✃p̶a̶r̶t̶ ̶2̶1̶✃

18 7 0
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Cerita ini dibuat oleh:

Kelompok 3 [Ineffable Lazuardi Yaf]

Dan
Diperuntukkan untuk:

author_project

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

"Sebenarnya mereka siapa? Berisik sekali," Claudia kesal.

Ia mengingat kembali jika sebelumnya ia sempat memeriksa.

"Sudah! Jangan berisik diam!"

Keduanya dengan liar mengamati sekitar berharap tak ada seorang pun yang menangkap basah keduanya.

"Syukurlah dia tak melihatku."

Claudia berbalik menempelkan batang tubuhnya di balik tembok menatap ke arah atas dengan perasaan takut dan gelisah.

Tanpa berpikir lama saat keduanya usai bercakap-cakap segera mereka pergi meninggalkan area belakang apartemen dan di sinilah kesempatannya untuk pergi juga.

Claudia berlari dengan pandangannya yang bertumpu ke arah belakang, tentu saja ia menabrak seseorang ya tak ia lihat.

"Aduh! Eh maaf Bu sekali lagi saya minta maaf saya gak sengaja Bu," ungkap Claudia dengan cairan keringat membasahi dahi hingga turun ke pelipisnya.

"Ah tidak apa-ap, Nak. Omong-omong, kamu ini kenapa? Seperti baru saja di kejar setan," ia terkekeh.

"Ahaha tidak Bu, kalo boleh saya tanya kapan terakhir kali Ibu mendengar kematian seseorang yang tinggal di apartemen ini?"

"Kurang lebih 3 hari sebelum kamu tinggal di sini, memangnya ada apa ya?"

"Oh tidak Bu, saya hanya ingin tanya saja, terimakasih Bu, maaf merepotkan."

"Tidak perlu sungkan, Ibu tinggal di kamar 19 kalo kamu mau mampir berkunjung silakan saja kamu juga perlu berbaur bukan?"

"Apa aku perlu menanyakannya pada Ibu itu?" ujar Claudia dalam hati usai kilas balik ingatannya barusan.

●△●

Sore itu Claudia masih terdiam, menikmati teh hangat dengan lamunan merasuki dirinya. Banyak hal yang membuatnya bingung.

Hal aneh terjadi begitu banyak dalam satu waktu, memaksa ia percaya pada sebuah takhayul yang begitu terasa nyata.

Beberapa kali ia mencoba kembali ke alam sadar. Sayangnya terlarut dalam renung membuatnya sulit untuk tersadar.

"Haruskah aku memastikannya?" batin Claudia memantapkan tekadnya.

Perlahan ia menghela nafas berat. Kedua tangannya gemetar sedikit goyah, tak mau menghadapi apa yang seharusnya menjadi perjalanan panjang kegelapan baginya.

"Baiklah, aku bisa!"

Claudia mulai memegang lengan kiri tepat di atas bekas lukanya dulu.

Hidden Subject [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang