14

80 8 0
                                    

"Jeno! Jemput aku dong!" pekik Jaera lewat saluran teleponnya dengan Jeno yang tengah menalikan tali sepatunya.

"Iya...kamu dimana? Di Apart,kan?"tanya Jeno sambil keluar dari unit apartmentnya.

"Di rumah oma, Jen. Tadi aku udah kirim locationnya ke chat hehe."balas Jaera sambil duduk di sofabed kamarnya.

"On the way!"balas Jeno lalu mematikan panggilan mereka.

"Jaera! Bangun!"suara serak baru bangun khas Mingyu seakan menggedor pintu kamar Jaera.

"Apa sih Om? Cepetan mandi! Aku dari tadi udah wangi ya!"sinis Jaera sambil membuka pintu kamarnya dengan pandangan sinisnya.

"Kok gak bangunin Om,sih?? Jahat banget,ih!"balas Mingyu dengan wajah tersakitinya dan mendapat cibiran dari Jaera yang malas melihat drama pagi ala Kim Mingyu.

"Gak usah drama,deh! Aku berangkat duluan, see you uncle!" balas Jaera sambil melihat ke arah ponselnya dan ternyata Jeno sudah sampai di depan rumah.

"Sama siapa berangkat?!"pekik Mingyu saat Jaera sudah sampai di anakan tangga terakhirnya.

"Lee Jeno!" balas Jaera dengan teriakannya lalu bergegas mengenakan sepatunya.

Remarques

"Kamu udah pindah rumah, Jae?"tanya Jeno saat mereka berada di parkiran motor saat mereka baru saja turun dari motornya Jeno.

"Hooh, disuruh sama Oma buat tinggal sama mereka."balas Jaera sambil memperhatikan Jeno melepaskan helmnya.

"Gak kerja lagi dong?"tanya Jeno sambil merangkul bahu Jaera yang lebih pendek darinya.

"Iya, kepaksa sih."balas Jaera.

"Jaera!!"peik Jaemin dan Haechan secara bersamaan saat mereka berada di kantin.

"Lebay banget."gerutu Jeno sambil melepas rangkulannya di bahu Jaera saat Jaemin dan Haechan secara bersamaan berlari dan memeluk Jaera dengan erat.

"Heh, itu Jaeranya kasih napas napa."ujar Chenle saat melihat Jaera yang sudah membuka lebar mulutnya, seakan berusaha menarik naps dengan mulutnya.

"Mulai hari ini, mau kemana-mana hrus kita temani. Oke?"ujar Jaemin sambil menepuk kepala Jaera.

"Gak sama si Dee?"tanya Jaera merasa sebal karena biasanya Jaemin hobi mengekori Daera si jurusan Fisika.

"Dia udah ada pawangnya. Nah, kamu belum. Jadi kami ikutin kamu terus."balas Chenle sambil mengambil tas darimu dan menentengnya dengan mudah. Padahal tas itu berisi sebuah laptop dengan sebuah tab dan lima buah buku yang tebal.

"Ayo, kita kemana, Tuan Putri?"tanya Jaemin sambil merangkul bahu Jaera.

Remarques

"Heh, enak ya. Main pergi aja."sindir Mingyu saat Mingyu dan Dokyeom menemukan Jaera tengah duduk diantara Jaemin dan Jeno.

"Halo bang."sapa Chenle saat melihat Dokyeom dan Mingyu sambil berjabat tangan ala lelaki.

"Heh, Senior noh! Sapa kek."sindir Chenle pada Jisung yang sibuk dengan ponselnya. Sedangkan yang lain sibuk bercengkrama dengan Dokyeom mengenai pita suara katak.

"Siapa suruh kayak beruang?"sindir Jaera balik sambil memeluk Chenle erat.

"Ih,Jaera. Lepas, gak?"ancam Mingyu saat melihat Jaera memeluk Chenle.

"Emang kenapa? Sirik banget."dumal Jaera sambil mengeratkan pelukannya.

"Gak usah sok posesif lo, Ming. Status cuma om ponakan doang, juga."sindir Dokyeom yang gemas melihat Mingyu tengah cemberut.

"Tua amat lo, bang. Udah jadi Omnya si Jaera."ledek Jaemin sambil tertawa dan bertos ria dengan Jeno.

"Denger tuh, Om."balas Jaera dengan nada bersemangatnya.

"Ya, bukan salah gue yang jadi anak bungsu di keluarga gue."gerutu Mingyu sambil memajukan bibirnya lucu, membuat Jaera gemas pun menarik bibir Mingyu.

"Eh, Bang Jae? Ada apa nih?"tanya Haechan tiba-tiba saat Jaehyun berada di belakang gerombolan mereka.

"Gak apa, cuma mau nyapa sekalian kasih tau info dari Taeyong. Nanti malam ngumpul ya, di base camp."ujar Jaehyun sambil menatap Jaera yang tengah nyaman di pelukan Chenle.

"Oh,oke bang. Makasih infonya."balas Haechan sambil memeluk Jaehyun lalu lelaki itu pergi. Mingyu yang dari tadi menyadari arah tatapan Jaehyun pada Jaera pun segera memeluk Jaera dengan erat dengan wajah kesalnya.

"Ming, gue sempat ga yakin lo tuh omnya si Jaera."gumam Dokyeom sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalo bisa gue jadiin pacar, udah gue nikahin dari jaman orok."balas Mingyu sambil mencium pipi Jaera. Sedangkan gadis itu yang dipeluk pun segera melepaskan jeratan tubuh Mingyu dan beralih ke Jeno.

"Siapa juga yang mau sama manusia buluk kayak lo."balas Jaera sambil menoyor kepala Mingyu.

"Makan tuh, pacar."balas Chenle dengan tawa lumba-lumbanya.

Remarques

Heyyo guys! Aku berpikir pengen off sementara dulu dari dunia Wattpad, karena sibuk ngurus event ini itu, juga pusing mikirin kuliah;) bahkan buka Wattpad aja kalau teringat hari Jumat besok jadwal up Remarques baru dibuka;)) See you di updatean yang akan mendatang.

29/08/2020

xoxo

 (III) RemarquesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang