✃p̶a̶r̶t̶ ̶2̶8̶✃

14 3 0
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Cerita ini dibuat oleh:

Kelompok 3

Dan
Diperuntukkan untuk:

author_project

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Keesokan harinya

Claudia bangun dan membersihkan dirinya, merapikan buku-bukunya, lalu bersiap pergi ke kampus.

Di Kampus

Claudia berjalan dengan lesu, ia mengabaikan semua sapaan teman-temannya, pikiran begitu penuh dan perasaannya terasa tak enak.

Saat pelajaran mulai, Claudia mengerti dengan baik, tapi tak ada pertanyaan dari guru yang ingin ia jawab. Rasanya lidahnya kelu untuk bicara. Tak ada yang membuatnya tertarik hari ini, Claudia merasa lemah, merasa bahwa tak ada lagi yang bisa dilakukannya.

Jam istirahat, Di Cafeteria

Claudia duduk disebuah meja sendirian, mengaduk-aduk minuman yang ia pesan tanpa ada keinginan untuk meminumnya.
Tak lama Olivia dan Talia mendatanginya dan duduk di seberangnya.

"Claudia, ada apa?" tanya Olivia dengan lembut. Claudia hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Apa kau sedang sakit?" tanya Talia dan tetap di jawab dengan gelengan oleh Claudia. Olivia dan Talia saling melempar pandang dengan bingung.
"Ada yang mengganggumu?" tanya Olivia lagi. Claudia diam. Darrel mendatangi mereka dan duduk di sebelah Claudia. Darrel memandang Talia dengan tatapan bertanya "ada apa dengannya?" dan di balas oleh Talia yang hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu apa-apa.

"Aku mulai berpikir ..." ucap Claudia mulai bicara," bukankah semua penyelidikan kita ini sia-sia? Kita tak menemukan apa-apa, bahkan polisi saja tak menemukan apapun apalagi kita, dan kita sudah kehilangan seseorang karena semua ini ... bagaimana kalau kita menyerah saja?" Semua orang terbelalak mendengar penuturan Claudia yang tiba-tiba hilang semangat.

"Claudia nggak bisa gitu! Kita udah sampai sejauh ini, masa mau nyerah aja, kita harus tetap berusaha, jangan sia-siakan kematian Kevin!" Ucap Olivia menyemangati sahabatnya.

"Iya kita harus tetap berjuang, aku yakin kalau kita berkerja sama, teka-teki ini bakal terpecahkan kok. Kita hanya perlu membuat teori-teori yang benar dengan semua petunjuk yang kita dapat, jangan nyerah gitu aja! Ayo Fighting Claudia!" Seru Talia menyemangatinya.

Darrel menyandarkan kepala Claudia ke bahunya dan mengelusnya dengan lembut.

"Kok kamu tiba-tiba down sih? Kan kamu yang pertama kali paling semangat, kemana perginya Claudia yang periang itu? Ayolah Claudia kami semua tak akan meninggalkanmu kami masih disini, kami akan bersamamu sampai akhir!" Ucap Darrel dengan tersenyum hangat pada Claudia.

Claudia perlahan tersenyum lalu menegakkan kepalanya dan mulai berpikir bahwa menyerah bukanlah hal yang ia inginkan. Semua pikirannya tentang menyerah seketika sirna begitu saja.

"Kalian benar, aku nggak boleh nyerah. Kita semua udah sampai sejauh ini dan kita akan terus berusaha sampai akhir kasus-kasus ini." Ujar Claudia dengan tersenyum membuat yang lainnya senang.

"Nah gitu dong!" Seru Talia.

"Itu baru namanya semangat !" Seru Olivia.

"Kita semua akan melakukan yang terbaik!" Seru Darrel merangkul Claudia.

"Iya! Makasih ya!" Ucap Claudia dengan riang dan senyum yang manis.

"Nah, ini baru Claudia yang kukenal!" Ucap Darrel senang dan mencubit pipi Claudia dengan gemas.

"Iya iya!"

Olivia dan Talia hanya tertawa kecil melihat mereka berdua.

"Jadi kita mau diskusi kasus yang mana dulu nih?" tanya Olivia.

"Aku masih penasaran dengan kasus yang melibatkan Kevin," ucap Talia.

"Yah aku juga, tapi kalian semua percaya kan kalo itu bukan ulah Kevin?" tanya Claudia terlihat resah.

Mereka bertiga mengangguk. Claudia menghela nafas lega, ia benar-benar resah kalau saja mereka menyangka itu adalah Kevin.

"Yah kasus yang ini aneh. Kita kemarin sudah memeriksanya, tapi bukti-bukti yang ada malah menghilang." Ungkap Darrel.

"Entah siapa yang mengambil semua bukti itu dengan bersih. Antara pelakunya sendiri atau ada yang ingin melindungi si pelaku," ucap Claudia dengan ekspresi serius.

"Bagaimana dengan insiden di lab? Kalian tau sesuatu?" Tanya Olivia mengalihkan pembicaraan.

"Yah masih belum jelas itu kasus bunuh diri atau pembunuhan." Ungkap Claudia.

"Apa kalian mencurigai seseorang? Yang mungkin terlihat mencurigakan di kampus ini?" tanya Darrel.

3 gadis itu menggeleng. Alarm Talia berbunyi pertanda bahwa mereka semua harus kembali kekelas masing-masing. Karena Talia selalu memasang alarm saat akan masuk kelas agar tak telat. Mereka semua saling berpamitan dan kembali kekelas mereka.

Pulang Sekolah

Claudia sedang berada di depan gerbang, sebuah mobil berhenti didepannya yang bukan lain adalah mobil Darrel.

"Ayo kuantar pulang tuan putri!" Ucap Darrel dari dalam mobil dengan kaca yag terbuka itu.

"Tentu!" Balas Claudia dengan riang. Claudia pun naik kemobil dan duduk di samping bangku Darrel.

"Claudia, aku mau kamu janji." Ucap Darrel dengan nada yang sangat serius.

"Janji apa?" balas Claudia.

"Janji ya jangan nyerah lagi. Aku takut kalo kamu tertekan nanti jadi stres, terus sakit terus yang aku panggil 'sayang' siapa?" ucap Darrel terdengar nada bercanda pada ucapannya. Claudia tertawa kecil.

"Iya deh aku janji. Aku bakal lebih banyak nenangin diri dulu biar nggak stres." ujar Claudia.

Sesampainya di apartemen Claudia, Darrel berpamitan pergi dan Claudia kembali kekamarnya.

Senyum yang ceria terukir diwajahnya, Claudia sudah kembali bersemangat akan yang dilakukannya dan percaya bahwa ia akan menemui akhir dari kasus ini dengan baik.

"Baiklah ayo mulai!" Seru Claudia pada dirinya sendiri.

Claudia duduk di mejanya dengan buku dan pulpen, ia mulai mengemukakan teori-teorinya, sangking seriusnya ia sampai mencari bagaimana cara menyelesaikan masalah rumit di internet. Claudia juga mengirimi teman-temannya pesan untuk berdiskusi tentang penyelidikan mereka ini.



𝕥𝕠 𝕓𝕖 𝕔𝕠𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖𝕕

All member Ineffable Lazuardi Yaf

Stefi1909
Regina_alya
LabilWriter
RatuHati5
PaperPen_Ink

Hidden Subject [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang