✃p̶a̶r̶t̶ ̶9̶✃

24 6 0
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Cerita ini dibuat oleh:

Kelompok 3 [Ineffable Lazuardi Yaf]

Dan
Diperuntukkan untuk:

author_project

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Angin malam serasa menusuk tulang dengan Claudia yang hanya menggunakan blouse selutut tanpa lengan.

"Kamu kedinginan?" tanya Darrel di sampingnya sedang mengemudi dan Claudia mengangguk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sudah ku bilang jangan pakai yang pendek-pendek. Lihatlah sekarang kamu kedinginan," ujar Darrel membuat Claudia hanya mencibir.

Lampu lalu lintas sedang menyala merah, dan itu kesempatan bagi Darrel membuka jas kemejanya. Lalu ia berikan kepada Claudia untuk menutupi bahu gadis itu yang mengenakan pakaian terbuka.

"Terima kasih" Darrel tersenyum menanggapi, lantas kembali fokus pada setir karena lampu lalu lintas kini menyala hijau.

Mobil yang ditumpangi sepasang kekasih itu menembus jalanan, menyusuri beberapa pertokoan hingga sampai di tempat tujuan.

Claudia turun dari mobil dibantu Darrel membukakan pintu bak seorang putri. Selepas itu, ia menggandeng lengan Darrel mesra dan segera masuk ke restoran berbintang itu.

"Silakan duduk tuan putri," ucap Darrel membuat Claudia tersipu malu. Entah mengapa melihat Claudia yang demikian membuat Darrel semakin suka menggoda gadis ini. "Ah sial, jantung ku berdegub tak karuan" batin Darrel sambil mencoba menyembunyikan kegugupannya. Bisa dikatakan ini pertama kalinya ia mengajak seorang gadis kencan. Dan asal kalian tau, selama berpacaran sebelum Claudia, Darrel sangatlah cuek. Tapi sekarang? Lihat dirinya bahkan gugup pada gadisnya sendiri.

"Mau pesan apa?" Claudia sudah membuka buku menu yang disediakan.

"Hm ... a-aku pesan ... samakan saja dengan pesananmu," ujar Darrel dan Claudia mengeryit, "Kamu baik-baik saja, kan?"

"Iya, Sayang." jawabnya tanpa sadar.

"Sejak kapan?" tanya Claudia bingung karena panggilan 'sayang' yang tiba-tiba.

"Baru saja. Memangnya tidak boleh?"

"I-iya boleh kok, S-sayang" Claudia belum terbiasa dengan panggilan baru itu. Dan hal itu membuatnya malu bukan kepalang. Sungguh Darrel sangat hebat membuat jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya.

"Baiklah, kamu pesan apa?" ulang Darrel membuat Claudia terkesiap. Namun segera menjawab, "Spaghetti dan jus jeruk. Kamu?"

"Sudah ku katakan samakan saja." Claudia mengangguk, lantas memanggil salah satu pelayan agar mendekat.

Claudia dengan cekatan mengatakan pesanan pada pelayan dan Darrel sibuk memerhatikan Claudia sambil tersenyum.

Usai memesan, Claudia menatap Darrel yang kini juga sedang menatapnya. Jantung keduanya pun berdegub kencang. Dan setelahnya, bersamaan membuang muka.

Hidden Subject [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang