✃p̶a̶r̶t̶ ̶1̶✃

126 21 0
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Cerita ini dibuat oleh:

Kelompok 3 [Ineffable Lazuardi Yaf]

Dan
Diperuntukkan untuk

author_project

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

"Bagaimana mungkin gadis ini bisa berkuliah? Ah! Aku masih tak percaya kau hebat mencari uang."

Claudia mendengus kesal. Perkataan bibinya itu tak sepadan dengan prestasi, kerja keras, dan usaha yang telah ia tunjukkan.

"Eh, kenapa? Apa kamu marah? Dasar! Jangan mulai mengataiku di seberang sana. Tapi tenang saja, aku hanya bercanda," ungkapnya geli.

"Ya aku tahu! Sebaiknya kumatikan sekarang, lagipula apa gunanya mengataimu. Bibi ini tak pernah berubah," balas Claudia kesal.

"Kamu ini, setiap perkataanku selalu saja di masukkan ke hati, sudah kubilang setiap kali bahwa aku hanya bercanda" ledek bibinya lagi.

Claudia tak sempat membalas saat ia sadar sesuatu membuat telapak kakinya geli.

"Tunggu dulu, apa ini? Seperti bulu tapi kasar. Apa kira-kira?"

Dihempaskannya selimut yang ia kenakan. Apalagi yang menggelitikinya selain sesuatu yang pada akhirnya membuat dirinya berteriak? Ya tentu perkiraannya salah. Sebenarnya apa yang menggelitikinya? Tepat! Kecoa!

"Ahh! Apa ini! Bibi aku matikan dulu teleponnya."

Claudia sibuk loncat kesana kemari menghindari kecoa dan mencari sapu lidi guna berevolusi menjadi senjata baginya. Tak lama kecoa itu mati dan ia membuangnya ke tong sampah.

"Ah sudahlah aku akan tidur di kursi saja, takut jika nanti ada kecoa lain."

Ia menghela nafas kemudian mengamati sekitar, tersadar kontraknya di rumah ini akan habis dalam dua hari lagi. Namun ia masih belum mendapatkan tempat baru untuk ia tinggali.

Tanpa aba-aba ia terlelap dalam kantuk yang merajalela. Esok akan jadi hari baru baginya. Hasil kerja kerasnya terbayarkan, kali ini ia mampu membiayai hidupnya sendiri tanpa merepotkan siapapun. Ada rasa bangga menyeruak dalam dirinya.

°º¤ø,¸¸,ø¤º°'°º¤ø,¸

Burung-burung mulai berkicau. Mentari mulai menyapa daun berembun. Kendaraan hilir mudik memadati jalanan.

Gadis berambut panjang, dengan pakaian bermotif garis berwarna pink ini beranjak pergi. Ia pun menunggu angkutan umum dan setelah angkutan umum itu sampai ia pun langsung mengambil posisi di dekat jendela. Bola matanya liar menangkap banyak hal.

"Apakah hari ini akan seberat hari kemarin ketika ospek?" gumamnya.

Angkutan umum yang ia tumpangi menepi, kedua telapak kakinya berpijak menuruni angkutan umum sembari menatapi kampus baru yang akan ia jadikan tempat belajar.

Rasa canggung bercampur bingung membuatnya terlihat jelas seperti orang asing. Ia pun berjalan menuju lift yang akan membawanya menuju lantai 3 tempat kelasnya berada.

Claudia melangkah masuk. Saat berada di dalam, dia tidak sendirian. Disampingnya, berdiri lelaki yang tampak gugup.

"Hai, ada apa? Apa kamu gugup? Atau ketakutan?" tanya Claudia sopan namun sedikit mengejek tingkah laku lelaki tersebut.

Hidden Subject [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang