-23- Hari-hari di Kanada.

510 132 16
                                    

Tangan gatel bgt pengin update.

Part ini didedikasikan untuk mereka yang vote💜💜

Yerin berjalan santai sambil menguncir rambutnya dan memperbaiki posisi tas yang sempat merosot. Cewek yang memakai syal di lehernya itu memasuki perpustakaan kota. Di belakang Yerin seorang cowok dengan tas biru di bahu masuk setelah Yerin dengan santainya.

Yerin mencari-cari buku dan mengambil beberapa buku tebal yang membahas tentang pelajaran sebelum memilih tempat duduknya sendiri yaitu di bangku paling sudut dengan meja sepanjang tiga meter.

Yerin sedang mengambil sesuatu dari dalam tasnya saat cowok dengan tas biru duduk semeja dengan meja yang Yerin tempati. Tepatnya di samping Yerin dengan jarak dua meter jauhnya.

Yerin hendak menulis di kertasnya namun entah karena risih Yerin menoleh ke arah kiri. Betapa terkejutnya Yerin melihat siapa sosok cowok dengan tas biru itu—yang juga terus-menerus menatap Yerin tanpa henti.

Seakan-akan dunia Yerin terhenti begitu saja dan suara-suara di sekitarnya meredup sempurna. Yerin terdiam seribu bahasa.

Sosok itu, tak lain dan tak bukan adalah Taehyung.

Sosok yang enam bulan lebih ia rindukan.

>>><<<

Yerin mengajak Taehyung berbicara di belakang perpustakaan secara empat mata. Yerin lagi-lagi tertawa renyah setiap menatap wajah cowok yang masih saja santai seolah tak terjadi sesuatu atau pun tidak akan terjadi sesuatu akibat kedatangannya ke Kanada secara mendadak.

"Kenapa Kakak bisa ada di sini?" tanya Yerin dengan ketus. "Kenapa Kakak nyusul aku ke Kanada?!" bentaknya kemudian.

"Gue udah nebak kalau lo bakal marah. Tapi ini keputusan gue sendiri. Memangnya lo punya hak buat ngelarang orang kayak gue untuk datang ke negara orang?" ujar Taehyung dengan santai.

Yerin menghela napas gusar. "Tapi kalau Kak Hanbin ngeliat Kak Taehyung ada di sini bisa bahaya. Kak, dengerin! Kak Hanbin itu gak seburuk yang aku kira selama aku menuruti semua perkataannya. Lihat! Sekarang aku baik-baik aja, kan?" Yerin merentangkan tangannya dan mempersilakan Taehyung melihat tubuhnya yang tanpa luka sedikitpun. "Aku bahagia di sini tanpa Kak Taehyung! Jadi aku minta Kak Taehyung buat pergi!"

"Bohong!" sela Taehyung. "Sampai kapan lo bisa nuruti semua kemauan Hanbin? Kalau lo gak bisa nuruti kemauannya Hanbin gimana? Kalau Hanbin minta kehormatan lo, apa lo akan tetep memberinya demi kebahagiaan palsu lo itu?"

Yerin menelan salivanya dengan susah payah dan beralih dengan membuang muka.

"Gue berhasil kuliah di sini karena perjuangan gue sendiri. Gue belajar mati-matian demi mengejar ketertinggalan gue supaya gue bisa kuliah di sini dan lo nyuruh pulang?" Taehyung tertawa renyah yang cukup panjang. "Ternyata si Hanbin brengsek itu bisa mempengaruhi seorang Yerin lebih cepat dari yang gue kira, ya."

"Cukup, Kak!"

"Apa benar lo bahagia, Rin?"

"Iya!" jawab Yerin dengan cepat.

"Gue tanya sekali lagi," Taehyung menatap lekat sepasang iris Yerin lalu bertanya, "Apa benar Yerin Kirana Alnira bahagia selama di Kanada?"

Saat itu juga iris milik Yerin bergetar dan digelimangi air mata. Yerin mengulum segera bibirnya yang turut gemetar.

"Seharusnya ... kalimat yang pertama gue dengar dari lo yaitu, 'Kak, aku kangen banget sama Kakak.' Bukannya marah-marah gak jelas. Itu ngejelasin secara gak langsung bahwa selama ini lo tertekan banget. Lo ketakutan banget kalau kejadian hari itu terulang lagi. Iya, kan?"

Lo Itu Mantan! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang