Chapter 17

187 21 4
                                    

"Kakak," panggil Akio kepada kakaknya yang baru saja keluar dari ruangan Yuushu.

Setelah menyelidiki beberapa tubuh anggota Ohayashi yang bisa mereka bawa, ditemukan bahwa bibit manusia salju memang ada di dalam tubuhnya. Namun, karena Kazuma tidak memiliki bibit itu mereka menyimpulkan bahwa bibit itu disalurkan melalui makanan di saat Tomochika bertamu di kediaman Ohayashi.

Hal ini karena Kazuma hampir tidak pernah mengikuti kegiatan makan jika Tomochika datang. Ayahnya selalu mengirimnya pergi saat itu. Sepertinya Hiromori tahu rencana Tomochika dan ingin setidaknya membiarkan anaknya hidup.

Mendengar ini, Kazuma sempat terpuruk untuk beberapa hari tapi ia merasa tidak boleh begini terus. Ia harus membangun kembali klan Ohayashi karena anak muda dari klannya yang masih bersekolah di sini dan warga klan di luar kediaman yang tidak mendapat bibit itu juga masih membutuhkan bantuannya.

Untuk sementara, semuanya diungsikan di kota Hiosaka ini dan Yuushu sudah memberi ijin. Kazuma sangat berterima kasih untuk itu dan sedang membicarakan rencana ke depannya dengan Yuushu.

"Ada apa Akio?" tanya Kazuma yang baru melihat wajah adiknya lagi setelah beberapa saat.

Mata Akio sedikit bengkak dan wajahnya lusuh. Kazuma membawa adiknya untuk duduk di teras panjang dan luas. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

"A—aku sebenarnya...."

"Mengetahui semua ini dari awal, kan? Aku sudah tahu itu. Rencana seperti ini, mungkin tidak akan pernah diberitahukan padaku tapi kau yang penerus langsungnya pasti akan diberitahu ayah, cepat atau lambat," ujar Kazuma.

Akio mengangguk. "Maaf kakak. Aku ... dalam rencana ini ... aku ... aku sudah membunuh seseorang," ujarnya penuh rasa bersalah.

Kazuma sedikit kaget. Jadi ini beban paling berat yang di bawa adiknya belakangan ini. "Jika kakak boleh tahu, siapa itu?"

"Higa Ren...."

Kazuma tidak mengatakan apa-apa. Menunggu kelanjutan cerita dari adiknya.

"A—aku awalnya hanya disuruh mencari seorang anak muda dari klan Higa lalu memancingnya ke hutan. Aku tidak tahu mereka akan menyerangnya dengan manusia salju. Aku ... aku sudah bertanya apakah anak muda itu tidak akan meninggal dan mereka meyakinkanku bahwa anak muda itu akan baik-baik saja. Ta—tapi, setelah nyawa kakak Sumizome keluar dari tubuh itu, Higa Ren, dia ... meninggal."

Tangan Akio gemetaran. Ia benar-benar dipenuhi rasa bersalah. Anak muda yang masih punya banyak potensi dan masa depan yang panjang dan Akio menghancurkan semua itu.

Kazuma ingin mengatakan bahwa itu bukan salahnya tapi ia merasa bukan itu yang diinginkan Akio. Ia mengelus punggung adiknya dengan pelan. "Akio, kau ingin meminta maaf kepada keluarga mereka dan bertanggung jawab?"

Akio tertegun. Ia mengangguk setelah beberapa saat diam. Kazuma tersenyum kecil.

"Aku akan menemanimu minta maaf. Jadi, ayo kita bicarakan sama-sama, ya." Kazuma menepuk pelan kepala Akio.

Bibir Akio bergetar. Air mata mengalir jatuh membasahi pipinya. Ia mengangguk kecil sebagai jawaban. Kata terima kasih ingin ia ucapkan tapi bibirnya terlalu bergetar hingga sebuah gumaman tidak jelas yang akhirnya keluar dari mulutnya.

*****

"Kakak Sumizome belum bangun!" gerutu Rikuto.

Keadaan Sumizome terus begitu dan satu minggu tiga hari sudah lewat dari kejadian itu. Ada rasa cemas juga tapi sekaligus, rasa bosan dan jenuh memenuhinya. Towa yang duduk di sampingnya juga merasakan hal yang sama.

Searching for the Truth [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang