-20- Tak Bisa Berbuat Apa pun.

590 127 15
                                    

Teush!

Taehyung menahan pekikannya karena setetes cairan asam sulfat pekat itu menetes di tengkuknya. Rasa panas terasa terbakar mengerjapi tengkuk Taehyung. Namun itu masih permulaan. Tetesan-tetesan cairan itu kembali berjatuhan bahkan membuat seragam sekolah milik Taehyung sobek dan menembus ke kulit punggung cowok tersebut.

"K-Kak Taehyung, i-ini gak bener, Kak! KAK TAEHYUNG!" Yerin bergerak gelisah agar ikatan di tubuhnya bisa ia lepaskan tetapi tetap saja gagal. Yerin sangat panik apalagi melihat wajah Taehyung yang menahan rasa sakit itu membuat Yerin emosional.

"KAK TAEHYUNG, GUE MOHON SAMA LO PERGI SEKARANG JU-mph!"

Taehyung membekap mulut Yerin agar berhenti berteriak. Yerin berusaha melepaskan tangan Taehyung degan cara menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue gak akan biarin lo tersakiti lagi, Yerin .... Ahk!"

Taehyung mulai tak sanggup lagi menopang tubuhnya. Taehyung nyaris jatuh menimpa tubuh Yerin namun ia berusaha untuk lebih kuat.

"Mph! Mphhh!" Yerin berusaha untuk berbicara. Emosi Yerin semakin melunjak melihat kebodohan yang Taehyung lakukan.

"Apa pun yang terjadi ..., gue gak mau berpisah lagi dari lo. Udah cukup ... dua tahun ini tersia-siakan. Jangan lagi, Yerin. Jangan lagi ...." Taehyung menangis sejadi-jadinya. Air matanya berjatuhan di wajah Yerin.

Seragam Taehyung menjadi rusak dan hampir tak terbentuk lagi serta kulit punggungnya melepuh akibat terkena cairan keras itu. Taehyung kehabisan tenaganya. Ia menenggelamkan wajahnya di leher Yerin dan tanpa sadar melepaskan bekapan tangannya di mulut Yerin.

Sampai akhirnya Taehyung tumbang dan tak sadarkan diri.

"Kak ... Kak Taehyung ...," panggil Yerin di sela tangisnya yang kian pecah. "KAK HANBIN! GUE MOHON BERHENTI! KAK HANBIN!"

"AKU JANJI AKU GAK AKAN BILANG KE PAPA DAN MAMA ATAS KEJADIAN HARI INI! AKU JUGA JANJI GAK AKAN BERHUBUNGAN DENGAN KAK TAEHYUNG. ASAL BERHENTI SEKARANG JUGA!"

"Pilihan bagus sayang," ujar Hanbin dengan suara lembut.

Ruangan itu kembali senyap dan hanya ada suara tangis Yerin yang masih saja tidak bisa bergerak. Yerin memejamkan matanya. Ia tidak berani melihat tubuh Taehyung yang penuh dengan lepuhan. Untunglah tetesan cairan itu berhenti.

Setelahnya pintu gudang itu terbuka dan cahaya terangnya menyelinap masuk.

>>><<<

Aku berjalan sendirian menuju kelasku. Sedari tadi aku hanya menunduk dengan wajah lesu. Barusan yang mengantarku adalah Kak Hanbin. Kak Hanbin bersikap seolah tidak terjadi sesuatu semalam. Aku juga berusaha untuk berperilaku sama. Aku mencoba melupakan kejadian semalam seperti kemauannya Kak Hanbin namun tentu saja itu bukan hal yang mudah.

Ditambah lagi keadaan kritis Kak Taehyung yang sampai pagi ini belum sadarkan diri di rumah sakit. Mana aku tidak diizinkan menjenguk Kak Taehyung lagi.

Kak Hanbin memang brengsek.

Begitu aku sampai di kelas aku mengangkat kepala dan tidak menemukan kehadiran Chaeyeon di kelas. Padahal lima menit lagi bel masuk berbunyi dan selalunya Chaeyeon tidak pernah datang lama-lama.

Aku duduk di bangkuku dengan khawatir. Saat aku mengecek handphone semalam, aku sangat kaget karena mendapat banyak panggilan dari Chaeyeon. Aku ingin menghubungi balik tetapi Chaeyeon tidak mengangkatnya.

Teeet! Teeet!

Akhirnya bel mulainya jam pelajaran berbunyi.

>>><<<

Lo Itu Mantan! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang