✃p̶a̶r̶t̶ ̶1̶9̶✃

13 5 0
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Cerita ini dibuat oleh:

Kelompok 3 [Ineffable Lazuardi Yaf]

Dan
Diperuntukkan untuk:

author_project

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Claudia mengaduk-aduk minumannya, pandangannya mengarah ke langit-langit Cafetaria seakan sedang berpikir. Bersama dengan ketiga temannya termasuk Darrel duduk melingkar ikut berpikir.

"Jadi bagaimana?" tanya Kevin angkat suara.

"Aku belum tau pasti, tapi aku berniat menyelidikinya setelah mendapat beberapa bisikan dari arwah-arwah itu," ujar Claudia diangguki Talia sembari meraih es cappuccino miliknya.

"Aku juga akan ikut!" sahut  Kevin dan Talia hampir bersamaan. Dan Darrel yang mendengar itu, ia tersenyum seraya mengulurkan tangannya dengan posisi menelungkup.

Claudia yang mengetahui maksud Darrel segera menumpuk tangannya di atas tangan Darrel disusul Kevin, dan Thalia.

"Dengan ini, aku menyatakan misi kita untuk memulai penyelidikan dimulai!" seru Claudia menghempaskan tangannya ke udara begitu juga dengan teman-temannya ikut melakukan yang dilakukan Claudia.

★。+゚☆゚+。★

"Hmmm aku sudah lumayan lama menunggu kemunculan arwah-arwah itu lagi, mengapa di saat dibutuhkan seperti ini tak ada yang muncul?" gumam Claudia berdecak kesal. Ia kembali menatap layar laptopnya, mengerjakan tugasnya.

Tapi entah apa yang ada dipikirannya saat ini, ia tak bisa fokus mengerjakan tugasnya. "Aarrrgh!" teriakan frustasi ke luar dari mulutnya. Antara bingung dan penasaran menyelimuti batinnya.

Satu detik, ia masih duduk tak berkutik memandangi laptop di depannya yang menyala.

Dua detik, masih diam dengan mata fokus mengamati laptop yang tiba-tiba mendadak mati.

"Nah sudah ku duga!" Senyumnya mengembang, tangannya meraih laptop yang mati tapi gerakannya tertahan oleh sebuah tangan dingin.

Claudia melirik pada tangan itu, matanya menjalar sampai memandangi sosok dengan tangan menahan pergerakan Claudia.

Claudia terlompat kaget, membuat kursi yang ia duduki tergeprak jatuh dengan suara berdebum.

"Kau?" Claudia membungkam mulutnya sendiri tak percaya akan penglihatannya saat ini.

"Aku datang karena aku tau kau sudah bersedia membantu," ujar sosok itu menyeringai sebelum ditanya.

"Oh baiklah kau sudah tau, jadi apa yang bisa ku lakukan untukmu?" tanya Claudia masih berdiri di tempatnya belum berani mendekat.

"Kau bisa memulai menyelidiki Laboratorium Kimia tempat ku dibunuh," ucapnya seraya duduk di tepi ranjang.

"Emm aku tidak bisa fokus tentang apa yang kau bicarakan karena melihat sosokmu yang menyeramkan seperti ini. Jadi bolehkah kau menampilkan dirimu yang bersih dari darah dan terlihat biasa? Eh maksudku .... "

Hidden Subject [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang