Part 41

13.4K 639 11
                                    

“ayo lo mau sampe kapan diem kaya gitu?” Gritte menegur Prilly yang terdiam disebelahnya tak kunjung beranjak keluar dari dalam mobilnya. Prilly meremas ujung gaun yang ia kenakan, dengan matanya yang tak lepas memandang gedung Sy company. Begitu banyak karangan bunga ucapan selamat atas pernikahaan kedua insan ini.

Lobby gedung SY company pun  sudah di desaign sedemikian rupa menjadi seperti istana dengan tema berwarana putih dan perak. Prilly menarik nafas nya dalam-dalam sebelum ia turun dan masuk kedalam ballroom itu.

“tapii tee..” tolak Prilly lirih menahan tangan Gritte yang ingin turun dari dalam mobilnya.

“apa lagi Prill? lo udah janji sama gue kan? Kalo gue berhasil ngumpetin lo dari Ali dan temen-temennya lo bakalan nurutin apapun permintaan gue? dan ini sekarang permintaan gue”

Prilly pun mengerucutkan bibirnya kesal, ia tak menyangka sahabatnya bersikap tega seperti ini, memaksanya untuk menghadiri acara pernikahaan Ali sang kekasih. Beberapa waktu lalu sebelum Gritte akhirnya bersedia menyembunyikan Prilly disukabumi Prilly sempat memberikan Gritte perjanjian. Ia akan menuruti semua permintaan Gritte kalau ia diijinkan menginap di suka bumi rumah milik nenek Gritte.

Gritte menarik paksa tangan Prilly untuk mengikutinya masuk kedalam ballroom ruangan pesta pernikahan Ali dengan Rebecca dilantai 7 gedung ini. Setibanya di daun pintu ballroom yang tertutup dan dijaga oleh dua penjaga disana. Gritte menyuruh Prilly untuk menunggu sebentar, karena ia ingin pergi ke toilet.

Prilly meremas-remas gaun yang ia kenakan dengan gusar, hatinya tak siap. Pelupuk matanya terasa panas, seperti mimpi disiang bolong ia harus menghadiri pesta pernikahaan Ali sang kekasihnya dengan wanita lain.

“PRIILLLLLYYY” seru seseorang dari belakang Prilly. sontak Prilly pun menoleh ia menautkan kedua alisnya saat melihat siapa yang menyerukan namanya. Belum sempat ia berucap apapun orang itu sudah menyerbu dirinya. Bahkan bukan Cuma 1 orang. Mereka memeluk Prilly erat dengan mata mereka yang menitihkan air mata.

“Mila, Michelle, Ule” sahut Prilly lirih dengan matanya yang berkaca-kaca. Ia membalas pelukan ketiga sahabatnya itu. ia sungguh rindu dengan mereka. ia merasa bersalah membuat mereka menjadi khawatir akan dirinya yang terlalu sibuk memikirkan Ali.

Prilly memeluk erat sahabatnya itu “maafin gue.. maafin guee.. gue terlalu mikirin diri gue sendiri” Mila pun melepas pelukan nya terhadap Prilly, ia meletak telunjuk jarinya dibibir mungil Prilly.

“sssttt… lo gak usah bicara apa-apa lagi.. gue bersyukur lo udah kembali sekarang, dan gue berterima kasih banget sama dia” ujar Mila lalu menunjuk sosok seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka dan mengembangkan senyumannya.

Prilly melihat kearah sosok yang ditunjuk oleh Mila, ia menautkan kedua alisnya saat ia menangkap sosok Gritte yang tadi sempat berpamitan dan pergi ketoilet. Gritte berjalan mendekat kearah mereka, Gritte menyentil lembut jidat Prilly sahabat kecilnya itu.

“lo harus bersyukur banyak yang sayang sama lo” ungkap Gritte. Bibir mungil Prilly bergetar, pelupuk matanya lagi-lagi menitihkan air mata. Ia bangga memiliki sahabat seperti mereka terlebih lagi untuk Gritte.

“lo gimana bisa kenal sama mereka?” tanya Prilly terheran-heran dengan keningnya yang berkerut dan menatap tajam Gritte. Gritte terkekeh geli lalu melemparkan pandangannya menatap Mila, Michelle dan Ule.

“gue akan ngelakuin apapun supaya senyuman lo bisa ngembang lagi” sahut Gritte. Senyuman Prilly pun sontak mengembang mendengar penjelasan singkat sahabatnya, Gritte. Ia mengigit bibir bawahnya, terasa seperti mimpi sekarang ia bisa bersama kembali dengan ketiga sahabatnya lagi bahkan bersama Gritte sahabat sehidup sematinya.

Prilly berjalan memasuki ballroom bersama Mila, Michelle, Ule dan Gritte dengan penuh dukungan oleh sahabat-sahabatnya wanita mungil itu berjalan memasuki ballroom yang di sulap menjadi istana dengan dekorasi mewah putih dan perak dengan langit-langit yang menggantung indah birdcage berwarna perak dan dinding-dinding yang hiasi mawar-mawar putih.

“aku punya hadiah buat kalian” tegur Mila saat ia menghampiri Kevin, Kirun dan Dika yang baru saja kembali kedalam ballroom seusai ia mengunjungi Ali dikamar hotelnya. Ketiga anggota F4 pun mengerutkan keningnya saat tubuh Mila sudah menghilang dari hadapannya. Sesaat kemudian Mila menggandeng seseorang yang akan ia pertemukan dengan kekasih dan kedua sahabatnya itu.

“PRILLLLLLY???!” pekik ketiga anggota F4 bersamaan saat melihat Mila yang sudah kembali kehadapan mereka sekejap dengan membawa sosok Prilly. mata mereka membulat tak percaya, gadis itu akan datang menghadiri pesta pernikahaan Ali setelah ia menghilang selama beberapa lama tanpa kabar.

Dika berjalan mendekat kearah Prilly dengan tatapannya yang tajam, Prilly tertunduk menatap lantai yang terlapisi oleh karpet ia menduga-duga jika Dika akan memarahi dirinya yang seperti anak kecil. Namun dugaan nya salah besar, Dika meraih tubuh mungil Prilly dan memasukan tubuh mungil Prilly kedalam dekapannya. Prilly merasakan pucuk kepala nya basah seperti terkena tetesan air.

Ia berusaha mendongak untuk menatap wajah Dika, ya Dika menangis memeluk Prilly. Prilly memutar pandanganya melihat Michelle yang  tak jauh dari nya dan Dika. Michelle tersenyum dan mengangguk seakan menjawab pertanyaan Prilly hanya dari sorot matanya. Prilly membalas pelukan Dika erat sangat erat.

“Prill maafin gue, gara-gara gue lo harus kehilangan mimpi lo.. maaf” ucapan Dika terdengar begitu lirih ditelinga Prilly. Ya selama ini Dika hampir frustasi karena selalu dihantui rasa bersalah terhadap Prilly akibat Prilly menyelamatkan dirinya, gadis itu harus kehilangan mimpinya sendiri.

Prilly melepaskan pelukan Dika dan menatap pria tampan yang sudah ia anggap seperti kakak kandung nya. Prilly menggeleng lalu menghapus air mata Dika “ini bukan salah kakak.. kalau gak ada kakak mungkin aku udah mati..”

“dan makasi juga buat kak Kevin dan kak Kirun kalian selalu jadi malaikat penyelamat ku” lanjut Prilly melemparkan pandangannya menatap Kevin dan Kirun. Kevin dan Kirun pun tersenyum tipis lalu melangkah mendekat kearah Prilly dan Dika. Mereka berdua pun meraih tubuh mungil gadis itu kedalam pelukan mereka bergantian.

ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang