-25- Rencana Licik Shina.

487 126 21
                                    

Malam hari ketika aku keluar dari kamar, aku melihat Papa dan Mama sedang menonton acara tv di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam hari ketika aku keluar dari kamar, aku melihat Papa dan Mama sedang menonton acara tv di ruang tengah. Aku kelihatan cemas di anak tangga sendirian.

Sedari tadi aku ingin mengatakan kepada mereka kalau Shina ada di Kanada tapi entah kenapa aku sulit untuk mengatakannya.

80% aku yakin kalau Papa tidak akan percaya dan aku hanya mengada-ada.

"Loh, Yerin? Ngapain di situ?" Mama yang bertanya tiba-tiba membuatku kaget. "Ayo sini!" ajak Mama.

Aku berjalan mendekat lalu duduk di sofa tunggal. "Ma, Pa, ada yang mau Yerin bicarain," ujarku gugup.

Papa dan Mama sama-sama menoleh.

"Ada apa, Nak? Apa ada masalah?" tanya Papa.

"Begini ...." Aku menunduk memainkan jemariku. "Ki-kita pulang aja ya ke Indonesia."

Alis kedua orang tuaku seketika berkerut dalam. Mereka juga saling melempar tatapan satu sama lain.

Papa lalu menghela napas gusar. Papa tampak marah. "Udah berapa kali Papa bilang, lupakan Taehyung! Fokuslah pada Hanbin! Dia mencintai kamu dan mampu menjadi imam yang terbaik buat kamu! Bukan seperti Taehyung yang hanya bisa mencelakai kamu saja! Kenapa kamu masih saja ingin ke Indonesia agar bisa berjumpa dengan laki-laki brengsek seperti dia?!"

"Pa, tenang ...." Mama mengusap lengan Papa mencoba memberi kesabaran.

"Ini bukan soal Kak Taehyung, Pa! Papa tau? Shina murid SMP yang dulu menghasut Yerin untuk bunuh diri adalah adik sepupunya Kak Hanbin! Dia baru datang dari Amerika ke Kanada karena liburan sekolah!" jelasku menggebu-gebu sampai napasku nyaris tercekat.

Aku lihat Mama terkejut tapi Papa? Papa hanyalah mendengus dengan kesal.

"Kemarin kamu bilang Hanbin berbuat jahat sama kamu dan sekarang kamu memperalat Shina yang keberadaannya pun gak ada yang tau sampai sekarang? Besok-besok apa lagi alasan kamu supaya bisa kembali ke Indonesia? Sadar, Yerin! Kurang baik apa Hanbin sama kamu dan keluarga kita? Jangan bikin Papa malu dong, Yerin! Sebulan lagi acara pertunangan kamu dan Hanbin akan berlangsung! Papa mohon kamu jangan berulah lagi!"

Aku memejamkan mata dengan lelah. Pusing sekali menghadapi seorang ayah seperti Papa. Harus seperti apa dulu aku baru dia menyesali pilihannya?

"Papa lebih mementingkan harga diri Papa ketimbang anak Papa sendiri?" Aku bangkit dengan penuh amarah. "Terserah, Papa! Tapi kalau Yerin sampai kenapa-kenapa, Yerin harap Papa jangan pernah tolong Yerin! Biarkan aja Yerin sengsara biar perlu mati sekalian!"

Sedetik setelahnya aku langsung pergi berlari meninggalkan ruang tengah. Kuseka air mataku yang menetes tanpa diminta begitu saja.

"Yerin!" Mama memanggilku tapi aku tidak mendengarkan.

Kututup pintu kamar dengan kuat sehingga menimbulkan suara keras lalu aku merebahkan diri di kasur sambil menyembunyikan wajah di sela bantal.

Aku menangis sejadi-jadinya dengan posisi telungkup. Mengeluarkan seluruh kesedihanku yang dikarenakan orang tuaku sendiri. Mereka telah salah! Tujuan mereka adalah untuk membahagiakanku namun mereka sendiri tidak tau siapa di sini yang justru menjadi penjahatnya. Papa dan Mama justru memihak kepada orang itu.

Lo Itu Mantan! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang