Bab 19

67 14 1
                                    

"Apa mama lo?" tanya Alya pada Fama yang bungkam saja sejak tadi.

Akhirnya, gadis itu menjawab dengan anggukan pelan.

"Kapan dia pulang? Kok bisa?"tanya Alya penasaran.

"Kemarin. Papa nyuruh dia nemenin gue di rumah."

"Terus, kenapa lo nggak bilang ke gue?"

"Lo kemarin kan nggak masuk. Gue kira lo sakit. Makanya nggak gue telepon." Fama melangkahkan kaki berjalan memasuki koridor.

"Terus?" tanya Alya menyusul Fama.

"Apanya?"

"Kenapa dia jadi mukulin lo lagi?"

"Biasa. Dia nganggep gue yang bersalah karena papa nyuruh mama nemenin gue. Malahan, dia nyalahin gue soal dia yang nggak punya- punya anak."

Langkah Alya terhenti di depan toilet perempuan. Fama yang merasa Alya tak ada di sampingnya pun, membalikkan tubuh dan menatap gadis itu penuh tanda tanya.

"Tunggu bentar! Gue mampir ke tempat lain dulu," ucap Alya keras.

Tanpa menunggu jawaban Fama, Alya langsung berlari melesat meninggalkan gadis itu berdiri sendirian.

"Gue dikacangin?"

Alya berhenti di depan ruang UKS yang untungnya sudah buka. Dengan cepat, ia menghampiri kotak P3K.

"Plester, plester. Mana plester?" gumam gadis itu. "Ketemu."

Setelah mendapatkan benda yang dicari, Alya menutup kembali kotak itu dan berjalan keluar dari sana.

"Lah, kenapa lo disini?" tanya seorang laki-laki yang berpapasan dengan Alya yang keluar UKS.

"Rayen? Lo sendiri kenapa lewat sini?" tanya Alya balik.

"Kelas gue kan lewat sini."

"Eh? Iya juga. Lupa," kekeh Alya.

"Kenapa ke UKS? Lo masih sakit?"

"Nggak. Gue cuma ambil plester buat temen gue."

***
"Kemana sih, nih Alya?" gerutu Fama saat Alya tak kunjung kembali. Sudah sekitar 10 menit ia menunggu di depan toilet, tapi batang hidung sahabatnya tak kunjung terlihat.

Jenuh menunggu, ia pun memutuskan untuk menyusul mencari kemana perginya gadis itu berlari tadi.

Fama menghentikan kakinya saat melihat Alya sedang tertawa bersama Rayen di depan ruang UKS.

"Cowok itu?"

"ALYAA" teriak Fama memanggil sahabatnya itu.

Serempak, kepala Alya dan Rayen pun menoleh ke asal suara.

"AYO BALIK! BENTAR LAGI MASUK," lanjutnya.

"Oke. Bentar! " jawab Alya seraya ikut berteriak.

Fama berdecak kesal dengan kelakuan Alya itu.

"Kalo gitu, gue duluan ya? Ntar pulang sekolah yakin pulang bareng?" ucap Alya pada Rayen.

"Iyalah. Cowok sejati nggak narik ucapannya. Udah berapa kali lo tanya?" jawab Rayen pasti.

"Kalo lo tinggal, gue cekik lo."

"ALYAAA" panggil Fama lagi. Mau sampai kapan Alya berbicara dengan cowok itu? Bikin kesal aja melihatnya.

"Dah," ujar Alya melambaikan tangannya pada Rayen dan berlari kecil menuju Fama.

Saat posisi Alya sudah ada didekatnya, Fama langsung menarik tangan gadis itu menjauh dari sana.

Nine P.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang