Part 36

12.3K 616 1
                                    

“waaaaaa indahnyaaa” seru Prilly dengan membentangkan kedua tangannya keudara. Kedua tangan mungil Prilly tertepa hembusan angin malam di negeri Macau. Prilly menatap keindahan malam kota Macau dengan berlimpangan gemerlap cahaya dari lampu-lampu gedung dan rumah-rumah penduduk disana. Dika, Kirun dan Kevin pun tersenyum tipis melihat Prilly yang sudah mulai bisa melupakan kesedihannnya sesaat.

“Selamat atas pembukaan perusahaan anda Mr. Aliando Syarief” suara seorang pembawa acara berita sekilas yang tetera dilayar televise umum sebuah gedung tepat dihadapan Prilly dan ketiga anggota F4 sontak membuat Prilly menyusutkan senyumannya.

Diika yang menyadari akan perubahaan sikap Prilly pun menghela nafasnya berat, ia tahu betul perasaan gadis kecil itu.

“Vin, Run kalian inget permainan kita waktu kecil?” ujar Dika tiba-tiba. Kirun dan Kevin pun menoleh menatap Dika dengan kebinggungan lalu sekejap kemudian mereka mengerti akan maksud ucapan sahabat mereka itu.

“1 2 3 4…. 10” ujar Kevin menghitung maju angka 1 sampai dengan 10 dengan menelungkup kan wajahnya kepilar besar batu bata yang kokoh ditengah kota Macau. Ya Dika mengajak kedua sahabatnya beserta Prilly untuk bermain petak umpet, namun ini adalah petak umpet yang tak biasa. Karena mereka harus menggunakan topeng yang sempat Dika beli sebelumnya.

Pada hitungan kesepeluh Kevin mendongakkan wajahnya ia memutar pandangannya keseluruh sudut arena permainans mereka. Kevin mulai berlari mencari-cari keberadaan kedua sahabatnya dan Prilly. sementara itu, ditempat yang tak jauh dari Kevin. Prilly dan Dika sudah menemukan sebuah sudut dibalik pilar-pilar besar peyandang sebuah gedung megah berwarna putih sebagai tempat persembunyian mereka.

10 menit berlalu, Kevin sudah berhasil menemukan Kirun terlebihi dahulu namun mereka berdua masih terlihat kesulitan mencari Prilly dan Dika. Prilly dan Dika berusaha tidak mengeluarkan suara apapun dibalik persembunyian mereka. Prilly pun memutar badannya membelakangi Dika yang sedari tadi menggodanya untuk tertawa.

“hikss hiksss” terdengar sebuah suara isakan tangis ditelinga Dika. Dika pun sontak menoleh kepada Prilly disampingnya. Ia memiringkan kepalanya untuk memastikan apa firasatnya benar tentang prilly. bola mata Dika memutar ke berbagai arah, mencari factor yang membuat gadis itu menangis. Ya ternyata televise tadi telah memutar sebuah iklan dengan icon foto Ali yang tak lain adalah kekasih Prilly.

“gak usah kak.. Prilly baik-baik aja..” sentak Prilly sedikit terisak saat  Dika ingin membuka topeng yang menutupi wajah gadis itu. Dika terkejut akan sentakan gadis itu, ia menghela nafas berat melihat hal itu. Dika pun memutuskan untuk mendiamkan Prilly sebentar dalam kesedihannya, ia tahu akan yang dirasakan oleh gadis itu.

“Prilly, Dika kete….” Ujar Kevin dan Kirun serentak saat menemukan Prilly dan Dika ditempat persembunyian mereka. namun ucapan mereka harus terhenti seketika, saat melihat tubuh Prilly yang sudah berjongkok disamping Dika dengan tubuh yang bergetar. Ya Prilly menangis sekencang-kencangnya. Ia sudah tak bisa lagi menahan air mata yang selama ini sudah berusaha ia tahan.

Ketiga anggota F4 itu pun menghela nafas berat, sementara Kevin mengepalkan tangan nya geram karena melihat Prilly menangis seperti itu. setelah Prilly sudah mulai meredakan isak tangisnya, ketiga pria tampan itu bergegas memapah tubuh mungil Prilly untuk kembali ke penginapan. Mereka tak mau melihat Prilly semakin tersiksa akan kerinduan hanya dengan melihat wajah Ali dilayar televisi itu.

“gimana Prilly udah tidur?” tanya Kirun dan Dika serentak saat melihat Kevin yang sudah keluar dari dalam kamar hotel milik Prilly.

Kevin pun hanya menjawab pertanyaan kedua sahabatnya dengan anggukan kepala.

“gue udah telfon pak Benny tadi, besok dia bakalan diem-diem pertemuin kita sama Ali di auditorium Hotel” ucap Dika. Kirun dan Kevin mengangguk setuju dengan ucapan Dika.

**

“tuan muda ada kuasa hukum MR. Chang yang menunggu anda diluar” ujar pak Benny sambil membungkukkan sedikit tubuhnya memberi hormat kepada Ali dan Zayin Syarief. Ali menautkan alisnya saat mendengar utusan dari rekan kerjanya itu sedang menunggunya di Macau tanpa membuat janji terlebihi dahulu. Namun Ali segera bergegas mengikuti langkah pak Benny karena feelingnya yang menyuruh ia bergegas.

Ali, pak Benny dan beberapa pengawal Ali berjalan menyusuri lorong-lorong hotel menuju sebuah ruangan auditorium yang sudah di rencanakan pak Benny kemarin malam. setibanya di depan pintu ruangan auditorium tersebut pak Benny membuka pintu itu lalu mempersilahkan majikan tampannya untuk masuk. “maafkan saya tuan muda” ucap pak Benny saat melihat raut wajah Ali yang berubah menjadi serius.

Ali tanpa banyak bicara pun segera melangkah kan kakinya masuk. Ia segera menghentikan langkahnya saat melihat ketiga sosok sahabatnya sedang menyilangkan kedua tangannya didepan dada mereka masing-masing.

“long time no see Aliando Syarief” ujar Kirun tersenyum miring.

“sibuk banget lo Li sekarang?” timpal Dika dengan senyum sinisnya. Ali terlihat seperti tak kaget dengan kedatangan ketiga sahabatnya ke Macau, ia tahu dengan maksud kedatangan sahabat-sahabatnya itu. Ali berjalan santai lalu duduk dihadapan ketiga sahabatnya.

“ngapain lo pada kesini?” ucap Ali akhirnya setelah mereka semua terlarut dalam keheningan sesaat dengan tatapan panas.

“ckckck gila, lo berubah Li sekarang..” ujar Kevin membuka suara dengan menggelengkan kepalanya perlahan. Ali hanya meringis sinis mendengar ucapan Kevin yang menyebut dirinya berubah.

“lo gak mau temuin Prilly Li?” celetuk Kirun dengan tatapan nya yang tajam tertuju kepada Ali menunggu jawaban pria itu.

Ali terlihat menarik nafas nya dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan yang sebelumnya sudah ia tebak.

“kalo kalian Cuma mau ngomongin gadis itu, gue gak tertarik.. gue banyak kerjaan..” ujar Ali santai tanpa perasaan berdosa, lalu ia segera bangkit dari kursinya. Sementara Kevin, Kirun dan Dika seakan terkena halilintar mendengar ucapan sahabat mereka itu. Kevin mengepalkan tangannya geram lalu ia memukul dengan kasar meja yang ada dihadapannya.

“Lo Aliando Syarief! Berhenti disitu!” desis Kevin geram. Ali mendengar ucapan Kevin pun sontak menghentikan langkahnya lalu ia menoleh dan memandang tajam kedua manic mata Kevin yang dipenuhi oleh aura kemarahan.

“apa lagi? kalian gak ngerti ucapan gue? gue udah gak berminat dengan semua urusan yang berhubungan dengan gadis itu.. dia Cuma nyusahin gue.. gue sekarang punya tanggung jawab besar setelah kepergian nyokap gue” ujar Ali tak kalah sinisnya dengan Kevin. mata Kevin, Kirun dan Dika sontak membulat sempurna mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Ali tadi.

Kali ini Kirun yang sudah tak bisa berfikir jernih pun melangkah perlahan mendekat kearah Ali yang diam mematung, tangan nya mengepal kuat giginya beradu menahan emosi. Sekarang kedua pria tampan itu sudah berdiri saling berhadapan dengan tatapan yang dipenuhi kabut emosi. Terlihat dari belakang Dika menyusul Kirun untuk menghampiri Ali.

“kalian mau apa? Mau pukul gue? gue brengsek Cuma gara-gara cewe itu?” ujar Ali dengan nada menyepelekan.

BUGGGHHHHHHH!!! Sebuah pukulan keras mendarat mulus diwajah tampan Ali hingga membuat tubuh Ali tersungkur dilantai. Mendengar ucapan yang seakan menyepelehkan Prilly, Dika sudah kehilangan kesabarannya menghadapi Ali.

“BRENGSEK!!! Lo denger gue baik-baik ya!!! Itu pukulan gak berarti apa-apa lagi!!! Prilly udah gak bisa ngelanjutin cita-citanya Cuma karena dia harus susulin laki-laki brengsek kaya lo!!! Laki-laki yang gak punya hati!!!!” bentak Dika dengan emosi yang terbakar. Kirun dan Kevin dengan sigap menarik tubuh Dika untuk keluar dari ruang auditorium itu sebelum terjadi baku hantam yang lebih hebat dari ini.

ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang