part 29

13.7K 656 6
                                    

“Mila, Ule kalian liat Michelle gak?” ujar Prilly dengan nafas nya tersengal-sengal menghampiri kedua sahabatnya yang sedang asik menyantap makan siang mereka dikantin SY school. Mila dan Ule saling melemparkan pandangan heran mereka.

“loh? Gue pikir dia sama lo Prill..” tutur Ule. Prilly menggeleng kepalanya lemah menjawab perkiraan Ule barusan. Hal itu sontak membuat  Mila dan Ule menjadi kalang kabut seperti Prilly. Prilly memberitahukan kalau sedari bel jam istirahat ia tak melihat sosok Michelle dibasecamp maupun didalam kelas.

Prilly, Mila, dan Ule pun serempak melesat berlari menaiki anak tangga menuju basecamp ‘F4’. Tak seperti biasanya, Prilly membuka pintu ruangan ‘F4’ secara kasar. Hal itu sontak membuat anggota ‘F4’ yang sedang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing disana pun menoleh dengan keterkejutan.

“kak Dika, Michelle kemana?” tanya Prilly terburu-buru dengan nafasnya yang tersengal-sengal. Dika yang sedari tadi sedang bermain billiard pun melempar stick billiardnya keatas meja billiard itu dan berlari meninggalkan mereka semua yang memperhatikan dirinya dengan ekspresi heran.

“emang Michelle kemana?” tanya Kevin menghampiri Prilly, Mila dan Ule sambil mengelus punggung Mila kekasihnya. Mila menggelengkan kepalanya lemah. “dari pas jam istirahat dia udah ngilang dari kelas” sahut Ule tak kalah cemasnya.

Prilly memeluk tubuh Ali yang kini sudah berada disampingnya sekarang. Ia mencemaskan keadaan Michelle sahabatnya itu. tak biasanya Michelle menghilang seperti itu. jam bel pelajaran pun sudah kembali bordering, ketiga gadis itu pun harus kembali melanjutkan kewajiban mereka sebagai murid walaupun dengan fikiran mereka yang melayang akibat khawatir dengan Michelle.

“kalian duluan aja, aku mau ke locker olahraga dulu” ucap Prilly kepada Mila dan Ule seusai jam pelajaran sekolah itu. Mila dan Ule pun mengangguk lalu mencium pipi chubby Prilly dan bergegas kembali berkumpul dibasecamp ‘F4’

Prilly melangkahkan kakinya cepat menuju locker ruang olahraga yang tak jauh dari ruang kolam renang gedung ekskul SY school. Prilly pun melewati ruang kolam renang Indoor yang hanya tertutup oleh pintu kaca ototmatis. Mata Prilly sontak memicing dan menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang sedari tadi ia cari.

Prilly berjalan pelan menghampiri sosok gadis yang sedang terduduk diatas kursi panjang disisi kolam renang dengan menangkupkan wajahnya dengan kedua telapak tangan nya yang bertumpu pada pahanya. Dengan hati-hati Prilly duduk disamping sosok gadis itu dan mengelus punggung gadis itu perlahan.

“are u okay?” ucap Prilly lembut disamping gadis itu. gadis itu pun sontak mengangkat wajahnya untuk melihat Prilly.

“Prilly?” ucap gadis itu dengan suaranya yang serak. Mata gadis itu terlihat sembab dan berkaca-kaca menatap Prilly. telapak tangannya pun sudah basah terkena air matanya. Gadis itu semakin menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Prilly saat Prilly memeluk tubuhnya. “lo kenapa Chell?” tanya Prilly lembut dengan mengelus kepala Michelle yang bertumpu dipundaknya.

Ya gadis itu adalah Michelle yang sedari tadi di cari oleh Prilly. Prilly menanti dengan penuh kesabaran menunggu redanya isakan tangis Michelle sahabatnya. seusai menangis di pelukan Prilly, Michelle mulai menceritakan hal yang membuat hatinya gundah.

“lo gak bisa kaya gini Chell, lo harus temuin kak Dika.. lo gak bisa kaya gini terus Chell..” ujar Prilly lembut. Michelle pun kembali terisak. Prilly menghela nafasnya lalu kembali memeluk tubuh Michelle. Hubungan Michelle dan Dika sepertinya sedang diuji oleh sang halik. Michelle mendapati beberapa kali Dika berjalan dengan wanita lain di mall bahkan dengan wanita yang berbeda-beda. Prilly tahu betul, Michelle sangat mencintai Dika. Namun Michelle bukan lah gadis yang mempunyai keberanian besar untuk menanyakan kebenaran yang pasti akan membuat hatinya sakit itu kepada Dika kekasihnya.

Prilly menemani Michelle untuk mengantarnya masuk kedalam taxi yang akan mengantarnya pulang hari ini. Dika sudah berhasil menemui Michelle tadi, namun Dika meninggalkan Michelle dengan penuh amarah karena Michelle sama sekali tak mau menceritakan ada apa sebenarnya bahkan Michelle pun tak mau menatap manic mata Dika saat berbicara dengannya.

Prilly melangkahkan kakinya melewati lorong dengan pilar-pilar besar sebagai penyanggah menuju basecamp ‘F4’ dilantai 3 gedung SY school. Namun baru saja ia tiba dilantai 2 sekolahnya Prilly melihat sesosok laki-laki yang bersandar pada tembok dibelakangnya. Rambutnya yang biasa tertata rapih terlihat acak-acakan sekarang.

Prilly berjalan mendekati laki-laki itu dengan hati-hati. Laki-laki itu menyadari kehadiran Prilly yang masih perjalanan mendekati dirinya. “ngapain lo kesini Prill?” tanya laki-laki itu dengan suaranya yang serak.

Prilly tersenyum tipis dan mengelus lengan laki-laki itu “aku harap kak Dika bisa lebih dewasa dan peka sama perasaan Michelle” ujarnya dengan menorehkan senyuman simpul. Dika mengerutkan keningnya pertanda tak mengerti dengan maksud ucapan gadis itu. “maksud lo?” tanya Dika.

“aku harap, kakak gak terlambat sebelum waktunya.. besok Michelle berangkat ke Jambi menemui orang tuanya, dia ijin dari sekolah sampai batas waktu yang gak bisa ditentukan.. aku harap kakak gak terlahir sebagai laki-laki PENGECUT” jelas Prilly. mata Dika sontak membulat mendengar penjelasan Prilly, ia mengepalkan tangannya menahan rahang mulutnya menahan emosi akan ucapan Prilly yang menekan kata PENGECUT.

“maksud lo???” ujar Dika geram dengan wajahnya yang kini sudah memerah. Prilly membuang muka nya enggan menatap Dika dengan senyuman sinisnya “jadi ini Handika Pratama anggota ‘F4’ yang aku kenal? Aku tahu kakak orang kaya! Tapi bukan berarti kakak bisa membeli semua yang ada didunia ini menggunakan uang! Termasuk wanita! Kalau kakak memang gak pernah benar-benar cinta sama Michelle lebih baik kakak putusin Michelle sekarang tanpa harus menyiksanya lebih jauh!” bentak Prilly dengan wajah yang tak kalah memendam emosinya sendiri.

“lo gak usah sok tau yah anak kecil! Gue cinta sama Michelle! Dan lo gak ada hak! Lo gak usah campurin urusan gue sama Michelle! Sekarang lo pergi dari sini!!!” sentak Dika dengan intonasi suaranya yang meninggi karena amarah.

Prilly terperanjat kaget akan bentakan Dika, Prilly sebenarnya gadis yang tak bisa dibentak seperti itu. namun ia berusaha menahan air matanya lalu dengan cepat beranjak meninggalkan Dika sendirian disana.

nahhhh !! di part ini aku buat Prilly seperti geum jan di hahahaah :p

hayoo yang fans nya Ken & Lioraa voted and comment yaaa dapet feelnya gak hohoho

ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang