[ 21 ] I s t i r a h a t .

867 128 41
                                    

judul ku akhir-akhir ini pendepende, apa aku ga ada ide lagi, haಥ‿ಥ? pengennya rilis book baru mulu, 2 buku utama ku lupain hhsshhshsಥ‿ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

judul ku akhir-akhir ini pendepende, apa aku ga ada ide lagi, haಥ‿ಥ? pengennya rilis book baru mulu, 2 buku utama ku lupain hhsshhshsಥ‿ಥ

gusti, sed bgt༎ຶ‿༎ຶ?

happy Read.

[⚛️]

"Lee Minho?" Eric bertanya kepada Juyeon, "Iya. Katanya sih, Jeno bareng Jaemin kenal. Sekarang lagi diinvestigasi."

"Astaga, banyak banget orang yang bantu.. Sampe pasukan militernya bareng klien-klien nya Jungmo juga? Sampe temen lamanya Jeno juga? Untuk apa?"

"Alasan kenapa orang itu mau bunuh lo, kan kita juga gak kenal dia, tiba-tiba nyulik lo? Pengen dibunuh lagi?" sebut Juyeon kepada Eric.

Jungmo, dan yang lainnya sudah pulang dari kemarin malam. Juyeon dan Lulu menginap di rumah sakit untuk menemani Eric. Pagi ini Eric untungnya sudah bisa berbicara seperti biasa.

"Ah.. Gitu." sayangnya Eric ingin duduk, tapi karena luka diperutnya itu perih, ia hanya bisa berbaring. "Pokoknya sekarang lo istirahat dulu, bentar lagi lulus loh" sebut Juyeon, "Mau lapor ayah lo?" tanyanya, membuat Eric membulatkan kedua matanya, "Euhm, jangan. Ayah lagi sibuk kerja, kasian kalau pulang mendadak. Yang penting sekarang aku udah bangun, Kak."

"Ayah lo juga gak ngasih kabar, telpon aja minimal."

Eric mengangguk setuju, "Eh, hape ku mana?" Eric teringat ponselnya tidak terbawa, "Ah, sama klien nya Jungmo, dipinjem. Pake hape lo yang ini aja" Juyeon memberikan ponselnya kepada Eric, "Ah, makasih" Eric mulai mengetik nomor Ayahnya.

Ponsel itu Eric letakkan disamping telinganya, "Halo?"

"Eric? Ada apa? Ada masalah? " jawab Ayah Eric, Eric tersenyum, "Nggak, pengen tau kabar Ayah aja. Ayah gimana kerjaannya? Lancar?" tanya Eric, "Lancar kok, makasih udah mau nelpon Ayah. Ayah minta maaf karena gak pernah ngasih kabar sejak Ayah pergi. Eric gimana kabarnya? " Ayah bertanya kembali, "Ayah, Eric baik aja. Ada yang ngejaga Eric kok." jawab Eric, "Oh ya? Wah, kamu punya pacar? " Ayah Eric terkejut, "Ah, tau aja. Iya, punya. Dia baik kok, yah. Jangan khawatir. Ntar Eric dilarang lagi?"

"Nggak kok, Ayah bukan tipe gitu. Itu pilihan kamu, Ric. Ayah dukung ya? " jawaban sang Ayah membuat Eric tersenyum hangat, "Hehe, makasih." sebut Eric, "Siapa namanya? Apa dia bareng kamu sekarang? " tanyanya, "Ng? Iya, sekarang sama Eric, namanya Kak Juyeon"

"Kasih telponnya ke dia, sebentar."

"Ah, iya. Kak Juyeon, Ayah mau ngomong" Eric memberikan ponsel yang ia pegang ke Juyeon, Juyeon bingung, tapi tetap dia ambil ponsel itu. "H-halo?" sebut Juyeon, kaku, "Juyeon, ya? " tanya sang Ayah, "Benar, pak.." entah kenapa Juyeon menunduk pada tempatnya, "Jangan pak, Ayah saja. "

✓。[1] the mirror in my basement | juric.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang