mingyu sama Om Kai bener-bener nutup akses komunikasi gue sama kak Jaehyun. Gue buka akun bodong di Line aja, langsung didelete account sama Om Mingyu."omel Jaera kesal sambil menydarkan dirinya di sofa milik Kai.

"Serius, deh. Gue ga ngerti lagi liat tingkah absurd lo. Bener, gue ga kuat."gumam Hera sambil memijit pelipisnya kesal.

"Gue sendiri juga ga tau motivsi dari mana sampe bisa-bisanya gue ngirim gituan. Juga gue ga tau punya berapa nyawa, bisa punya nyali buat ngirim."balas Jaera tak kalah frustasi.

"Oke, now decide, do you like Jaehyun or not? If not, leave him, if yes, go!"balas Hera dengan nada finalnya, tidak bisa diganggu gugat.

"I'm leaving, see you on Thursday!"Hera segera menyampirkan tas Hermes kesayangannya dan pergi dari ruangan tersebut, meninggalkan Jaera yang termenung memikirkan pembicaraannya dengan Hera tadi.

"Well, someone has got a new lesson." Suara itu sukses membuat jantung Jaera berpindah posisi dengan lambungnya.

" Ih, Kak Minghao! Bikin jantungan aja!"sebal Jaera sambil mengerucutkan bibirnya sebal.

"Suara frustasi kalian terlalu jelas didengar dari ruang penyimpanan, Jae."balas Minghao sambil duduk di sebelah Jaera dan merangkul bahunya.

"So, what your decision? Jaehyun nampaknya sudah masuk terlalu dalam terhadap lingkaran yang kamu ciptakan, Ra."ujar Minghao sambil mendekap Jaera seperti adiknya sendiri.

"Whay do you think? Should i take it of leave it?"balas Jaera sambil mengangkat wajahnya melihat ke arah Minghao yang tengah tersenyum.

"Ask your heart, what should you choose. Jangan sampai kamu nantinya menyesal, Ra."balas Minghao sambil mengelus rambut Jaera.

"Sama ka Minghao aja boleh gak?"tanya Jaera secara tiba-tiba.

"Aku rasa ngga deh, om kamu itu posesif akut, mau yang sulung, bungsu sama aja posesifnya."balas Minghao dengan senyuman manisnya.

"Ih, aku dipeluk gini aku yang ada baper sama kak Minghao!" pekik Jaera sambil memberontak di pelukam Minghao. Sedangkan pria itu hanya terkekeh melihat reaksi Jaera yang menurutnya menggemaskan, seperti dulu semasa ia masih di bangku sekolah dasar.

"Iya-iya, kakak lepas. Ayo, keluar kita racik kopi kesukaan kamu ya!" ajak Minghao sambil menarik Jaera keluar dari kantor milik Kai ke arah brewing station.

"Aaaa, I missed you so much!"ujar Jaera saat bertemu dengan mesin kopi di hadapannya dan mengundang gelak tawa dari Seungkwan dan Jun yang  gemas dengan kelakuan barista gemes mereka.

"Itu mesinnya ngga bakal berpindah, Ra. Jangan dipeluk dicium gitu juga."ujar Seungkwan saat melihat Jaera sudah tahap hampir memeluk mesin itu.

"Ih, Kak Seungkwan perusak suasana aja!" gerutu Jaera sambil melirik sinis ke arah Seungkwan.

"Halo, Ra!"suara berat menyapa telinga Jaera dan sontak gadis itu berdiri tegak, guna melihat siapa yang memanggilnya.

"Oh, halo kak Jae."balas Jaera dengan wajah dinginnya. Sontak membuat Seungkwan dan Jun terkejut dengan perubahan ekspresi Jaera.

"Aku ganggu kamu, ya?"tanya Jaehyun dengan ragu usai menyadari wajah Jaera yang terlihat agak 'dingin' baginya.

"Iya, kak."balas Jaera pendek sambil mengenakan apronnya kembsli dan mengelap mesin  kopi di hadapannya.

"Mind have a walk?"ajak Jaehyun sambil mengikuti gerak gerik tubuh Jaera. Seungkwan yang mengerti pun segera melepas apron yang dikenakan Jaera dari tubuh gadis itu dan mendorongnya keluar dari brewing station.

"Apa sih, Kak Seungkwan?!"geram Jaera dengan wajah sebalnya dan beruntung Jaehyun menangkap tubuh Jaera dari dorongan Seungkwan yang seperti badak.

"Have fun!"ujar Seungkwan ceria sambil mengedipkan sebelah mstanya ke arah Jaehyun.Sedangkan Jaera yang terlalu terkejut dengan aksi Seungkwan hanya menerjapkan kedua matanya, terkejut.Setelah itu, Jaera yang tersadar pun berusaha berdiri.

"Can we?"tanya Jaehyun lebih ke arah ajakan, sedangkan Jaera yang tidak memberi reaksi apapun tangannya ditarik oleh Jaehyun keluar dari coffee shop itu.

01/04/2021

-xoxo

 (III) RemarquesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang