Chapter 03 (1)

197 30 2
                                    

Guyuran air dingin menyentak Sumizome untuk bangun seketika. Karena sentakan yang terlalu tiba-tiba, rasa nyeri di wajahnya dan sekitar ujung bibirnya terasa sangat menyakitkan dari aslinya.

"Bangun!" perintah sebuah suara rendah.

Sumizome langsung kesal mendengar suara itu. Kenapa aku harus disambut dengan suara orang yang kubenci saat baru bangun?!

Sumizome membuka kelopak matanya yang terasa berat dengan pelan. Tiba-tiba, sesuatu menyentuh luka di pipinya membuat ia menutup kembali matanya dan menahan rasa sakit yang datang dari sentuhan.

"Ah ... maafkan aku. Masih sakit ya? Tolong tahan sebentar ya," ujar suara seorang pria yang sangat lembut.

Sumizome kembali membuka matanya dengan pelan, mengintip siapa pemilik suara itu.

"Kau tidak perlu mengobati dia! Aku harus bicara dengannya sekarang!" bentak Yuushu penuh kekesalan.

Pria muda dengan kulit putih dan wajah yang tampan itu menatap pria yang seperti beruang murka itu seraya menghela napas. Pria itu menjauhkan kain dari wajah Sumizome lalu berdiri - menampakkan tubuhnya yang tinggi dan kurus.

"Baiklah, tapi tolong jangan lakukan kekerasan lagi. Walaupun Tuan telah melihat anak ini menggunakan jurus terlarang tapi itu tidak bisa menjadi bukti kuat dan keluarganya bisa menuntut kita. Tolong tenangkan diri Anda," ujar pria lembut itu mengingatkan.

"Aku tahu!" bentak Yuushu kesal. Ia memberi tatapan yang memerintah pria itu untuk keluar sekarang juga.

Seraya menghela napas, berharap tuannya itu benar-benar mendengarkan nasihatnya, ia keluar dari ruangan. Tanpa lupa, ia menutup kembali pintu geser ruangan itu.

Sumizome melihat sekelilingnya dan menemukan sebuah ruangan luas yang kosong melompong. Hanya ada dia yang basah karena air. Ketika ia menggerakkan tangannya, bunyi rantai yang bergesekan terdengar. Ternyata, tangan dan kakinya telah dirantai dan tali rantainya diikat disalah satu dinding ruangan itu.

"Woi! Kau! Beritahu aku yang sebenarnya! Apa kau dari klan Ine?!" Yuushu menatapnya dari atas seperti melihat sampah masyarakat.

Amarah kembali memenuhi Sumizome. Ia juga memiliki harga diri dan diperlakukan seperti ini hanya membuatnya emosi saja. Memangnya si Yuushu ini siapa?! Kakek buyutku? Kakek buyutku pun tidak akan merendahkanku seperti itu!

"Heh! Bangsat! Kau tidak pernah diajari tata krama?!" seru Sumizome menantang.

Yuushu menarik kerah baju Sumizome hingga laki-laki yang berbadan lebih kecil itu tersentak ke atas. Mata Yuushu penuh dengan amarah sedangkan tangan kirinya sudah berada di udara, siap menampar Sumizome.

Tentu saja, Sumizome tidak takut sama sekali. Ia malah menggunakan kesempatan ini untuk mengejek musuhnya.

"Hah! Kau mau memukulku lagi? Benar-benar tidak sopan! Apa aku salah? Aku tidak salah dan kau ingin memukulku lagi padahal orang tadi sudah memperingatkanmu untuk tidak memukul! Apakah mantan kepala keluarga Higa hanya bisa menyelesaikan masalah dengan kekerasan? Wah ... menakutkan ... apa aku harus memanggil ibuku untuk menolong?" ujarnya membuat-buat ekspresi takut sekaligus mengejek pria di depannya.

Kerutan di alis Yuushu semakin mendalam. Ia mengepalkan tangannya yang sudah siap menampar Sumizome begitu erat hingga bagian tangan yang tertanam kuku-kukunya bisa mengeluarkan darah. Akhirnya pria itu melepaskan kerah Sumizome dengan kasar hingga laki-laki berbadan kecil itu jatuh terduduk di atas lantai kayu yang keras - mengeluhkan sakit di bokongnya.

Yuushu ragu sebentar sebelum akhirnya ikut duduk di atas lantai, menghadap ke arah Sumizome. Dengan wajah yang masih kaku, pria itu bertanya, "Kau dari klan Ine? Siapa namamu?"

Searching for the Truth [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang