3.•Zendra Albyansyah•

17 3 1
                                    

"Kalau nyebrang, pastiin dulu jalan nya sepi, atau kalau gak bisa nyebrang,minta tolong sama orang. Lo mau mati muda gitu? Terus apa kabar sama cowok yang nunggu lo? "Suara dingin nan berat terdengar jelas di pendengaran Lany.

" Maaf. "Ujar Lany terbata bata.

" Gak ada yang luka kan? "Tanya cowok itu menatap lembut Lany. Lany hanya menggeleng, ia masih syok.

" Makasih udah nolongin aku. "Ucap Lany tersenyum tulus seraya menatap cowok memakai masker itu.

" Hmm. Lain kali hati hati. "

"Lo mau pulang kan? Ayo gue anter, motor gue di sana. "Ucap cowok itu menunjuk sebuah motor sport berwarna hitam di depan minimarket.

" Eh gak usah. Ga usah repot repot, rumah aku udah deket kok dari sini. "Ujar Lany merasa tak enak dan ia pun tak mengenal lelaki ini.

"Udah gue anter aja gak papa, takutnya lo pingsan lagi dijalan, badan lo aja masih gemetaran gitu. " Cowok itu terkekeh dibalik masker nya.

"Tapi... "

"Udah ayo. " Cowok itu menarik lengan Lany kearah motor nya.

Lany naik keatas motor sport itu dengan memegang bahu cowok tersebut. Sedikit kesusahan melihat jok nya yang tinggi.

Setelahnya kuda besi itu melaju membelah keramaian jalan. Sepanjang perjalanan Lany hanya terdiam, dan cowok yang ada di depannya pun tak berniat berbicara. Ia hanya sesekali melihat wajah cantik Lany di kaca spion.

"Gemes banget sih pipi nya. " Batin cowok itu saat melihat Lany menggaruk gatal pipi tembem nya yang menimbulkan rona merah.

Mereka tiba di depan rumah Lany. Tanpa basa basi Lany turun dari motor itu.

"Ehm, makasih sekali lagi. Eh iya, kamu kok tau alamat aku? " Tanya Lany yang merasa memberitahukan alamatnya.

Cowok itu menggaruk tengkuk nya tak gatal. "Ehm, ya karena gue tau. " Ucap nya gugup.

Lany memicing mata curiga "Dari mana kamu tau? ."

"Gak dari mana mana, intinya gue tau rumah lo. " Ucap cowok itu.

"Ck. Aneh! Oh ya, kita belum kenalan. Aku Lany. " Ujar Lany mengulurkan tangan nya.
Cowok itu terdiam sesaat, ia meneguk ludah menormalkan detak jantung yang tak beraturan.

Oke ini saatnya. "Gue Zendra Albyansyah. "Ucap nya cepat menyambut tangan Lany.

" Ha? Z Zen?kamu? "Tanya Lany terkejut reflek melepas salaman tangan mereka.

Zendra menghela nafas panjang. " Iya. Ini gue. Gue pamit ya, lain kali hati hati. "Ujar nya mengacak rambut Lany.

Lany terpaku, pipi nya memanas. Lalu ia tersadar saat Zandra sudah melajukan motor nya meninggalkan area rumah Lany. Apa benar itu dia? Zendra Albyansyah?

Lany segera masuk saat beberapa tetangga nya yang melihat adegan tadi tersenyum sinis.

" Kak, kak marlin. Kakak dimana? "Tanya Lany ngos ngosan karena menaiki tangga rumah dengan berlari. Ia melihat ruang tamu yang kosong, tak ada kakak nya ia pun mencari kebelakang.

Love For AdmirersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang