SAAT KEGIATAN KAMPUS BERLANGSUNG

431 3 0
                                    

SAAT KEGIATAN KAMPUS BERLANGSUNG

Hari ini adalah hari dimana kegiatan “Latihan Kepepmiminan Mahasiswa”  diadakan. Seluruh mahasiswa diharapkan datang sebelum jam tujuh tepat.

“Glodax... Bruakkk... klontang-klontang.. brakkk@$%@###” (terdengar suara dari dalam kamar Fiki).

“Apa-apaan ini, pagi buta sudah buat onar?” Kata Rio yang merasa terganggudengan suara bising yang ditimbulkan Fiki.

“Sorry, Aku mau ke Malang, ada acara kampus. Jadi see you next time.” Fiki meninggalkan kos dengan terburu-buru.

Sesampainya dikampus Fiki melakukan absensi yang dibagi perkelompok. Fiki dan kelompoknya mendapatkan bus nomor dua. Fiki melihat dari beberapa teman kelompok yang belum ia kenal, ada salah satu anak yang menurutnya tidak asing denganya. Ia melihat seorang cewek tinggi, dengan menggunakan jaket parasut (kayak mau terjun payung saja), serta menenteng tas pinggang yang terlihat sangat anggun.

“Siapa ya.. sepertinya aku pernah tahu sebelumnya, ahh lolaku (Loding Lama) kumat lagi, ahh.. masa bodoh nanti, juga bakalan ingat dengan sendiri?” Gumam Fiki dalam hati.

Setelah menaiki bus sesuai dengan daftar kelompoknya masing-masing, Fiki memilih kursi dibagian tengah badan bus, di kursi nomer tiga dari depan, membentuk sudut sembilan puluh derajat, dengan jarak antara kursi dengan sopir sepanjang lima meter dari arah barat laut, dengan sudut kemiringan yang sudah disesuaikan dengan bentuk badan Fiki (sistematis banget). Tak selang beberapa lama, ada seorang cewek tinggi, dengan menggunakan jaket parasut (sepertinya cewek yang mau terjun payung tadi), dan menenteng tas pinggang menghampiri fiki.

“Mas.. Tempat duduknya kosong?” tanya cewek berparasut.

“ohh.. iya.” Fiki bengong memandangi cewek tersebut.

“ Mas boleh duduk?” tanya lagi si parasut.

“Duduk.. oh silahkan.” Fiki masih belum sadarkan diri dari bengongnya melihat cewek yang berparasut.

“Agak geser mas?”

“Ohh iya geser...” fiki masih bengong dan belum menampakkan kesadarannya.

“Perkenalkan mas. Nama saya Cindy Fatika Sari.” (sekarang namanya Cindy, bukan cewek berparasut)

Target kedua adalah “Cindy Fatika Sari,” dan lebih akrab dipanggil Cindy. Cindy merupakan teman sekampus Fiki. Ia kelahiran Surabaya. Ia juga satu fakultas dengan Fiki, tepatnya fakultas Farmasi. Cindy yang berperawakan tinggi semampai, putih dan memiliki wajah yang cukup cantik, membuat Fiki ngos-ngosan melihat wajahnya. Apalagi sampai berkenalan dan duduk bareng. Sepertinya Fiki sudah tak bisa bernafas lagi.

“Oooooo... Cindy, namaku Fiki Irwan Bagaskara.” Fiki mencoba memperkenalkan diri.

“Bagus ya namanya?” sahut Cindy.

“Bukan Bagus tapi Bagas, Bagaskara.. hahahahaa.” Jawab Fiki sambil menunjukan ke luguannya.

“Kamu kelas apa Cindy?” taya Fiki kepada Cindy.

“Aku kelas B Fiki, dan kamu kelas A bukan? Jadi gak jauh bangetlah.” Kata Cindy.

“Ooh yaaa... makanya kok aku merasa pernah lihat kamu.”  Jawab Fiki sambil garuk-garuk kepala.

“ Tiap hari ya kamu liat aku, kan kelasnya memang bersebelahan?” Jelas Cindy yang merasa aneh melihat Fiki yang tak mengenalnya.

“Loh iya kah?” Fiki menunjukkan ekspresi lugu.

“Kamu aja yang “Somse” (sombong sekali), teman tetangga kelas aja sampai gak kenal. Hahahahaa.” Kata Cindy. Mereka terlihat sangat akrab sekali.

Penantian di Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang