✃p̶a̶r̶t̶ ̶1̶6̶✃

21 6 0
                                    

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌

Cerita ini dibuat oleh:

Kelompok 3

Dan
diperuntukkan untuk:

author_project

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

"Tolong aku! Kumohon!"

Suara-suara yang mengiang dalam pikirannya masuk dan menjelma ke alam mimpi.

Claudia terbangun tepat di pukul 3 dini hari, keringat dingin membasahi dahi, leher dan tengkuknya. Gemetar menguasai kedua kakinya. Ia terbangun dengan sekali helaan nafas kasar.

"Aku benar-benar bisa gila jika terus menerus memikirkan hal semacam ini. Meskipun aku masih belum mengetahui fakta bahwa semua ini nyata atau hanya sebatas ilusi aku tetap akan jadi gila jika terus seperti ini!" Bentak gadis itu di tengah sunyi menggertak pada nasib.

Jam yang terpampang di dinding, jarumnya terus berputar. Sementara gadis yang masih di limbung rasa takut itu terus termenung menatap ke arah bawah.

Ia mendesah, sesuatu membuat lengan kirinya sakit.

"Ya ampun! Ada apa?" Tanya Claudia mengangkat lengan kirinya.

Bekas luka yang ia dapatkan sejak sesosok perempuan berambut panjang yang mendatanginya mencakar serta mencekik lehernya. Menoreh trauma yang benar-benar menjadi mimpi terburuk baginya.

"Ah luka ini ..." batin Claudia.

Perlahan ia berjalan menuju kamar mandi mencoba membuka perban dan membersihkan luka tersebut, kemudian mengganti perban.

"Lebih baik kubersihkan dulu, setelah itu baru kuobati lagi," ucap Claudia menyalakan keran air.

Ia menyodorkan luka di lengan kirinya, hingga air membasahi lengannya. Perlahan telapak tangan kanannya mengelus lukanya perlahan.

"Kau pasti akan merasakan kematian yang tak biasa! Pedih! Sebentar lagi kau akan merasakannya! Kau pasti akan senang hingga menjilati darahmu sendiri!"

Sosok itu mendekat ke arah Darrel sambil membawa sebilah pisau lalu mencoba menusuknya.

"Ahahahahah, penakut!"

"Astaga! Apa itu tadi?" Tanya Claudia yang terkejut mendapati selintas gambaran seseorang mencoba membunuh Darrel.

"Mungkinkah? Seperti di film-film? Apakah tadi yang disebut gambaran masa depan?" Claudia masih mencoba menelaah apa yang sebenarnya ia lihat.

Tok! Tok! Tok!

Claudia menoleh ia segera menghampiri pintu memastikan siapa yang mengetuknya.

"Ya?" Tanya Claudia sembari membuka pintu.

Perempuan yang menghantuinya kemarin datang berdiri di depan pintu kamarnya, dengan bola mata terbuka lebar dan senyum menyeringai. Menanam ketakutan dalam dirinya. Claudia pun berteriak.

"Hei! Ada apa? Claudia?" Tanya sesorang yang terdengar berjakun.

"Hah?" Claudia perlahan membuka telapak tangan yang menutupi bola matanya.

Salah. Darrel yang berada di hadapannya, bukan sosok itu. Kenapa? Halusinasi seperti mengendalikannya untuk membedakan alam sadar dan bawah sadar.

"Oh Darrel, emm ... maafkan aku. Aku kira ..."

Hidden Subject [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang