Prilly berjalan melewati lorong-lorong sekolahnya dan menaiki anak tangga menuju basecamp ‘f4’ dengan berlompat-lompat kecil. Hatinya sungguh merasa senang sekali hari ini. Prilly mengetuk kecil pintu basecamp lalu membuka pintu itu, ia memunculkan kepalanya terlebihi dahulu mencari sosok Ali, tak butuh waktu lama dia ternyata sudah menemukan sosok teman-temannya diruang tengah, Prilly pun berjalan menuju dimana sahabatnya tengah berkumpul. “pagi” sapa Prilly riang. ‘f4’ dan keempatnya pun menoleh kearah sosok Prilly yang baru saja tiba. “pagi Prill” ucap Ule lesu. Prilly memicingkan matanya, karena ia merasa ada hal yang janggal disana, kenapa wajah mereka semua seperti bersedih dan terlebih lagi Mila dan Kevin. Mila terlihat sedang merangkul bahu Kevin dalam pelukannya. “ada apa ini? Kalian kenapa?” ujar Prilly panic.
Ali menghampiri Prilly dan menarik gadis itu agak sedikit menjauh dari teman-temannya yang duduk termenung. Prilly mengerutkan keningnya berlipat-lipat “ada apaan sih kak?” tanya Prilly binggung. Ali menghela nafas panjang “papa Kevin meninggal Prill..” jelas Ali lirih. Prilly membulatkan matanya lalu membekap mulutnya sendiri mendengar penjelasan berita itu. Prilly sekarang mengerti kenapa Mila memeluk Kevin sangat erat, Prilly menatap Kevin dan Mila dari tempatnya berdiri lalu mengarah menghampiri mereka. “kak Kevin, maaf aku gak tau.. aku turut berduka cita ya” ucap Prilly lirih. Kevin dan Mila pun mendongak menatap Prilly, Prilly bisa melihat jelas dibalik kacamata hitam milik Kevin, matanya terlihat bengkak dengan tatapan yang begitu sendu. “thanks Prill, sorry gue gak tau lo dateng” ucapnya dengann suara yang terdengar serak. Prilly pun menghela nafas dan mengangguk. Cukup lama mereka terdiam mendengar berita duka yang menimpa Kevin.
Hari ini ‘f4’, Prilly, Mila, Michelle, Ule dan beberapa guru perwakilan dari SY school berangkat ke pemakaman papa Kevin itu. 2 mobil polisi keamanan dan 2 motor polisi pun membelah jalan ibu kota Jakarta untuk mengantar jenazah ayahanda Kevin menuju pemakaman. Terlihat hampir 13 mobil yang ber-konvoi menuju pemakaman mewah didaerah sentul.
Setibanya dipemakaman yang sudah dijaga ketat oleh anggota militer dan dipenuhi oleh berpuluh-puluh karangan bunga belasungkawa menghiasi pemakaman papa Kevin, para keluarga membopong kranggan besi jenazah papa Kevin, suasana pilu pun meliputi pemakaman. Papa Kevin meninggal karena mengalami kecelakaan pesawat saat maskapai yang ia naiki menuju Taiwan mengurus kerja sama dengan beberapa perusahaan disana. Mama Kevin terlihat tak berhenti menangis, Kevin pun tertunduk di depan liang kubur tempat peristirahatan terakhir ayahnya tercinta.
Prilly pun sudah tak kuasa menahan air matanya itu, ia menangis dalam bekapan mulut tangannya sendiri. Ali yang berada disampingnya pun merangkul dan kadang sesekali mencium pucuk kepala Prilly membantu Prilly agar lebih tenang. Saat para tamu sedang mengumandangkan dosa kepergiaan, Mila terlihat terkulai lemas karena ia juga tak kuasa harus melihat kepergian ayah dari kekasihnya. Namun Mila terlihat berusaha kuat dengan selalu berada disamping Kevin.
Pemakaman pun telah usai. Semua tamu pun sudah membubarkan diri setelah mengucapkan berbela sungkawa untuk terakhir kalinya. Ali dan Prilly pun menghampiri Kevin dan Mila disisi tempat peristirahatan terakhir Kevin.
“kak, walaupun aku gak kenal sama papa kakak.. aku turut berduka cita sekali lagi.. kakak yang tabah ya, Mila lo juga yang kuat..”ucap Prilly lirih memeluk Mila dan Kevin bergantian. “gue sama Prilly pamit dulu, kalo ada apa-apa telfon gue bro.. turut berduka cita sekali lagi” timpal Ali. Kevin dan Mila pun hanya bisa mengangguk.
Prilly dan Ali berjalan keluar dari pelataran pemakaman dengan sesekali menoleh melihat Kevin dan Mila yang masih terdiam disisi pemakaman sang ayah tercinta. Ali melajukan mobil sportnya tanpa arah tujuan, ia juga merasakan duka yang begitu mendalam mendapat kabar duka dari sahabatnya itu, terlebih lagi wanita mungil disebelahnya juga masih menatap luar jendela dengan tatapan yang sendu. “prill, kita mau kemana?” ujar Ali memecahkan keheningan. Prilly pun menoleh dan menggidikan bahunya “aku gak tau kak, aku jadi kangen papa” ucap Prilly lirih.
Ali tersenyum tipis. “mau pulang? Emang papa dirumah?” ucap Ali lembut. Prilly menggeleng kuat. “papa kan dikantor ka”
Ali pun mengangguk mengerti “yaudah tunjukin gue jalan kekantor bokap, pas sekalian jam makan siang kan?” ucap Ali lagi dengan mengembangkan senyumnya. Prilly menatap Ali lekat-lekat “kakak serius??” tanya Prilly hati-hati.
Ali pun mengangguk menjawab pertanyaan gadis mungil itu, Prilly pun sontak mengembangkan senyum bahagianya lalu dengan cepat ia menyuruh Ali untuk memutar kemudi setirnya memasuki sebuah jalan menuju kantor ayahnya.
15 menit kemudian mobil sport mewah milik Ali sudah memasuki pelataran kantor tempat papa Prilly bekerja. Ali memarkirkan dengan rapih mobil sport nya tersebut lalu berjalan beriringan dengan Prilly. setibanya mereka dilobby kantor, terlihat banyak beberapa pegawai kantor melihat kearah Prilly dan Ali dan berbisik-bisik dengan temannya.
Prilly dan Ali sudah tiba dilantai 6 kantor milik papanya, ia melangkahkan kaki nya keluar dari lift dan memasuki ruangan divisi itu. Prilly dan Ali pun melewati bilik-bilik meja kantor yang ada di divisi itu. beberapa pegawai membulatkan matanya sempurna melihat sosok pria muda tampan yang begitu mereka kenal lewat TV. Ali memang bukanlah artis, namun dia adalah pewaris resmi dari SY company orang terkaya di Indonesia itu sekarang sedang berjalan melewati mereka bersama gadis putri dari pemilik tempat mereka bekerja sungguh hal yang langkah. Prilly tiba didepan ruang kerja ayahnya dan mengetuk pintu tsb.
“papaaaaa” seru Prilly menyapa ayahnya yang masih sibuk menatap berkas kerja diatas nakasnya.
“loh? Prilly?? kamu gak sekolah sayang?? Masuk sini” ujar sang papa terkejut karena melihat kedatangan putrinya. Prilly menggeleng lalu melangkah masuk diikuti oleh Ali. “selamat siang om.. permisi” ucap Ali sopan. Papa Prilly terkejut bukan kepalang, putrinya datang kekantor bersama Ali.
“ayo sini masuk nak Ali. ayo duduk dulu” ucap papa Prilly ramah dan mempersilahkan putrinya dan Ali untuk duduk disofa ruang kerjanya. “ada apa kalian kesini Prill, nak Ali?” ujar papa Prilly yang sudah duduk bersama mereka disofa.
Prilly menggeleng kuat, bangkit menghampir ayahnya lalu memeluknya erat. papa Prilly sempat tercekat dengan pelukan putri tercinta nya yang tiba-tiba itu, namun ia segera membalas pelukan itu dan menggelus punggung anaknya.
“ada apa ini nak Ali?” tanya papa Prilly lembut kepada Ali yang tersenyum tipis melihat gadis mungilnya begitu manja dengan ayahnya. “Prill kangen sama om.. maaf kalau mengganggu pekerjaan om” ucap Ali sopan.
Papa prilly pun mengangguk kecil mengerti maksudnya, ia menarik tubuh mungil putrinya dan menangkup wajah Prilly dengan kedua tangannya “nanti kan bisa ketemu dirumah, kamu gak boleh bolos sekolah sayang.. apalagi sampe ajak nak Ali” ujar papa Prilly lembut. Prilly menggeleng pelan “aku gak bolos pa, aku abis dari pemakaman ayahnya kak Kevin.. terus aku pengen ketemu papa makanya Prilly kesini.. kak Ali juga mau anterin aku” tutur Prilly dengan mata berkaca-kaca.
Papa Prilly tersenyum kecil melihat putrinya yang begitu manja “papa turut berduka ya atas meninggalnya papa Kevin temen kalian, yasudah kalau begitu.. kalian sudah makan siang?” tanya papa Prilly lembut. Prilly pun menggeleng kuat dan bergelayut manja dilengan papanya itu. papa Prilly pun mengajak Ali dan Prilly untuk makan siang bersama. Ali merasa amat sangat bahagia berada bersama keluarga Prilly. sudah lama rasanya ia tak pernah makan bersama keluarga seperti ini.
READERS SETIA PARADISEE ^^
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAAAA :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise
Fanfictionhaiiiii semuaaa balik lagi dengan mimin. maaf ya mimin ini hanya pemula di wattpad jadi mohon maklum jika ada kesalahan teknis dalam cerita-cerita. nah mimin mau mempromosikan cerita baru mimin yang ber-genre FANFICTION ini. berjudul "PARADISE" mimi...