Chapter 46

387 25 2
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

OH IYA, ARAA MAU MINTA SARAN DONG. AKTOR/ARTIS  INDONESIA SIAPA YANG COCOK BUAT MENGGAMBARKAN SEORANG SYAHRUL DAN RAGA?

KASIH SARAN YA...
THANKS

Happy Reading

Kini Marcel dan Lily sudah tiba di depan gerbang rumah Lily. Tadinya Marcel ingin membukakan pintu mobil untuk Lily namun Lily segera membukanya secepat kilat.

Marcel merasa sangat bersalah.
Dia memang sudah kasar kepada Lily. Harusnya tadi dia tidak membentak gadisnya itu.

"Ly, aku minta maaf. Aku gak bermaksud bentak kamu tadi. Maaf ya" ujar Marcel sebelum Lily masuk ke rumahnya.

Lily berhenti melangkah lalu berbalik ke arah Marcel.

"Kakak bisa pulang. Makasih udah nganterin" ujar Lily namun tidak menatap Marcel.

"Ly, jangan kayak gini dong. Aku minta maaf. Aku cuman gak mau kalo kamu kenapa-napa. Geng motor gak baik buat kamu. Ya,walaupun aku tahu kamu agak tomboy. Tapi please, kali ini dengerin aku ya? Jangan ikut kek begituan" ujar Marcel panjang lebar sambil menangkup kedua pundak Lily.

"Oke. Aku gak ikut begituan" ujar Lily datar dan membuat Marcel tersenyum. Kemudian Lily melepaskan tangan Marcel dari pundaknya.

"Kakak bisa pulang sekarang. Aku mau masuk. Capek" ujar Lily masih tak berekspresi. Senyuman Marcel menyusut.

Marcel mengangguk sekali. "Aku pulang. Maaf soal tadi. Aku gak bermaksud bentak kamu" ujar Marcel. Lily tak menghiraukan Marcel lalu masuk ke dalam rumahnya.

Marcel menghembuskan nafas panjang. Lalu dia pun berbalik dan bergegas untuk pulang.

Baru beberapa langkah, Lily memanggil Marcel. Marcel pun menghentikan langkahnya sembari tersenyum.

Marcel berbalik badan.
"Ya?" Tanya Marcel. Marcel yakin, kali ini Lily pasti ingin mengucapkan selamat tinggal atau memeluknya.

"Besok gak usah jemput. Aku pergi dan pulang sekolah sama pak Daryo" ujar Lily lalu masuk ke dalam rumahnya lagi, menutup pintu dengan kasar.

Ah, Marcel terlalu berharap Lily akan memeluknya

Huhuu~

***

Keesokan harinya,

Lily dan kedua sahabatnya sedang duduk di bangku panjang di depan kelas mereka. Ketiganya hanyut dalam kesibukan masing-masing.

Cinta yang sedang main Instagram,
Lily yang melamun, dan Fadya yang menghafal rumus-rumus Fisika.

Setelah beberapa saat kemudian, Lily memecahkan keheningan.

"Guys!"

"Hmm?" Sahut Fadya dan Cinta kompak, namun masih melanjutkan aktivitas mereka masing-masing tanpa menoleh ke arah Lily.

"Kalian pernah gak, dibentak sama cowok?" Tanya Lily.

Fadya menutup bukunya. Cinta mematikan ponselnya.

"Sering malah. Lo gak tau? Tiap hari gue, Enok, Natan, sama David saling bentak-bentakan di kelas?" Ujar Cinta.

"Bukan gituu. Yang ini beda. Lo pernah gak, dibentak sama orang yang lo sayang?" Ujar Lily lagi.

"Lo dibentak sama kak Marcel?" Kali ini Fadya yang bersuara.

Lily hanya bungkam. Melipat tangannya di depan dada lalu menatap lurus ke depan.

Just You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang